Column
Oleh: Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag.
Guru Besar/Ketua Senat Akademik UINSA Surabaya

لَا يَنْهٰىكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيْنَ لَمْ يُقَاتِلُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ وَلَمْ يُخْرِجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ اَنْ تَبَرُّوْهُمْ وَتُقْسِطُوْٓا اِلَيْهِمْۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ

“Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sungguh Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil” (QS. Al Mumtahanah [60]: 8)

            Mungkin Anda terkejut dengan judul artikel ini. Sengaja saya pilih judul itu, sebab tiga huruf itu sangat populer di kalangan anak muda seluruh dunia. BTS adalah group vocal Korea beranggotakan tujuh anak muda, yaitu RM, J, Hope, Suga, Jin, V, Jungkok, dan Jimin. Mereka termasuk kelompok yang paling berpengaruh di dunia maya. Lebih dari setengah miliar orang menyukainya.Pada tahun 2018, mereka diminta berpidato di PBB mewakili UNICEF.Mereka mendapat julukanBangtan Sonyeondan atau Beyond The Scene atau Bulletproof Boy Scouts artinya anak muda yang tumbuh melampaui realitas, dan tahan peluru dalam gempuran budaya dunia demi cita-cita besar. Terlepas dari kekurangan atau kesalahan anak-anak muda, jangan sekali-kali meremehkan potensi mereka. Al Qur’an sendiri mengabadikan kehebatan anak muda, as-habul kahfi  dalam surat Al Kahfi.

            Artikel ini sengaja meminjam nama BTS untuk merangkum tiga pesan penting Ali bin Abi Thalib, r.a, bahwa mukmin terbaik adalah mukmin BTS: Bersih imanya, Tegas sikapnya, dan Sopan pergaulannya). Pesan memantu Nabi itu dimuat dalam kitab An Nasha-ihud Diniyah wal Washayal Imaniyah (النصائح الدينية والوصايا الايمانية) karya Imam Habib Abdullah Haddad, p. 43-44.

Pertama, bersih imannya, yaitu bersih dari kotoran hati yang merusak keimanan, khususnya penyakit syirk (menyembah atau menggantungkan nasib kepada selain Allah, atau menganggap ada kekuatan yang menyamai kekuatan Allah). Jiwanya hanya terisi keyakinan la ilaha illallah (tiada Tuhan selain Allah). Kalimat itulah yang menjadi pegangan hidupnya. Tujuan hidupnya hanya satu, yaitu melakukan kebaikan (‘ibadah). Arah hidupnya hanya satu, yaitu kiblat menuju kesemalatan akhirat. Penentu hidup dan mati, sehat dan sakit, selamat dunia dan akhirat, kejayaan dan kehinaan hanya satu, yaitu Allah. Manusia bisa berencana, tapi sukses atau gagal tergantung atas kehendak Allah, dan semua keputusan Allah itu dasar kasih-Nya, bukan murka-Nya.

قُلِ اللّٰهُمَّ مٰلِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِى الْمُلْكَ مَنْ تَشَاۤءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاۤءُۖ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاۤءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاۤءُ ۗ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۗ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ تُوْلِجُ الَّيْلَ فِى النَّهَارِ وَتُوْلِجُ النَّهَارَ فِى الَّيْلِ وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَتَرْزُقُ مَنْ تَشَاۤءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai Allah, Pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan-Mu-lah segala kebajikan. Sungguh Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang, dan Engkau masukkan siang ke dalam malam, Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Engkau berikan rizki kepada siapa yang Engkau kehendaki tanpa perhitungan” (QS. Ali Imran [3]: 26-27).

            Kalimat la ilaha illallah melahirkan keyakinan, bahwa orang bisa berencana jahat kepada kita, tapi semuanya akan sia-sia jika Allah tidak menghendaki.

وَمَكَرُوْا وَمَكَرَ اللّٰهُ ۗوَاللّٰهُ خَيْرُ الْمٰكِرِيْنَ ࣖ

“Mereka (orang-orang kafir) membuat tipu daya dan Allah pun membalas tipu daya (mereka). Allah pembalas yang terhebat terhadap tipu daya (QS. Ali Imran [3]: 54)

            Mukmin sejati tidak pernah kecewa atau pun marah ketika karyanya tidak dihargai orang, sebab ia yakin, Allah pasti menghargainya, dan penghargaan itu jauh lebih membanggakan daripada penghargaan manusia.

فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ ࣖ

“Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya. Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya” (QS. Az Zalzalah [99]: 7-8)

            Kedua, tegas sikapnya, artinya memiliki pendirian yang kuat (istiqamah) ketika menghadapi godaan yang akan membelokkan imannya. Nabi SAW memberi teladan dalam ketegasan beragama ketika mendapat tawaran kekuasaan tertinggi dan segudang emas jika ia berhenti menyiarkan agama. Ia berkata, “Demi Allah, seandainya mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku agar aku berhenti menyiarkan agama, maka aku akan tetap melaksanakan tugasku, sampai aku berhasil atau mati binasa karenanya.”

            Nabi SAW dan para sahabat setianya dipuji Allah atas ketegasan dan ketegarannya sikapnya menghadapi sinisme, cacian, teror mental dan fisik orang.

يُجَاهِدُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَلَا يَخَافُوْنَ لَوْمَةَ لَاۤىِٕمٍ ۗ

“Mereka berjuang di jalan Allah, dan tidak takut pada cacian orang yang mencaci” (QS. Al Maidah [5]: 54).

Ketiga, sopan dan lembut dalam pergaulan sehari-hari terhadap orang yang sependapat atau beda pendapat, sealiran atau beda aliran, dan terhadap muslim atau non muslim. Muslim sejati bersikap tegas dalam hal keagamaan, tapi ketegasan itu ditampilkan dengan kesopanan dan keramahan, sehingga iman tetap terjaga dan kehidupan yang harmonis tetap terpelihara.  

Betapa indahnya firman Allah yang dikutip pada awal tulisan ini, “Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sungguh Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil” (QS. Al Mumtahanah [60]: 8)

Perhatikan pula pesan Allah kepada Nabi Ibrahim, a.s dalam sebuah hadis Rasulullah,

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْحَى اللهُ تَعَالَى إِلىَ  إِبْرَاهِيْمَ يَا خَلِيْلِي حَسِّنْ خُلُقَكَ وَلَوْ مَعَ الْكُفَّارِ تَدْخُلُ مَدَاخِلَ اْلأَبْرَارِ (رواه الحاكم عن أبي هريرة )

“Nabi bersabda, Allah telah memberi wahyu kepada Nabi Ibrahim, “Hai kekasih-Ku, berbudi pekertilah yang baik walaupun terhadap orang kafir, maka engkau akan masuk sorga bersama orang-orang yang terbaik” (HR. Al Hakim dari Abu Hurairah)

            Selamat membangun pribadi dan masyarakat menjadi muslim BTS. (Surabaya, 1 Maret 2024)

Loading