Berita

Surabaya, Jawa Timur – Dalam upaya mendukung peran orang tua dalam mendidik anak, khususnya para ibu, mahasiswa magang Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam (BKI) UIN Sunan Ampel Surabaya menggelar sosialisasi dengan topik “Disiplin Islami dalam Membentuk Karakter Anak”. Kegiatan ini merupakan bagian dari agenda rutin kajian GASPOL (Gerakan Sayang Perempuan Ojek Online) yang berlangsung di UPT PPA Jawa Timur.

GASPOL sendiri merupakan sebuah program pemberdayaan bagi perempuan pengemudi ojek online di bawah naungan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jawa Timur. Program ini bertujuan untuk meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan perempuan ojek online di Jawa Timur.

Sosialisasi yang diikuti oleh puluhan ibu-ibu pengemudi ojek online yang tergabung dalam komunitas GASPOL ini menyoroti pentingnya penerapan nilai-nilai Islami dalam pendidikan karakter anak. Pemateri menekankan pentingnya disiplin yang berlandaskan nilai-nilai Islam sebagai fondasi dalam mendidik anak. “Disiplin yang baik membantu anak memahami aturan tanpa hukuman, karena hukuman justru dapat mendorong perilaku sebaliknya,” ujarnya.

Dalam Islam, mendisiplinkan anak melibatkan pendekatan seimbang yang memadukan kebaikan, kesabaran, dan ketegasan. “Nilai-nilai seperti kejujuran, kesabaran, tanggung jawab, sopan santun, dan ketepatan waktu. Semua nilai tersebut, jika ditanamkan sejak dini, akan melekat dalam diri anak dan membentuk karakter mereka secara menyeluruh,” tambahnya. Pemateri juga mengajak para ibu untuk menjadi figur utama dalam pendidikan karakter anak dengan memberikan contoh positif dalam kehidupan sehari-hari. Sebab peran ibu sangat sentral, bukan hanya sebagai pengasuh tetapi juga sebagai pendidik pertama.

Acara diakhiri dengan sesi diskusi yang berlangsung interaktif. Para peserta yang didominasi oleh ibu-ibu, tampak antusias menyampaikan berbagai pertanyaan seputar tantangan dalam mendidik anak. Salah satu peserta bertanya, “Bagaimana cara mendisiplinkan anak yang hiperaktif?” disusul dengan pertanyaan lain seperti, “Apakah seorang anak yang orang tuanya tidak lengkap seperti ayahnya meninggal dunia akan berpengaruh pada tumbuh kembangnya?” dan “Bagaimana cara mendisiplinkan anak yang suka membangkang?”

Berbagai pertanyaan dari ibu-ibu tersebut menunjukkan betapa pentingnya ruang-ruang edukasi seperti ini untuk saling berbagi pengalaman, mencari solusi bersama, dan memperkuat peran perempuan dalam membangun keluarga yang berkualitas.

Penulis: Evinda Aisyah