Berita

Baru saja, tepatnya minggu lalu, kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) resmi tutup buku. Sekarang mahasiswa angkatan 2021 UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA) telah dilanda tanggung jawab baru dengan harus menjalani agenda Kuliah Kerja Nyata (KKN). Agenda KKN kali ini terhitung dilaksanakan lebih awal daripada tahun sebelumnya. 

KKN dikenal sebagai kegiatan pengabdian masyarakat yang wajib dijalani oleh mahasiswa semester akhir pada setiap Perguruan Tinggi (PT), baik negeri ataupun swasta. Pada Senin (10/6), UINSA menggelar acara doa bersama dalam rangka “Pelepasan dan Overview KKN 2024”. Acara ini merupakan awal dari sejumlah rangkaian briefing sebelum eksekusi KKN di lokasi-lokasi yang telah ditentukan.

Lokasi yang menjadi sasaran UINSA dalam momen KKN kali ini, antara lain Banyuwangi, Lumajang, Probolinggo, Pasuruan, dan Surabaya. Lantas, ada pula KKN Nusantara Bandung, KKN Kepulauan Ternate, KKN Persemakmuran Jember, dan KKN Kolaboratif Sumenep. Seluruh mahasiswa diarahkan untuk mengikuti pembekalan KKN yang diselenggarakan pada 11 s.d. 13 Juni di kampus. Terkecuali KKN Surabaya yang pembekalannya dilakukan secara daring pada Rabu (12/6) dan luring pada Kamis (13/6) di Balai Pemuda Surabaya.

“Pembekalan KKN Surabaya di Balai Pemuda Surabaya tanggal 13 Juni dan pembekalan online dengan Dr. Agus Afandi tanggal 12 Juni. Untuk KKN Surabaya tidak ada penginapan, tetapi pulang pergi,” ujar Dr. Lilik Huriyah, M.Pd.I.

Suasana doa bersama dalam rangka “Pelepasan dan Overview KKN 2024” di Gedung Sport Center UIN Sunan Ampel Surabaya, Kampus A. Yani. (Sumber: dokumentasi pribadi)

Waktu pelaksanaan yang lebih awal membuat KKN kali ini penuh tantangan dalam hal persiapan bagi mahasiswa. Betapapun para mahasiswa memerlukan beberapa perabotan dan tentunya uang saku untuk mendukung kelancaran KKN-nya. Sehingga tak jarang mahasiswa cukup kaget dengan KKN yang menurutnya serba mendadak ini.

Kendati demikian, Dian Jayadi Arifin, salah seorang mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF), mengaku tetap semangat dan tak sabar ingin segera terjun ke lapangan sebagai peserta KKN. “Saya gak sabar ingin segera mengabdi kepada masyarakat, meski tentunya banyak tantangan yang akan saya hadapi, tetapi saya harus bisa melakukan yang terbaik,” ungkapnya. “Karena itulah jalan ninjaku,” imbuh mahasiswa asal Surabaya itu.

Senada dengan itu, Ahmad Syifak Udin, Ketua Kelompok KKN 51 Gejugjati, Lekok, Pasuruan 2024, mengatakan bahwa telah mempersiapkan segala sesuatunya bersama para kawan sekelompoknya. Ia terlihat tetap semangat, meski masih tampak sisa-sisa kepenatan dari MBKM dalam tatapan sayunya.

Begitupun saya, Ahmad Fariza Abdullah, salah seorang peserta KKN Surabaya, merasa cukup siap akan menjalani kegiatan pengabdian masyarakat ini. Apalagi KKN Surabaya mengusung tema Kampung Ramah Perempuan dan Peduli Anak (KARPA). Tema ini cukup menarik bagi saya karena pemberdayaan perempuan dan anak menjadi kunci keberhasilan dalam mewujudkan cita-cita “Indonesia Emas”. Demikian saya berikan tiga emotikon api sebagai simbol semangat dan tekad membara akan perjuangan dalam mengabdi.

Akhirnya, keberhasilan pelaksanaan KKN diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berinovasi dan berkontribusi secara positif di tengah masyarakat. Program-program seperti MBKM dan KKN menunjukkan bahwa pendidikan tinggi bukan hanya tentang memperoleh pengetahuan, tetapi juga tentang memberikan dampak positif bagi sekitar. Semoga semangat ini terus menyala dan menjadi api yang tidak akan pernah padam dalam setiap langkah mahasiswa menuju masa depan yang lebih baik. (Ahmad Fariza Abdullah – Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat)