Membangun Teologi Belajar Bersama Mahasiswa
(Refleksi Prodi KPI)
oleh
Sokhi Huda
(Kaprodi KPI Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Ampel Surabaya)
Bagi mahasiswa secara umum, belajar merupakan keniscayaan yang disengaja, dengan atau tanpa spirit normatif dari ajaran agama, dan diadaptasikan dengan visi-misi-tujuan perguruan tinggi yang bersangkutan dalam sistem pendidikan nasional. Lebih jauh, di era digital ini, sesungguhnya belajar tidak lagi hanya sekadar memperoleh pengetahuan tetapi juga menjadi jalan untuk memperkuat iman, membangun karakter, dan menanam amal jariah bagi kehidupan yang kekal.
Artikel singkat ini merupakan refleksi pengalaman Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) di Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK), UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA), yang membangun teologi belajar bersama mahasiswanya dengan akomodasi pandangan pada dosennya. Dalam hal ini, Prodi KPI FDK UINSA menempatkan belajar sebagai bagian dari ibadah yang mencakup tiga aspek teologis; learning (belajar), saving achievement (menabung prestasi), dan planting afterlife investment (menanam jariah). Teologi ini dimaksudkan untuk membawa manfaat, tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat
1. Learning: Belajar sebagai Ibadah
Dalam Islam, belajar merupakan sebuah kewajiban yang berakar dari ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW: “Iqra’” yang berarti “Bacalah”. Ayat ini menunjukkan bahwa belajar adalah fondasi dari segala aspek kehidupan. Di samping itu, belajar juga berbekal hadis Nabi SAW: “Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim” (H.R. Ibn ‘Abd al-Barr). Bagi mahasiswa di Prodi KPI, belajar tidak hanya dipandang sebagai kewajiban akademik tetapi juga sebagai bentuk ibadah. Setiap usaha, diskusi, penelitian, dan pengabdian masyarakat yang dilakukan menjadi bentuk ibadah kepada Allah SWT.
Teologi belajar ini diperkuat oleh visi dan misi UIN Sunan Ampel yang berlandaskan nilai-nilai Islam dengan motto “Building Character Qualities: For the Smart, Pious, Honorable Nation.” Dengan mendalami ilmu komunikasi dan penyiaran dalam konteks dakwah, mahasiswa tidak hanya mengasah keterampilan profesional tetapi juga meningkatkan pemahaman mereka tentang pentingnya menyebarkan nilai-nilai kebenaran, kebaikan, dan kasih sayang kepada umat manusia.
Kegiatan belajar di Fakultas Dakwah dan Komunikasi, termasuk diskusi dan praktik langsung, tidak hanya mengajarkan teori tetapi juga membentuk karakter mahasiswa sebagai pendakwah (da’i) modern yang mampu memahami dunia sekaligus menyebarkan ajaran Islam. Tagline yang dipancangkan oleh FDK adalah Pious (kesalehan), Peaceful (mendamaikan), dan Enlightening (mencerahkan). Oleh karena itu, proses belajar ini bukan sekadar pencapaian akademis tetapi juga refleksi kesalehan yang bernilai unggul dalam lanskap kehidupan.
2. Saving Achievement: Menabung Prestasi sebagai Bekal Dunia dan Akhirat
Selain belajar, aspek saving achievement juga menjadi fokus penting bagi mahasiswa di program studi ini. Menabung prestasi merupakan sebuah langkah strategis mahasiswa dengan memanfaatkan kesempatan selama belajar untuk mencapai hal-hal positif selama belajar. Langkah ini tidak hanya memberi manfaat langsung bagi masa depan mereka di dunia ini tetapi juga sebagai tabungan pada kehidupan setelahnya.
Prestasi ini bukan hanya tentang gelar atau penghargaan tetapi juga mencakup pencapaian tanda-tanda akademik dan non-akademik, spiritual, sosial, dan profesional. Dalam Prodi KPI, prestasi-prestasi ini dapat dicapai melalui kegiatan seperti lomba, kompetisi international fellowship dan competences, penelitian ilmiah, keterlibatan dalam organisasi kemahasiswaan, hingga pengalaman dalam praktik penyiaran dan literasi sosial-keagamaan. Setiap pencapaian yang diperoleh dapat menjadi tabungan signifikan bagi tapakan masa depan mereka sendiri dan kontribusi berharga bagi institusi dan masyarakat luas.
Sebagai contoh, mahasiswa yang berprestasi dalam public speaking atau jurnalistik tidak hanya akan diakui di dunia akademik tetapi keterampilan tersebut juga dapat digunakan untuk menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat luas. Dengan demikian, saving achievement ini dapat menjadi tabungan pribadi yang akan terus mengalir kontribusinya kepada masyarakat luas, terutama dengan dukungan teknologi informasi.
Pengalaman para mahasiswa Prodi KPI bahkan menunjukkan spirit mereka untuk aktif mengintip informasi, meraih peluang, dan beradu prestasi di kancah nasional dan internasional. Di antara sampel spirit ini, suatu saat seorang mahasiswi Prodi KPI asal Kalimantan menyatakan dirinya siap mengikuti sebuah event internasional dan orang tuanya siap membiayainya. Di lain waktu sebelumnya, seorang mahasiswa Prodi KPI asal Jawa Timur melaporkan bahwa dirinya masuk dalam daftar 50 peserta event tahunan internasional Kementerian Luar Negeri RI 2022. Even ini langka bagi sebuah PT karena antreannya secara bergiliran dan tidak terulang pada tahun-tahun selanjutnya bagi PT yang bersangkutan, kecuali jika antrean itu sudah merata bagi semua PT di Indonesia. Mahasiswa ini bahkan memenangkan peringkat ketiga dalam even “International Communication Competition 2023” dengan anggota timnya dari Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Saat ini, ada seorang mahasiswi Prodi KPI siap beradu prestasi sebagai “Duta Ekowisata” di tingkat nasional setelah dinyatakan lolos kompetisi di tingkat Provinsi Jawa Timur.
3. Planting Afterlife Investment: Menanam Jariyah Melalui Karya
Salah satu konsep penting dalam teologi Islam adalah amal jariah, yaitu amal yang pahalanya terus mengalir meskipun pelakunya telah tiada. Di Prodi KPI, mahasiswa didorong untuk berkontribusi secara nyata melalui karya dan tindakan yang berdampak jangka panjang. Mahasiswa diberi kesempatan untuk mengembangkan proyek-proyek dakwah yang dapat diakses oleh masyarakat, seperti produksi konten dakwah di media sosial, pembuatan video literasi, atau menginisiasi komunitas dakwah di kampus. Setiap konten dan kontribusi yang dilakukan dengan niat tulus menjadi amal jariah, yang nilai manfaatnya dapat mengalir sepanjang karya tersebut bermanfaat bagi orang lain.
Selain itu, program studi ini juga memberikan peluang bagi mahasiswa untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan sosial yang bersifat edukatif, seperti penyuluhan agama, bimbingan keagamaan, pelatihan public speaking dan jurnalistik, serta pendampingan branding produk dan lembaga. Kegiatan ini tidak hanya membantu masyarakat tetapi juga menjadi bagian dari investasi mahasiswa yang bersangkutan.
Planting afterlife investment ini sangat signifikan di era digital karena setiap karya yang dipublikasikan di internet memiliki potensi untuk diakses oleh banyak orang dalam waktu yang lama. Dengan demikian, kontribusi yang dilakukan mahasiswa melalui media digital tidak hanya membawa dampak di dunia tetapi juga menjadi tabungan amal di akhirat.
Integrasi Nilai Teologis dalam Kehidupan Mahasiswa
Dalam kesehariannya, mahasiswa Prodi KPI dibimbing untuk selalu mengintegrasikan ketiga nilai teologis ini dalam kehidupan akademis mereka. Teologi belajar mendorong mereka untuk menjalani setiap proses akademis sebagai ibadah. Saving achievement memotivasi mereka untuk berprestasi dan menjadikan prestasi tersebut sebagai bekal, baik di dunia maupun di akhirat. Sedangkan planting afterlife investment mendorong mereka untuk berkontribusi secara berkelanjutan melalui karya dan kegiatan dakwah yang berdampak panjang.
Kegiatan-kegiatan seperti kajian rutin, diskusi kelompok, serta praktik penyiaran dan jurnalistik (Dakwah TV dan Radio Sufada misalnya) memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dari para dosen, ulama, praktisi, dan sesama mahasiswa. Mahasiswa diajarkan bahwa apa yang mereka pelajari dan capai tidak hanya bernilai akademik tetapi juga merupakan refleksi dari keimanan mereka.
Membangun Generasi Muslim yang Berdaya Guna
Dalam keseluruhan proses belajar di Prodi KPI FDK UINSA, ketiga elemen teologis ini –learning, saving achievement, dan planting afterlife investment– diharapkan dapat membentuk generasi Muslim yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga berbekal iman yang kuat dan berkontribusi nyata bagi masyarakat. Program studi ini berupaya menjadikan para mahasiswanya sebagai da’i-da’i modern yang mampu menyampaikan nilai-nilai Islam rahmatan li al-‘alamin melalui komunikasi dan penyiaran yang efektif. Da’i muda Ning Ummi Laila (alumnus Prodi KPI), sebagai sampel inspiratif, telah menunjukkan hal ini. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya mengejar pencapaian akademik tetapi juga memperkuat iman, membangun karakter sebagai da’i, dan menanam jariyah. Mereka dipersiapkan untuk menjadi insan yang sukses di dunia dan akhirat serta memberikan manfaat nyata kepada lembaga dan masyarakat luas. Wa Allah a’lam.