Surabaya, 26 September 2023 – Fakultas Adab dan Humaniora di UIN Sunan Ampel Surabaya menggelar Konferensi Nasional Adab dan Humaniora (KONAHUM) dan Call Paper dengan tema “Tantangan Masa Depan Indonesia dalam Bingkai Peradaban dan Humaniora (Sastra, Bahasa, Sejarah, dan Keislaman)”. Acara ini yang diketuai oleh Akhmad Najibul Khairi, M.A. ini berlangsung di UIN Sunan Ampel Kampus Gunung Anyar, Lantai 9 Amphitheater, dimulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 16.30 WIB.
Kegiatan ini dibuka oleh Dekan Fakultas Adab dan Humaniora, Dr. Mohammad Kurjum, M.Ag. Beliau menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan sebuah bentuk keikutsertaan Fakultas Adab dan Humaniora dalam kemajuan peradaban dunia. “KONAHUM merupakan bagian terpenting dalam penguatan kelembagaan, utamanya dalam mendongkrak karya ilmiyah dosen dan mahasiswa, khususnya dalam bidang bahasa, sastra, sejarah, dan keislaman”, pungkasnya.
Selanjutnya turut memberikan sambutan juga Dr. H, Ruchman Basori, M.Ag, Kepala Subdirektorat Ketenagaan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. “Tentang tema hari ini, kita yang mengenyam Instagram, Tiktok, Twitter, dan Facebook, di era revolusi industri 4.0 melahirkan teknologi yang luar biasa. Dulu masih faximile, sekarang ada Whatsapp. Ada banyak kemudahan-kemudahan, tapi ada yang perlu dikhawatirkan, yaitu ada erosi nilai kemanusiaan, romantisme, dan keindahan” tuturnya. Kembali beliau menegaskan, bahwa kita penting sekali untuk menggugat nilai-nilai kemanusiaan kita di era yang sekarang ini serba canggih.
Sesi pertama kegiatan ini dibuka oleh moderator, Dr. Siti Rumilah, M.Pd dilanjutkan dengan pembacaan curriculum vitae masing-maisng nara sumber. Sesi pertama melibatkan narasumber Dr. Esra Nelvi M. Siagian, Deputi Direktur Program di SEAQIL, Jakarta Selatan, yang membahas “Research on Language Policy and Language Education in Southeast Asia”. Setiap bahasa di Asia Tenggara memiliki karakteristik uniknya sendiri. Bahasa Indonesia menonjol di kawasan ini karena populer di kalangan generasi muda. Badan Bahasa mengusulkan standardisasi bahasa Indonesia sebagai langkah penting dalam konteks internasional. “Oleh karena itu, kami merekomendasikan agar Bahasa Indonesia menjadi mata pelajaran wajib di Timor Leste, Thailand, dan Singapura” tuturnya.
Dr. Muhammad Amin, M.Tesol, Dekan Fakultas Sastra Inggris Universitas Mataram, mengangkat topik “Urgency for Better Mastery of English in Indonesia“, sementara Dr. phil. Kamal Yusuf, M.Hum, membahas “Humaniora Digital dan Tantangannya di Masa Depan”. Beliau menyampaikan, “Internet bisa memiliki manfaat yang negatif dan manfaat positif. seperti dua mata pisau, pisau dapat memiliki daya positif jika dimanfaatkan dengan baik namun disisi lain juga memiliki daya yang mematikan”.
Sesi presentasi paralel dimeriahkan oleh 154 artikel yang disajikan secara daring dan 72 artikel yang disampaikan secara luring dalam 12 ruangan terpisah. Pendekatan ganda (hybrid) ini memungkinkan berbagai latar belakang peserta untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam bidang bahasa, sastra, humaniora dan peradaban islam.
Sesi kedua konferensi nasional ini menampilkan Dr. Syaikh Alwi Alatas dari International Islamic University Malaysia (IIUM) Kuala Lumpur, yang mengulas tentang bagaimana sejarah dan peradaban masa lalu dapat memberikan inspirasi untuk memahami dunia digital saat ini. Dr. Saifuddin Amin, Lc, MA, Dekan Muhammadiyah Islamic College di Geylang, Singapura, membahas “Bahasa Arab di Singapura”, dan Dr. Muhammad Khodafi, M.Si, dari UIN Sunan Ampel Surabaya, mengangkat tema “Masa Depan Peradaban Islam Nusantara dalam Perspektif Sejarah”.
Acara ini dipandu dengan baik oleh Dr. Nyong Eka Teguh Iman Santosa, M.Fil.I, seorang dosen di bidang Sejarah dan Peradaban Islam di UIN Sunan Ampel Surabaya, Indonesia. Keseluruhan konferensi memberikan wawasan mendalam tentang pentingnya sejarah, bahasa, dan peradaban dalam menghadapi tantangan masa depan, serta bagaimana penggunaan bahasa, khususnya bahasa Inggris, dapat meningkatkan pemahaman dan kualitas peradaban di Indonesia.