Berita

@adminuinsa

Tuesday, 1 March 2022

MAN IC PADANG PARIAMAN SUMATRA BARAT LAYAK JADI CONTOH PENYELENGGARAAN SNPDB

UINSA Newsroom, Selasa (01/03/2022); Ketika saya memasuki Kota Padang Pariaman menuju lokasi MAN IC sempat terbesit keraguan karena melewati jalan perkampungan sehingga menimbulkan keraguan seperti apakah sekolah yang saya tuju.

Begitu sampai di sekolah, keraguan itu segera sirna karena ternyata MAN IC Padang Pariaman begitu tertata rapi dengan taman yang asri. Saya melihat fasilitas sekolah mulai dari ruang belajar, asrama siswa, hingga perumahan guru yang begitu bersih dan tertata rapi. Dengan bergurau saya menyatakan ingin rasanya menjadi guru disini.

Dalam hal penyelenggaraan SNPDB, MAN IC Padang Pariama patut jadi contoh bagi MAN IC yang lain. Bagaimana tidak, pesertanya berjumlah 2.619 orang. Panitianya bisa bersinergi dengan MTS dan MAN yang ada di kota lain. Sehingga peserta yang tidak bisa ujian dari rumah tidak perlu semuanya datang ke Padang Pariaman. Lokasi ujian dipecah dan dilaksanakan di empat titik yaitu MAN IC Padang Pariaman, MTs Padang Pariaman, MAN PK Padang Panjang, dan MAN  Batu Sangkar. Peserta bisa ikut ujian di lokasi terdekat dengan tempat tinggalnya. Namun demikian, 1.500 lebih peserta mengikuti ujian dari rumah.

Kesuksesan dan kelancaran SNPDB di MAN IC Padang Pariaman tidak terlepas dari tangan dingan seorang Hendri Sakti H, Kepala Sekolahnya. Saya tidak sempat menanya bagaimana kiatnya sekolah yang ia pimpin diminati 2.619 peserta ujian. Rangking dua setelah MAN Serpong. Yang sempat saya rekam, komunikasinya berbagai pihak sangat baik. Buktinya, ujian bisa diselenggarakan di banyak tempat dan dipersiapkan dengan matang. Pembukaannya dilakukan Kepala Kanwil Kemenag Propinsi Sumatra Barat. Dengan berseloroh saya bilang, “Pak Hendri salah tempat. Mestinya bapak di Jakarta saja sehingga yang diatur bukan hanya satu sekolah tapi MAN IC seluruh Indonesia.”

Saya pun yang semestinya sesuai tugas hanya di MAN IC hanyut ikut irama beliau. Saya lakukan monev ke seluruh tempat penyelenggaraan ujian. Sayangnya, karena keterbatasan waktu tidak sampai melihat peserta yang ikut ujian dari tempat pengungsian karena gempa di Kabupaten Pasaman. (Tim SNPDB)