UINSA Newsroom, Selasa (21/01/2024); Suasana hari kedua kegiatan, ‘Tolerance Education Festival’ di UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya berlangsung meriah. Bertempat di Gedung KH. Saifuddin Zuhri Sport Center & Multipurpose, Selasa, 21 Januari 2024 kegiatan ini dihadiri perwakilan guru dan siswa Madrasah Aliyah se-Jawa Timur.
Pameran pendidikan yang menghadirkan stan-stan fakultas dan lembaga mitra UINSA Surabaya ini dimeriahkan dengan seminar nasional bertemakan “Toleransi sebagai Pilar Peradaban Dunia: Menuju Indonesia Emas.” Seminar ini dihadiri Dr.(H.C) Hj. Khofifah Indar Parawansa selaku Gubernur terpilih Provinsi Jawa Timur dan Prof. Dr. H. Ahmad Zainal Hamdi, M.Ag., selaku Sekretaris Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Kementerian Agama RI sebagai narasumber. Kegiatan ini juga dihadiri segenap pimpinan di lingkungan UINSA, Dinas Pendidikan, serta Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur.
Rektor UINSA, Prof. Akh. Muzzaki, M.Ag., Grad.Dip.SEA., M.Phil., Ph.D., dalam sambutannya menyampaikan, bahwa pada tahun 2025 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UINSA telah menyelesaikan survey indeks persepsi dan praktek toleransi di sekolah. “Hari ini kita ikuti bersama, pengarahan dari Menteri Agama yang akan diwakili Prof. Inung tentang bagaimana kita akan mencoba memperkuat nilai dan spirit toleransi dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah dan madrasah,” ujar Prof. Muzakki.
Dalam laporannya, Dekan FTK, Prof. Dr.H. Muhammad Thohir, S.Ag., M.Pd., menyampaikan terkait hasil survey yang dilakukan pada guru sekolah dan madrasah. Kedepan, hasil survey ini akan digunakan sebagai acuan dalam merancang pengembangan kurikulum pembelajaran toleransi di sekolah. “Toleransi menjadi kunci, bagaimana kita menjaga persatuan dan untuk me-leadingkan nilai-nilai bhinneka tunggal ika itu, maka menjadi instrumen penting dalam peran pendidikan,” tegas Prof. Thohir.
Sementara itu, dalam sesi seminar Prof. Dr. H. Ahmad Zainal Hamdi, M.Ag., menyampaikan bahwa, pendidikan menyumbang 80 persen dalam penurunan angka intoleransi di lingkungan sekolah dan madrasah. “Saat ini, Menteri Agama sedang menggaungkan isu pendidikan, hendaknya segera disusun kurikulum berbasis toleransi,” tegasnya.
Selanjutnya, Gubernur Jawa Timur terpilih, Dr.(H.C) Hj. Khofifah Indar Parawansa menyampaikan, bahwa inklusivitas pelayanan publik merupakan aktifitas pelayanan publik yang dilakukan secara digital dan bersifat impersonal dan profesional. Gubernur menegaskan, bahwa inklusivitas layanan bisa dicapai apabila digitalisasi layanan bisa diterapkan secara maksimal. “Layanan publik yang bersifat inklusif bisa kita lakukan jikalau digitalisasi, ekosistem layanan bisa kita maksimalkan,” tukas Gubernur.
Pada akhir seminar ini dilakukan penyematan pin sebagai bukti cinta toleransi dan toleransi sudah menyatu melalui dunia pendidikan. Pin diberikan langsung Gubernur Jawa Timur kepada perwakilan dosen, guru, mahasiswa dan siswa. (Nls/Humas)
Reportase: Nilasari
Redaktur: Nur Hayati
Foto: Agil/MN.Cahaya