Jemundo, 23 September 2023

Sebuah inisiatif kemanusiaan yang luar biasa telah terwujud di Jemundo, sebuah desa yang terletak di wilayah Puspo Agro Sidoarjo, yang dijadikan tempat tinggal pengungsi Syi’ah Sampang Madura. Warga Sy’iah di Jemundo pasca konflik Sampang, saat ini telah baiat Kembali ke Sunni dan segera akan kembali ke tanah kelahirannya di Sampang setelah sekitar 11 tahun berada di pengungsian. Dalam upaya mewujudkan penduli kemanusiaan, Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Keguran (FTK) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya berkolaborasi dengan Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur memberikan penguatan modal psikologis bagi warga eks Syi’ah yang tinggal di daerah ini. Kolaborasi yang berjudul “Penguatan Modal Psikolgis (PsychologicalCapital) bagi Warga Jemundo” ini bertujuan untuk memberikan dukungan emosional dan psikologis kepada warga eks Syi’ah Jemundo yang selama bertahun-tahun mengalami berbagai tantangan akibat konflik agama yang pernah mereka alami. Melalui serangkaian kegiatan sosial, pendidikan, dan konseling, program yang disupport oleh Bimas Islam Kemenag RI ini bertujuan untuk memperkuat mental dan emosi warga, dalam rangka kesiapan mereka yang akan pulang Kembali ke Sampang.

Salah satu inisiatif yang menonjol dalam program ini adalah pelatihan keterampilan psikologis yang diselenggarakan oleh para profesional yang aktif di Lakpesdam dan melibatkan Warga PAI sebagai pematerinya. Para peserta warga eks Syi’ah, belajar teknik-teknik untuk mengelola stres, meningkatkan kesejahteraan mental, dan membangun pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya modal psikologis. Dengan bimbingan para ahli, mereka memiliki kesempatan untuk merasakan peningkatan kualitas hidup mereka dan meraih kesejahteraan psikologis.

Dalam sebuah pernyataan, Ketua Prodi PAI, Dr. Muhammad Fahmi, mengungkapkan pentingnya upaya bersama ini. “Kami sangat berkomitmen untuk mendukung perdamaian dan rekonsiliasi di daerah ini. Kolaborasi kami dengan Lakpesdam bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang lebih harmonis, dimana semua warga dapat hidup bersama dalam damai, saling menghormati, dan bekerja sama untuk masa depan yang lebih baik.” Mereka juga dibekali modal psikologis dalam menghadapi kehidupan baru pasca kepulangannya ke Sampang. Sementara itu, Pengurus Lakpesdam, Ibu Efie dan Ibu Ratih, menyatakan, “Kami percaya bahwa penguatan modal psikologis adalah langkah penting dalam membangun masyarakat yang tangguh secara emosional dan mental. Kolaborasi ini juga merupakan langkah positif dalam upaya kita bersama untuk merangkul perbedaan dan mempromosikan perdamaian.” Hal ini penting agar terwujud kerukunan antar sesama meski berbeda.

Program Penguatan Kemanusiaan ini diharapkan dapat menjadi tonggak penting dalam proses rekonsiliasi di Jemundo dan membawa perubahan positif dalam kehidupan warga eks Syi’ah dan komunitas lainnya. Dengan bersatu tangan, Prodi PAI dan Lakpesdam membuktikan bahwa kepedulian kemanusiaan dapat mengatasi perbedaan dan membangun jembatan menuju masa depan yang lebih cerah bagi semua warga.