Berita

Surabaya, 21 November 2024 – Himpunan Mahasiswa Program Studi Hukum Keluarga Islam (HKI) Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya sukses menggelar Seminar Nasional bertajuk “Marriage is Scary”. Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis, 21 November 2024, di Auditorium UIN Sunan Ampel Surabaya, dengan jumlah peserta yang mencapai 213 orang. Acara ini mendapatkan perhatian yang sangat besar dari mahasiswa dan masyarakat umum, yang antusias mengikuti rangkaian acara mulai dari pagi hingga siang hari. Seminar ini hadir untuk menjawab keresahan di kalangan generasi muda, terutama terkait ketakutan terhadap pernikahan di tengah banyaknya informasi negatif yang beredar, sekaligus memberikan wawasan baru tentang pentingnya kesiapan mental dalam memasuki pernikahan.

Gus Hadi dan Gen Z

Seminar dimulai dengan pembukaan yang dipandu oleh Master of Ceremony (MC), Rosidah Ulinnuha dan Moch. Faisal Ramadhan, yang merupakan Duta Fakultas Syariah dan Hukum. Pembukaan acara berjalan dengan lancar, dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Pelaksana, Risa Oktaviani, yang menjelaskan tujuan seminar ini, serta Ketua Himpunan Mahasiswa HKI, Nichatus Sholikhah, yang turut memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung terlaksananya kegiatan ini. Seminar semakin spesial dengan kehadiran Dekan Fakultas Syariah dan Hukum, Dr. Hj. Suqiyah Musafa’ah, M.Ag., dan Wakil Dekan 3 Fakultas Syariah dan Hukum, Dr. H. Mahir Amin, M.Fil.I, yang memberikan keynote speech dan memberikan pandangan penting terkait tema seminar, yang sangat relevan dengan tantangan yang dihadapi generasi muda saat ini dalam menghadapi pernikahan.

Narasumber dalam Seminar

Setelah sesi pembukaan, acara dilanjutkan dengan foto bersama antara para pemateri, dekan, moderator, dan duta. Setelah itu, acara beralih ke sesi seminar yang dipandu oleh Mukhammad Nur Hadi, M.H., yang bertindak sebagai moderator. Sesi diskusi dimulai dengan menghadirkan dua pemateri utama yang memiliki latar belakang dan pengalaman berharga dalam membahas isu pernikahan dan keluarga. Pembicara pertama, Dr. H. M. Ghufron, Lc., M.H.I., memulai dengan paparan mengenai pentingnya persiapan mental dan spiritual yang matang sebelum memutuskan untuk menikah. Menurutnya, pernikahan bukan sekadar soal cinta, tetapi juga tentang komitmen yang memerlukan kesiapan mental dan kedewasaan untuk menjalani perjalanan panjang yang penuh dengan tantangan. “Pernikahan adalah perjalanan yang membutuhkan kedewasaan dalam berpikir dan bertindak, sehingga kita harus benar-benar mempersiapkan diri dengan baik,” jelas Ghufron.

Tim dan Narasumber Marriage Is Scarry

Pemateri kedua, Muhammad Dzanuroin Aldivano, menambahkan bahwa ketakutan terhadap pernikahan banyak dipengaruhi oleh berbagai cerita negatif yang beredar, seperti kekerasan dalam rumah tangga, perselingkuhan, dan masalah keluarga lainnya. Namun, ia juga menekankan bahwa ketakutan ini tidak seharusnya menghentikan seseorang untuk melangkah ke jenjang pernikahan. “Ketakutan itu wajar, tetapi kita harus belajar untuk memilih pasangan yang tepat dan menghadapi pernikahan dengan kesiapan dan kesadaran penuh,” paparnya. Dzanuroin Aldivano lebih lanjut menjelaskan pentingnya mengenali diri sendiri, komunikasi yang sehat, dan pemahaman yang mendalam tentang pernikahan sebelum membuat keputusan besar tersebut.

Tema “Marriage is Scary” ternyata mendapatkan respons yang sangat antusias dari peserta, yang menunjukkan ketertarikan tinggi terhadap topik ini. Selama sesi tanya jawab, sebanyak delapan pertanyaan diajukan oleh peserta yang ingin mendalami lebih lanjut mengenai topik pernikahan, mulai dari kesiapan mental, pentingnya komunikasi, hingga bagaimana menghadapi ketakutan terhadap pernikahan yang sering kali dipengaruhi oleh cerita negatif yang beredar. Diskusi yang berlangsung pun sangat hidup, dengan berbagai perspektif yang diungkapkan oleh peserta, mencerminkan bagaimana tema ini sangat relevan dengan generasi muda, khususnya Gen Z.

Setelah sesi tanya jawab, acara dilanjutkan dengan penyerahan cinderamata dan sertifikat kepada pemateri dan moderator sebagai bentuk apresiasi atas kontribusinya dalam seminar. Acara ditutup dengan pengumuman pemenang pertanyaan terbaik dari peserta dan dilanjutkan dengan sesi ramah tamah antara panitia, moderator, dan peserta. Momen ini menjadi ajang bagi peserta untuk saling berbagi pengalaman dan bertukar pikiran mengenai topik pernikahan yang cukup sensitif namun sangat penting untuk dibahas di kalangan generasi muda.

Ketua Himaprodi HKI, Nichatus Sholikhah, dalam wawancaranya mengungkapkan rasa syukurnya atas kelancaran acara yang berlangsung dari awal hingga akhir. “Tantangan utama kami adalah memastikan bahwa seluruh peserta yang terdaftar dapat hadir, mengingat banyaknya peserta yang sangat tertarik dengan tema ini. Alhamdulillah, seluruh peserta yang terdaftar hadir dan auditorium pun penuh sesak. Ini membuktikan bahwa tema ini memang sangat relevan dan menarik bagi mahasiswa dan generasi muda,” ujarnya dengan bangga. Selain itu, Nichatus juga berharap seminar ini dapat menjadi pengalaman berharga bagi peserta dalam memahami pentingnya kesiapan mental dalam pernikahan serta dapat membuka wawasan bagi mereka untuk lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan hidup yang besar seperti pernikahan.

Seminar ini juga mengingatkan peserta bahwa ketakutan terhadap pernikahan, seperti yang diangkat dalam tema “Marriage is Scary”, bukanlah untuk menakut-nakuti, tetapi lebih sebagai bentuk peringatan agar kita tidak terburu-buru dalam membuat keputusan penting tersebut. Ketakutan yang muncul sering kali disebabkan oleh informasi yang menakutkan dan negatif seputar pernikahan, namun menurut pemateri, ketakutan ini harus dikelola dengan bijak agar tidak mengganggu kehidupan kita. Pemateri menekankan pentingnya memilih pasangan dengan hati-hati, melakukan persiapan mental yang matang, dan menjaga komunikasi yang sehat sebagai dasar untuk menghadapi kehidupan pernikahan yang penuh tantangan.

Seminar Nasional ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih luas bagi generasi muda untuk lebih bijaksana dalam memandang pernikahan dan mempersiapkan diri untuk menghadapi segala tantangan dalam kehidupan rumah tangga. Selain itu, acara ini juga menjadi ajang refleksi bagi peserta untuk lebih memahami pentingnya komunikasi, kesiapan mental, dan integritas dalam membangun sebuah pernikahan yang sehat, harmonis, dan bahagia.

Reportase: George As’ad Haibatullah El Masnany
Redaktur: George As’ad Haibatullah El Masnany
Desain Foto: Annisa Rahma Fadila