Berita

UINSA Newsroom, Kamis (04/07/2024); Pada tanggal 25 Juni 2024, konferensi Biennial Asian Studies Association of Australia (ASAA) ke-25 berlangsung di Curtin University, Perth, Australia Barat. Konferensi yang bertemakan “Asia Futures: Studies of, in, and with Asia” ini menjadi ajang penting bagi para akademisi, peneliti, dan praktisi untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman mengenai berbagai topik yang relevan dengan perkembangan di Asia.

Salah satu panel yang menarik perhatian adalah “Sustainable Innovations: Navigating Economic and Environmental Challenges in Contemporary Indonesian Practices” yang dilaksanakan di ruangan 502A.102. Panel ini menghadirkan berbagai presentasi yang membahas inovasi berkelanjutan di Indonesia dalam menghadapi tantangan ekonomi dan lingkungan.

Dalam panel ini, Achmad Room Fitrianto, PhD, Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sunan Ampel Surabaya, mempresentasikan hasil penelitian bersama Abdul Halim, Kepala Desa Sekapuk periode 2017-2023, yang berjudul “Effort in Reducing Flooding Risk in Desa Sekapuk through Bio-pore and Infiltration Wells: A Participatory Model”. Presentasi ini mengangkat praktik baik Desa Sekapuk dalam menanggulangi banjir tahunan melalui penggunaan sumur resapan dan bio-pore sebagai model partisipatif.

Desa Sekapuk, yang terletak di Gresik, Jawa Timur, sebelumnya dikenal sebagai desa yang sering dilanda banjir setiap tahun. Namun, sejak diterapkannya metode sumur resapan dan bio-pore, desa ini berhasil mengatasi masalah banjir yang selama ini mengganggu kehidupan warga. Model partisipatif yang melibatkan seluruh elemen masyarakat ini menjadi kunci keberhasilan Desa Sekapuk dalam mengurangi risiko banjir.

Selain presentasi dari Achmad Room Fitrianto, panel ini juga menghadirkan presentasi dari beberapa peneliti lainnya, di antaranya:

  1. Ignatia Martha Hendrati, Wirya Wardaya, dan Putra Perdana dari UPN Veteran Jawa Timur yang mempresentasikan “Implementation of Circular Economy on Business in Indonesia”.
  2. Regina Niken Wilantari, Bayu Aprillianto, Markus Apriono, dan Isti Fadah dari Universitas Jember yang memaparkan “Financial Performance Impact on ESG Disclosure of Listed Agro-Industrial Company in Indonesia: Do Environmental Sensitivity and Customer Proximity Matter?”.
  3. Elis Zuliati Anis dari Universitas Ahmad Dahlan yang mempresentasikan “Cultural Narratives and Sustainable Practices in Disaster Management: Media Insights from Mt. Merapi’s Eruption”.
  4. Rina Hastuti, Toto Suharto, M. Ramawan Arifin, dan Muhammad Lutfi Hamid dari UIN Raden Mas Said Surakarta serta Sirajul Arifin dari UIN Sunan Ampel Surabaya yang membahas “Nurturing Environmental OCB through Green HRM Practices and Sustainable Leadership: How Islamic HEIs in Indonesia Manage Their Environmental Performance”.

Panel ini mendapatkan respon positif dari berbagai akademisi yang hadir, termasuk Dr. Johanna Garnet, dosen senior dalam bidang sosiologi dan studi perdamaian di University of New England, serta Profesor Antony J. Langlois dari Faculty of Business and Law, Curtin University. Mereka memberikan apresiasi terhadap inovasi yang dilakukan di Indonesia dalam menghadapi tantangan lingkungan dan ekonomi yang kompleks.

Prof. Rahardjo dari UIN Walisongo Semarang, Ketua Program Studi S3 Studi Islam, juga turut berpartisipasi dalam diskusi ini. Beliau mengangkat topik mengenai moralitas dan partisipasi dalam mendukung inovasi komunitas. Prof. Rahardjo menekankan pentingnya pendekatan moral dalam setiap upaya inovasi, serta perlunya dukungan penuh dari komunitas dalam setiap langkah perubahan.

Dalam presentasinya, Achmad Room Fitrianto menekankan bahwa keberhasilan Desa Sekapuk dalam mengatasi banjir tidak lepas dari kolaborasi yang baik antara pemerintah desa, masyarakat, dan akademisi. Metode partisipatif yang diterapkan memungkinkan seluruh lapisan masyarakat untuk terlibat langsung dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan solusi. Hal ini tidak hanya meningkatkan efektivitas program, tetapi juga membangun rasa memiliki dan tanggung jawab bersama terhadap hasil yang dicapai.

Pada pemaparan ini diceritakan bagaimana awalnya desa ini menghadapi tantangan besar setiap kali musim hujan tiba. Banjir yang terjadi tidak hanya merusak infrastruktur, tetapi juga mengganggu aktivitas ekonomi dan sosial warga. Dengan semangat untuk mencari solusi yang berkelanjutan, Tim Penulis mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama mencari cara terbaik dalam mengatasi masalah ini.

Penggunaan sumur resapan dan bio-pore menjadi pilihan utama karena teknik ini terbukti efektif dalam mengurangi genangan air dan memperbaiki kualitas tanah. Selain itu, biaya implementasi yang relatif rendah serta kemudahan dalam perawatan menjadikan metode ini dapat diterapkan secara luas oleh masyarakat. Paper yang dipresentasikan juga menekankan pentingnya pendidikan dan sosialisasi kepada warga mengenai manfaat dan cara kerja sumur resapan dan bio-pore, sehingga masyarakat dapat memahami dan mendukung program ini dengan baik.

Presentasi yang disampaikan oleh Achmad Room Fitrianto dan Abdul Halim ini diharapkan dapat menginspirasi peserta konferensi lainnya untuk menerapkan pendekatan serupa dalam menghadapi tantangan lingkungan di daerah mereka masing-masing. Keberhasilan Desa Sekapuk menunjukkan bahwa dengan kemauan yang kuat dan kerjasama yang baik, masalah lingkungan yang kompleks dapat diatasi dengan solusi yang sederhana namun efektif.

Di akhir sesi, para peserta panel berdiskusi mengenai berbagai peluang kolaborasi yang dapat dilakukan antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat dalam mengembangkan solusi berkelanjutan untuk tantangan lingkungan. Diskusi ini menghasilkan berbagai ide dan rencana tindakan yang dapat diterapkan di masa depan untuk memperkuat upaya perlindungan lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kegiatan ini tidak hanya memberikan wawasan baru bagi para peserta, tetapi juga memperkuat jaringan kerjasama antara berbagai pihak yang terlibat. Dengan semakin banyaknya inovasi berkelanjutan yang dikembangkan, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang lebih baik dan lebih lestari untuk generasi mendatang.

Sebagai penutup, Achmad Room Fitrianto menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan berkontribusi dalam keberhasilan program di Desa Sekapuk. Beliau juga mengajak para akademisi dan peneliti untuk terus berkolaborasi dan berbagi pengetahuan dalam upaya menciptakan solusi yang lebih baik bagi tantangan lingkungan yang dihadapi bersama.

Dengan berakhirnya panel ini, diharapkan semangat untuk terus berinovasi dan bekerja sama dalam mengatasi tantangan lingkungan akan semakin menguat, sehingga dapat memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat luas.