Berita

Gambar ketika memberi sambutan di Yudisium ke 35 FISIP UINSA

Surabaya 22 April 2025 – Dalam prosesi yudisium Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tahun ini, nama Lucha Nadrotun Naima mencuat sebagai Lulusan Terbaik I FISIP. Mahasiswi asal Bojonegoro ini merupakan bagian dari Program Studi Sosiologi, angkatan 2021.

Dalam wawancara singkat bersama tim media FISIP UINSA, Lucha mengaku tidak pernah membayangkan sebelumnya akan menyandang predikat sebagai lulusan terbaik.

“Sebelumnya saya tidak pernah membayangkan diri saya akan jadi salah satu yudisium terbaik, karena menurut saya prestasi atau perjalanan akademik yang saya lalui selama perkuliahan masih kurang. Mungkin saya lebih banyak belajar dari teman-teman seperjuangan—tentang bagaimana mengatur waktu belajar, waktu serius, waktu bekerja. Tapi apapun hasilnya, saya bersyukur,” ungkapnya penuh kerendahan hati.

Lebih lanjut, Lucha menjelaskan bahwa capaian ini bukan semata-mata untuk mendapatkan pujian, melainkan sebagai dorongan untuk terus memotivasi diri menghadapi tantangan di masa depan.

Didorong oleh Tekad dan Doa Petani dari Bojonegoro

Motivasi Lucha tidak terlepas dari sosok kedua orang tuanya yang menjadi sumber kekuatan dan inspirasi terbesar.

“Orang tua saya memang belum pernah menginjak bangku perkuliahan. Tapi dari situ saya bertekad untuk membuktikan bahwa saya bisa. Pernah ada yang berkata, ‘Ngapain jauh-jauh kuliah ke Surabaya? Mau jadi apa?’ Dari kalimat itu, saya termotivasi. Kenapa perempuan tidak bisa mengejar mimpinya hanya karena soal finansial?”

Lucha juga bercerita bahwa kedua orang tuanya yang bekerja sebagai petani selalu mendukung langkahnya, tanpa pernah membatasi impian dan pilihannya.

“Motivasi terbesar saya justru datang dari hinaan dan cacian yang saya jadikan sebagai bahan bakar semangat. Saya belajar dari kegagalan, menjadikannya pemacu untuk terus tumbuh dan melangkah ke depan.”

Dalam akhir wawancaranya, Lucha mengutip syair dari lagu Mata Air karya Baskara Putra (Hindia) yang begitu membekas dalam perjalanan hidupnya:

“Semua jatuh bangunmu hal yang biasa, angan dan pertanyaan, waktu yang menjawabnya. Berikan waktu tenggat waktu, bersedihlah secukupnya, rayakan perasaanmu sebagai manusia.”

Kisah Lucha menjadi pengingat bahwa keberhasilan tidak selalu datang dari jalan yang mudah. Ia adalah bukti bahwa tekad, kerja keras, dan keyakinan mampu membuka pintu prestasi, bahkan dari ladang-ladang Bojonegoro yang sunyi menuju podium terbaik di kampus perjuangan.

Selamat kepada Lucha Nadrotun Naima! FISIP UINSA bangga padamu. (FyP)


Untuk informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan program FISIP UINSA, silakan kunjungi dan ikuti media sosial kami di Instagram.