FUF-UINSA melakukan Kontrak Kerjasama dengan Direktorat PD-POTREN Kementerian Agama
Rabu, 29 Maret 2023
Dalam rangka haul Sunan Ampel yang ke-546, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) menyelenggarakan halaqah akademik Kanjeng Sunan Ampel dengan tema “Merawat Warisan Intelektual Sunan Ampel”. Acara ini diselenggarakan di Ruang AmphiTheatre Gedung Twin Tower UIN Sunan Ampel. Beberapa narasumber juga turut diundang untuk menyemarakkan diskusi tersebut, di antaranya Prof. Dr. H. Ali Maschan Moesa, MSI yang berbicara tentang ‘Quote akademik Sunan Ampel,” Dr. Mahrus El Mawa, yang mendiskusikan tentang ‘Sunan Ampel dan Warisan Naskah-naskah Kuno di Indonesia,’ Ustad Syaukani Ong yang berbicara tentang ‘Peran PITI dan Aktualisasi Nilai-nilai Moderasi Beragama dalam Dakwah Sunan Ampel’, dan terakhir Dr. Wasid, M.Ag berbicara tentang Membaca Ulang Warisan dan Ajarah Akademik Sunan Ampel’.
Di samping itu, acara halaqah ini juga bersamaan dengan penandatanganan Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) antara Prof. Dr. H Waryono Abdul Ghofur (Direktur PD-PONTREN Kemenag), dengan Prof. Abdul Kadir Riyadi, MA (Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UINSA). Perjanjian kerjasama ini menyasar dua hal. Yang pertama, tentang pembukaan kelas khusus pada Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) UIN Sunan Ampel Surabaya berbeasiswa penuh LPDP-Kemenag dengan input mahasiswa dari lulusan Pendidikan Diniyah Formal. Yang Kedua, tentang pendampingan Lembaga Pendidikan al-Qur’an (LPQ).
Kerjasama tersebut dinilai cukup penting dan strategis. Pertama, kerjasama tersebut diharapkan mampu menjembatani kader-kader terbaik lulusan Pendidikan diniyah formal untuk merasakan iklim akademik di kampus terbaik. Tidak hanya itu, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat sebagai pilot project ini telah memiliki banyak kerjasama dengan kampus-kampus luar negeri. Harapannya, para peserta program khusus tersebut nantinya menjadi corong akademik bagi UINSA di tingkat internasional, baik melalui program-program kunjungan akademik (visiting student) maupun pertukaran pelajar (student exchange).
Kedua, program pendampingan LPQ ini juga dinilai cukup strategis untuk mengisi kekosongan peran perguruan tinggi dalam mendampingi lembaga-lembaga tersebut. Jumlah LPQ di Jawa Timur yang mencapai ribuan, hampir tidak mendapat perhatian dari kalangan elit birokrat maupun perguruan tinggi. Keberadaannya tidak cukup diperhatikan secara institusional, meski secara kultural, lembaga tersebut telah memberikan kontribusi yang signifikan, khususnya dalam pendidikan etika bagi anak-anak penerus bangsa. Dalam hal inilah, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UINSA tergerak untuk hadir melakukan pendampingan LPQ-LPQ yang ada di Jawa Timur.
Program pendampingan tersebut, nantinya akan menyasar beberapa aspek krusial, seperti pendampingan aspek mutu, kompetensi guru, dan penguatan tata kelola atau manajemen LPQ. Harapannya, keberadaan LPQ yang ada di Indonesia, khususnya di Jawa Timur, menjadi lembaga yang unggul dan profesional. [FYI]