Mahasiswa Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Siti Nur Lutfiyatul Kharisma, berhasil mengukir prestasi dengan meraih Juara 2 dalam ajang pemilihan dai dalam siaran televisi nasional AKSI Indosiar. Ajang ini merupakan salah satu rangkaian acara saat bulan suci Ramadhan.
Meski di tengah kesibukan kegiatan MBKM semester 6, Risma tetap berusaha memaksimalkan penampilannya didepan juri. Ia menanamkan afirmasi positif agar ia mampu mengontrol emosinya tetap tenang saat tampil di depan para juri. Setelah serangkaian tahapan seleksi yang sudah dilewati, dari mulai seleksi administrasi, Top 21 hingga Top 9 pada 25 Maret 2025 (Kloter 3) cukup membuat tegang para finalis, pun dengan para pendukung masing-masing peserta. Setelah berhasil melewati beberapa tahap tersebut, Risma berhasil berasa di Top 6 yang di mana segera ditentukan 3 juara utama dari yang tersisa.
Tiga finalis yang lolos dan mendapat juara di antaranya, juara ketiga diraih oleh Faridah asal Samarinda, lalu juara kedua diraih oleh Risma selalu mahasiswa Prodi IAT asal Tuban, dan peraih juara pertama berhasil diraih oleh Deban asal Lebak-Banten. Risma sempat mengungkap pendapatnya via online dengan penulis bahwa baginya, penerima juara 123 hanya sebagai perwakilan bagi seluruh finalis yang sudah berusaha dan mengeluarkan seluruh kemampuannya. Bagi Risma seluruh peserta AKSI Indosiar sudah menjadi pemenang dan juara.
Melalui wawancara via Whatsapp dengan penulis, Risma menyampaikan bahwa ia sempat merasa gugup ketika tampil. Di tengah suasana yang cukup menegangkan di mana akan ada finalis dari Top 6 yang akan pulang, Risma tetap menerapkan afirmasi positifnya. Ia senang karena akhirnya dapat menampilkan penampilan dengan semaksimal mungkin.
Penampilan Risma mendapat banyak apresiasi dan dukungan baik dari penonton maupun para juri. Tak hanya dukungan, ikhtiar serta tawakkal tampak tak terputus setiap detiknya. Kendati demikian, setiap dari manusia tak luput dari kesalahan. Dibalik penampilan spektakulernya, Risma tetap mendapat saran dan masukan dari para juri, guna pembelajaran di kemudian hari.

Penerimaan Hadiah Sebagai Juara Ke-2 Lomba AKSI Indosiar (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Sehabis pengumuman juara, ketiga finalis tersebut dimintai wawancara oleh stasiun televisi “hot kiss”serta sejumlah stasiun televisi lainnya terkait impressions mereka bertiga setelah meraih hadiah dan penghargaan. “Kami tidak menyangka bisa dititik ini tapi Allah yang mampukan sehingga kami bisa berada di titik ini.,” ungkap salah satu tanggapan yang Risma lontarkan.
Hadiah yang diberikan tak tanggung-tanggung serta membuat satu studio serta penonton televisi ikut merasakan haru. Penghargaan yang diberikan kepada juara masing-masing berbeda, untuk juara pertama uang tunai sebesar seratus lima puluh juta rupiah plus paket umrah, juara kedua seratus juta plus paket umrah, dan untuk juara terakhir senilai lima puluh juta plus paket umrah. Tangis bahagia pun pecah, terutama bisa ikut menyaksikan kedua orang tua Risma yang memandang penuh bangga anaknya.
“Tidak ada yang tidak mungkin, dunia ini butuh proses, jika kita tidak menghargai sebuah proses kita pasti akan menyerah. Perihal juara itu bonus, yang penting pengalaman dan pelajarannya. Tapi ketika kita mengikuti perlombaan kita harus memiliki jiwa saing agar kita semangat untuk meraih yang terbaik,” ungkap Risma.
Dalam ungkapannya, Risma menjelaskan bahwa ketika kita sedang mengusahakan sesuatu, yang terpenting bukanlah bagaimana hasil akhirnya, tetapi bagaimana kita dapat mengambil pelajaran dari setiap proses yang kita lalui dan yang terpenting kita tidak menyerah saat menghadapi proses tersebut.
Risma berpesan kepada seluruh masyarakat terutama mahasiswa terkhusus pada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF), untuk tekun dan bersungguh-sungguh untuk mendapatkan sebuah keberhasilan. “Juara ini kami persembahkan untuk seluruh finalis,” pesan pamungkas dari Risma. Risma mengungkapkan sangat bersyukur dan berharap bisa menjadi pribadi yang menginspirasi banyak masyarakat.
Penulis: Natasya Putri Aprilian
Editor: Khalimatu Nisa