@adminuinsa
Saturday, 21 May 2022
UINSA Newsroom, Sabtu (21/05/2022); Empat tahun, menempuh jenjang pendidikan tinggi strata satu tentu bukan waktu yang sedikit. Kendati seringkali waktu berlalu tanpa terasa. Namun, hal berbeda dirasakan Rafi’ Azhimatul Hiba Maulidya, wisudawan Prodi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya pada Wisuda ke-99 Tahun 2022. Dikukuhkan sebagai wisudawan inspiratif berbakat khusus, Rafi’-panggilan akrabnya, merupakan mahasiswa berkebutuhan khusus dengan keterbatasan pendengaran dan berbicara. Ia pun harus berjuang selama 6 tahun guna menyelesaikan studi strata satunya.
“Karena ditengah keterbatasan dia sebagai ABK, juga ditengah keterbatasan sarana prasarana di UIN Sunan Ampel ini, tapi dia berhasil untuk menaklukkan satu etape kehidupan yang luar biasa beratnya,” puji Rektor UINSA Surabaya Prof. H. Masdar Hilmy, S.Ag., M.A., Ph.D., dalam sambutan usai mengukuhkan 732 wisudawan pada Sabtu, 21 Mei 2022.
Rafi’, lanjut Rektor, menjadi cermin bagi kita semuanya bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Tugas dan kewajiban manusia lah, untuk senantiasa berusaha menyempurnakan diri dalam rangka mendapat Ridho Allah SWT. “Dalam rangka membahagiakan dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya, baik untuk diri kita sendiri, keluarga, masyarakat, negara, bangsa, dan agama,” lanjut Prof. Masdar.
Rafi’ dalam kesempatan sambutan mewakili wisudawan ke-99 pun menceritakan tentang bagaimana ia menjalani perkuliahan di UINSA Surabaya. Diakui Rafi’, dirinya memang kerap mengalami hambatan dalam pembelajaran akibat keterbatasan dalam mendengar dan bicara. Hal ini karena belum terlaksananya akses Juru Bahasa Isyarat (JBI). “Namun, hambatan itu bukan masalah untuk saya. Hambatan itu yang memotivasi saya untuk terus bersungguh-sungguh. Seperti pepatah ‘Man Jadda Wajadda.’ Dan sekarang, saya berdiri disini sebagai lulusan, sebagai mahasiswa tuli disabilitas UINSA,” ujar Rafi’ dalam bahasa Isyarat yang disampaikan.
Rafi’ sangat berharap, kedepannya UINSA memberikan fasilitas yang lebih baik bagi para penyandang disabilitas. Seperti halnya akses JBI bagi Disabilitas Tuli, akses jalan untuk kursi roda bagi Disabilitas Daksa, akses guiding block bagi Disabilitas Netra, juga Pembangunan Pusat Layanan Disabilitas (PSLD).
“Saya juga berharap, UINSA selalu memberikan kesempatan untuk teman-teman disabilitas untuk mengikuti jalur seleksi disini. Saya berterimakasih atas dukungan bapak Rektor, bapak/ibu wakil Rektor, Dekan, dan juga bapak Dewan Senat. Bapak ibu dosen pendamping semuanya. Teman-teman semuanya wisudawan angkatan 99, terima kasih untuk mendukung saya,” ujar Rafi berterima kasih. Ucapan terima kasih juga disampaikan Rafi’ atas segenap ilmu bermanfaat yang telah diberikan UINSA Surabaya. Serta kepada kedua orangtua yang selalu mendukung dirinya.
Rafi’ menjadi figur inspiratif yang mengingatkan UINSA Surabaya, agar senantiasa meningkatkan pelayanan bagi peserta didik penyandang disabilitas. Sebagaimana prinsip-prinsip hak penyandang disabilitas yakni prinsip kesetaraan, tidak ada diskriminasi, tersedianya aksesibilitas dan saling menghormati. Karena pendidikan adalah hak semua orang (UUD 1945 Pasal 31). (All/Humas)