Surabaya, 21 Mei 2025 – Lomba Esai Hukum dalam rangka Sunan Ampel Legal Competition (SALC) 2025 kembali membuktikan dirinya sebagai wadah bagi mahasiswa hukum Indonesia untuk mengasah kecerdasan intelektual dan kreativitas berpikir kritis. Ajang yang diselenggarakan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya ini menantang para peserta untuk menghadirkan gagasan-gagasan cerdas dan solusi inovatif terhadap berbagai isu hukum terkini yang sedang dihadapi bangsa.

Tidak sekadar menulis, para peserta dituntut untuk mengaplikasikan kemampuan analisis logis yang tinggi dan menerapkan teori hukum secara tepat dalam setiap argumen yang mereka bangun. Lomba ini mendorong mereka berpikir jauh di luar kotak, menghadirkan pemikiran yang tidak hanya akademis, tetapi juga solutif dan aplikatif bagi sistem hukum Indonesia di masa depan.

Setelah melewati tahap seleksi dan penilaian yang ketat, tiga tim terbaik berhasil meraih posisi juara. Tim dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, yakni Muhammad Rizky Aditya dan Eka Melani, keluar sebagai juara pertama berkat karya esai mereka yang menunjukkan kemampuan berpikir kritis dan penyampaian solusi hukum yang inovatif dan sistematis. Posisi juara kedua diraih oleh tim Dessy Liskawati dan Inez Maria Nuna Larantukan dari Universitas Airlangga, yang menyajikan esai dengan pendekatan analisis mendalam dan argumentasi logis yang kuat. Sedangkan juara ketiga ditempati oleh tim Mutia Nurul Hatmi Tauhid dan Ajeng Murti Nitisarah dari Universitas Padjajaran, yang memadukan pendekatan multidisipliner dengan ide-ide kreatif dalam membahas permasalahan hukum.
Esai-esai yang masuk dalam kompetisi ini tidak hanya mencerminkan pemahaman mendalam atas norma hukum positif, tetapi juga menunjukkan kecakapan dalam melakukan sintesis antara hukum, filsafat, dan kebijakan publik. Beberapa tulisan bahkan menampilkan analisis komparatif lintas yurisdiksi serta pendekatan interdisipliner yang memperlihatkan kemampuan peserta dalam membaca kompleksitas hukum secara holistik. Hal ini menandakan bahwa para peserta tidak hanya memiliki inteligensi akademik tinggi, tetapi juga kemampuan bernalar sistemik yang menjadi modal penting dalam merancang solusi hukum jangka panjang.
Selain menilai kecerdasan dan kreativitas, lomba esai ini juga menekankan pentingnya orisinalitas dan integritas akademik dalam setiap karya yang dikirimkan. Peserta diwajibkan untuk menghindari plagiarisme dan menyajikan data serta referensi yang valid dan akurat. Hal ini menjadi salah satu fokus penilaian yang menentukan kualitas esai, sekaligus mendorong mahasiswa untuk berdisiplin dalam penelitian dan penulisan ilmiah. Dengan standar yang tinggi tersebut, SALC 2025 berharap dapat mencetak generasi hukum yang tidak hanya cerdas, tetapi juga bertanggung jawab dan profesional.
Prof. Dr. Nurlailatul Musyafaah, Lc., M.Ag., selaku salah satu juri, memberikan apresiasi tinggi terhadap kualitas esai-esai yang masuk. “Lomba ini benar-benar menjadi ajang untuk menguji kecerdasan dan kreativitas mahasiswa hukum. Peserta mampu menggabungkan teori dengan praktik nyata secara harmonis, sehingga menghasilkan karya yang tidak hanya cerdas, tetapi juga relevan dan bisa diaplikasikan,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa tingkat intelektualitas dan inovasi yang ditunjukkan peserta tahun ini sangat membanggakan dan menjadi indikator positif bagi masa depan dunia hukum Indonesia.
Lomba Esai Hukum SALC 2025 bukan hanya kompetisi semata, tetapi juga sarana pengembangan intelektual yang menguatkan kemampuan mahasiswa untuk berpikir kritis dan kreatif. Melalui ajang ini, diharapkan para calon praktisi hukum dapat terus mengasah IQ hukum mereka dan turut serta memberikan kontribusi nyata dalam pembaruan dan kemajuan sistem hukum nasional.
Reportase: George As’ad Haibatullah El Masnany
Redaktur: George As’ad Haibatullah El Masnany
Desain Foto: Alya Luthfy Adzani