UINSA Newsroom, Jumat (31/12/2021); Inovasi pemerintah daerah menjadi kunci percepatan pembangunan daerah. Salah satunya, inovasi pendidikan yang digagas Pemerintah Kabupaten Bangkalan adalah adanya SMP Negeri yang dikelola secara komprehensif berbasis boarding school.
Bupati Bangkalan, RKH Abdul Latif Amin Imron dalam sambutan “Diseminasi seminar hasil kajian dan design tatakelola SMPN berbasis Boarding School dan Program Bupati Ngajek Ngaji” menegaskan, bahwa dirinya sudah lama memiliki keinginan untuk mengkongkritkan dan merealisasikan visi misi Pemerintah Kabupaten Bangkalan dalam pogram nyata. Terutama dalam sektor pendidikan. “Diakui atau tidak, sejarah Bangkalan, terutama sosok Saikhona Kholil Bangkalan, adalah cikal bakal dari kebangkitan tradisi Pengetahuan Islam ala Pesantren di Tanah Jawa, bahkan di bumi Nusantara,” ujar Ra Latif-sapaan akrab Bupati Bangkalan.
Dijelaskan Bupati Bangkalan, bahwa dalam rangka mewujudkan impian membangun kembali Bangkalan sebagai tonggak kebangkitan tradisi Pengetahuan Islam, Pemkab Bangkalan menggandeng UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya dalam mempersiapkan konsep dan tata laksana pengelolaan SMPN berbasis Boarding School.
Pada tahap uji coba penerapan Boarding School akan dilaksanakan di SMPN 6 Bangkalan di tahun ajaran 2022. “Konsep yang ditawarkan adalah full 24 jam di asrama dengan materi mata pelajaran sekolah regular yang juga ditambahkan pengetahuan agama dan keterampilan lainnya,” terang Ra Latif.
Pada kesempatan diseminasi seminar tanggal 29 Desember 2021, Tim UINSA yang diwakili oleh Dr. Ali Mustofa M.Pd., yang menyampaikan kajian terkait tatakelola SMPN Boarding School. Hadir pula Dr (Can) Ahmad Fauzi, MP., yang menyampaikan program Bupati Ngajek Ngaji (Bunga Ngaji).
Diseminasi ini selain mengundang OPD terkait fungsi pendidikan juga menghadirkan stakeholder pendidikan di Kabupaten Bangkalan. Organisasi pergerakan mahasiswa, PMII, HMI juga tak luput dari undangan. Diseminasi seminar ini dimoderatori Achmad Room Fitrianto, PhD, Kaprodi Ekonomi Syariah UINSA Surabaya.
Pada sesi tanya jawab, terdapat banyak harapan yang diutarakan terkait pelaksanaan program. Kesungguhan dan itikat baik yang ditandai dengan dukungan anggaran dan teknis pelaksanaan pun menjadi sorotan. Terdapat satu kekhawatiran dari audien terkait adanya dikotomi sekolah formal dan sekolah berbasis asrama atau Boarding School. Namun kekhawatiran itu terjawab secara komprehensif dari beberapa riset yang menyebutkan, sekolah berbasis asrama mampu memberikan kekuatan karakter yang menonjol dari sisi inovasi dan capaian prestasi. Juga adanya keberanian yang tinggi dan integritas guna mendorong pada komitmen menuju excellence student menjawab kekhawatiran tersebut.
Dr. H. Moh. Syaeful Bahar, S.Ag, M.Si., Ketua Tim Penyusunan kajian dari UINSA juga turut menjelaskan, bila program yang dirancang ini guna menjawab dekadensi moral, penyalahgunaan narkoba yang banyak terjadi di masyarakat. Program ini juga memunculkan ide untuk menjalin dan merangkai sistem pendidikan informal yang ada di masjid dan surau dengan pendidikan formal. “Sehingga dalam jangka panjang program ini juga akan mampu untuk memberdayakan Guru Ngaji Kampung dengan program sinergi kembali ke Mushalla bagi para siswa,” ujar Dr. Bahar.
Pada akhir diseminasi, Dr. Muhid, M.Ag., Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UINSA memberikan closing statemen. Menurutnya, keberhasilan suatu model pendidikan tidak terlepas dari keterlibatan aktif stakeholder di masyarakat, dari sisi orang tua, pemerintah daerah, maupun perguruan tinggi guna membangun iklim inovasi pengajaran yang memberi ruang gerak bagi siswa untuk bisa maksimal. “Program SMPN berbasis Boarding School adalah salah satu bukti keseriusan pemerintah daerah dalam menjawab tantangan jaman guna mengakselerasi Indeks Pembangunan Manusia khususnya di sektor pendidikan,” terang Dr. Muhid, M.Ag. (Arf)