
Ramadan bukan hanya bulan untuk beribadah, tapi juga momen untuk tumbuh dan menginspirasi. Di SMAN 3 Sidoarjo, semangat itu terasa nyata bukan hanya dari siswa yang antusias, tapi juga dari para mahasiswa yang hadir sebagai sahabat belajar. Dalam rangkaian Paislove Ramadan 1446 H / 2025 M, kolaborasi apik antara sekolah dan mahasiswa Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) menjadi bukti nyata bahwa pendidikan bisa menyentuh hati dan membentuk karakter secara bersamaan.
Keterlibatan mahasiswa MBKM FTK UINSA bukan hanya sebagai pemateri formal, tetapi juga sebagai teladan dan teman diskusi yang mampu menyentuh sisi emosional siswa. Dengan usia yang tidak terpaut jauh dari para peserta, mahasiswa mampu membangun komunikasi dua arah yang hangat dan setara. Mereka membawakan materi dengan pendekatan yang kontekstual dan ringan, namun tetap bernilai ilmiah dan religius. Hal ini menjadikan setiap sesi bukan sekadar kegiatan ceramah, tetapi dialog spiritual yang menyentuh hati.
Tak hanya memperkaya wawasan keislaman, kehadiran mahasiswa juga memberi napas baru dalam dinamika pembelajaran Ramadan. Para siswa terlihat lebih antusias, aktif bertanya, bahkan terlibat dalam diskusi kecil seusai sesi berakhir. Beberapa guru pun mengapresiasi kontribusi ini sebagai bentuk nyata dari implementasi pendidikan yang berkelanjutan dan kolaboratif. Kegiatan ini menjadi jembatan penghubung antara dunia akademik kampus dan kebutuhan pembinaan karakter di lingkungan sekolah.
Kegiatan Pondok Ramadan ini dilaksanakan selama tiga hari, yaitu Kamis, Jumat, dan Senin (6, 7, dan 10 Maret 2025), dengan rangkaian materi yang disesuaikan berdasarkan jenjang dan jenis kelamin siswa. Seluruh kegiatan dilaksanakan di berbagai titik seperti aula, masjid, dan ruang meeting, dimulai sejak pagi hari dengan shalat dhuha berjamaah, dilanjutkan dengan berbagai materi seperti Fikih Puasa, Fikih Shalat, Moderasi Beragama, Akhlaqul Karimah, Keluarga Sakinah dan Cerminan Anak Sholih/Sholihah.


Yang menarik, pada hari kedua dan ketiga pelaksanaan, yakni Jumat dan Senin, beberapa sesi kajian diisi oleh mahasiswa MBKM FTK UINSA yang menggantikan guru pendamping. Pada Jumat, 7 Maret 2025, materi bertema Akhlaqul Karimah disampaikan oleh Indri Aulia Safitri dan Sahila Faradisa untuk kelas 11 putra yang bertempat di ruang meeting, serta oleh Rosa Amelia Basir untuk kelas 10 putra di masjid. Sementara itu, pada hari Senin, 10 Maret 2025, materi tentang Keluarga Sakinah disampaikan oleh Muhammad Fairuz Nasrullah untuk kelas 11 putra di masjid dan Amelia Khoirunisa untuk kelas 10 putra di ruang meeting.
Interaksi hangat dan gaya penyampaian khas mahasiswa membuat para siswa merasa lebih dekat dan nyaman dalam menyerap materi. Di balik setiap tawa dan diskusi yang mengalir, tersimpan harapan besar: agar nilai-nilai keislaman bukan hanya menjadi hafalan, tapi menjadi bekal hidup yang membumi.
Kegiatan ditutup dengan shalat dhuhr berjamaah yang menjadi simbol kebersamaan dan kekhusyukan seluruh peserta didik. Pondok Ramadan tahun ini diharapkan mampu meninggalkan kesan mendalam dan menjadi titik balik pembentukan karakter Islami yang kuat di lingkungan sekolah. Lebih dari sekadar ajang praktik mengajar, keterlibatan mahasiswa MBKM FTK UINSA dalam kegiatan ini menunjukkan bahwa calon guru bukan hanya hadir di depan kelas, tetapi juga turut menyatu, tumbuh, dan berkontribusi aktif dalam denyut kehidupan sekolah.