Berita

@adminuinsa

Wednesday, 29 June 2022

UINSA SURABAYA RESMI TAMBAH EMPAT GUBES MULTIDISIPLINER

UINSA Newsroom, Rabu (29/06/2022); “Guru Besar, bukan sekedar mahal di toganya. Guru Besar mahal di nilai dan moralnya. Karena itu saya ingin mengucapkan apresiasi yang luar biasa kepada empat Guru Besar kita yang baru. Karena Guru Besar itu prestasi bukan representasi,” ujar Prof. Akh. Muzakki, M.Ag., Grad.Dip.SEA., M.Phil., Ph.D., Rektor UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya.

UINSA Surabaya resmi menambah jumlah Guru Besar. Sebanyak empat Guru Besar, resmi dikukuhkan pada Sidang Senat Terbuka yang digelar pada Rabu, 29 Juni 2022 di Gedung Sport Center and Multipurpose.

Adalah Prof. Dr. H. Saiful Jazil, M.Ag., yang dikukuhkan sebagai Guru Besar ke-80 Bidang Ilmu Fiqih; Prof. Dr. H. Muhammad Thohir, S.Ag., M.Pd., sebagai Guru Besar ke-81 Bidang Ilmu Manajemen Pendidikan Islam; Prof. Dr. H. Abd. Halim, M.Ag., Guru Besar ke-82 Bidang Ilmu Sosiologi Politik; dan Prof. Dr. A. Dzo’ul Milal, M.Pd., Guru Besar ke-83 Bidang Ilmu Pendidikan Bahasa Inggris.

Masing-masing Guru Besar yang dikukuhkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama RI Nomor 020911/B:/3/2022 tentang kenaikan jabatan akademik/fungsional dosen ini pun berkesempatan menyampaikan orasi ilmiah di hadapan jajaran Senat Universitas serta tamu undangan yang hadir.

Prof. Jazil menyampaikan orasi ilmiah berjudul, ‘Re-Kontekstualisasi Dalil Qath’i-Dhanni Dalam Istinbath Hukum Islam Perspektif Maqashid al-Shari’ah.’ Dilanjutkan orasi kedua dari Prof. Thohir terkait ‘Brikolasi Remote Management: Menimbang Optimasi Kinerja Guru Pendidikan Islam.’ Orasi ketiga disampaikan Prof. Halim dengan judul ‘Advokasi Sosial NU: Paradigma Pembangunan Berbasis Kemaslahatan Universal.’ Ditutup dengan orasi ilmiah dari Prof. Milal dengan judul, ‘Argumentation Against Structure Based Question Tag Rules As Written in Grammar Books.’

Rektor UINSA Surabaya, dalam sambutan usai mengukuhkan secara resmi keempat Guru Besar menegaskan, bahwa menjadi Guru Besar merupakan prestasi bukan representasi apalagi hasil kolusi. “Guru Besar bukan akhir dari perjalanan Akademik. Guru Besar adalah awal dari perjalanan akademik,” tegas Prof. Muzakki.

Dalam kesempatan ini, Rektor secara tegas juga ‘menchallenge’ para Guru Besar untuk bisa meningkatkan produktifitas menulis dengan target, ‘One Semester, One Article.’ Hal ini penting, menurut Rektor, karena kemewahan sebuah Perguraun Tinggi tidak dilihat dari banyaknya aset material yang dimiliki. Tapi dari berapa banyak artikel/karya ilmiah yang terpublish atas nama dosen dan Guru Besar UINSA Surabaya. “Tentu yang harus kita lakukan adalah membangun ekosistem publishing. Membangun ekosistem penelitian dan membangun ekosistem penerbitan,” imbuh Prof. Muzakki.

Rektor menegaskan, bahwa ekosistem sosial, penelitian, dan publikasi tidak akan lahir begitu saja. Namun membutuhkan juga intervensi kelembagaan. “Tugas saya selaku Rektor, akan memfasilitasi bapak/ibu semua untuk membangun ekosistem sosial yang seperti ini,” ujar Prof. Muzakki menekankan.

“Keempat beliau ini contoh bagi kita semua untuk maju bersama, untuk UINSA semakin jaya di masa yang akan datang. Selamat datang kepada Prof. Jazil, Prof. Thohir, Prof. Halim, dan Prof. Milal di panggung Guru Besar. Bukan saja panggung Guru Besar UINSA, tapi panggung Guru Besar Indonesia dan Dunia,” tukas Prof. Muzakki mengakhiri sambutan. (All/Humas)