Column
Oleh: Prof. Dr. Wiwik Setiyani, M.Ag.

Terobosan Kepemimpinan UINSA, salah satunya melanjutkan program unit pengumpul zakat infaq dan shodaqoh (UPZIS) menjadi solusi praktis. Unit tersebut dibentuk sejak tahun 2018, banyak tantangan dan liku-liku yang luar biasa. Surat keputusan BAZNAS (badan amil zakat nasional) propinsi Jawa Timur menjadi jembatan yang kokoh untuk menegakkan regulasi.

Mengapa perlu ada UPZIS di UINSA? Problem UKT mahasiswa, yang meminta keringanan atau menurunkan dan discount terus meningkat. Pertimbangan UPZ yang kemudian dikembangkan menjadi UPZIS sebagai solusi yang tepat dan sesuai regulasi. Komitmen pimpinan untuk bersama-sama berbagi dengan seluruh pegawai UINSA, salah satu cara yang tepat untuk menyelesaikan problem tersebut.

Rektor menerbitkan nota dinas terkait kontribusi, dengan nominal yang variatif. Himbauan bersedekah disampaikan melalui surat maupun secara langsung pada sambutan pengarahan pegawai, bahkan saat rapat bersama pimpinan. Membantu mahasiswa melalui bantuan UKT tentu harus mengajarkan semangat belajar. Prestasi akademik menjadi bagian penting untuk proses seleksi. Wakil Rektor AUPK menetapkan standar bagi penerima bantuan UPZIS agar, terdistribusi tepat sasaran.

Strategi yang dilakukan pimpinan dalam upaya meningkatkan pendapatan UPZIS; melakukan negosiasi dengan pihak BAZNAS JATIM. Ketentuan BAZNAS sebelumnya dengan skema 70 % dan 30 %. Namun, sejak tahun 2022 dilakukan perubahan skema, bahwa UINSA telah diberikan hak secara penuh untuk mengelola 100 %. Lebih dari itu, UINSA mendapatkan beasiswa dari BAZNAS sebanyak 180 juta untuk mahasiswa prodi MAZAWA (manajemen zakat dan wakaf) dan prodi lainnya. Sungguh prestasi yang fantastis capaian tersebut. Kemudahan mengelola ini tentu harus dibarengi dengan kesehatan organisasi di UPZIS dengan pengelolaan yang transparan dan akuntabel.

Perkuat UPZIS dengan terus memotivasi pegawai UINSA tanpa henti, juga mahasiswa. Kebermanfaatan UPZIS UINSA yang telah dirasakan diantaranya:

  1. Bantuan UKT mahasiswa yang berprestasi dan tidak mampu;
  2. Kegiatan Keagamaan masjid ulul albab;
  3. Bantuan sosial (kecelakaan, sakit, meninggal) untuk pegawai dan mahasiswa UINSA;
  4. Santunan anak Yatim pegawai UINSA.

Upaya ini dilakukan sebagai bentuk tanggungjawab moral kepada lembaga agar, kesejahteraan dapat dirasakan oleh semua pihak.

Mengajak melakukan kebaikan perlu usaha yang tinggi, sekalipun juga dicibir dari berbagai kolega senior maupun yunior. Jumlah pegawai UINSA kurang lebih 875 orang,  pada awal dibentuk hanya sekitar 150 orang yang berkontribusi, dengan nominal sekitar 20 juta. Dalam kurun waktu empat tahun,  dari tahun 2018-2022 meningkat hingga 250 orang,  dengan jumlah penerimaan sebanyak 44 juta. Sebuah perjalanan panjang untuk memberikan semangat berkontribusi ke UPZIS.

Kini,  jumlah para investor calon penghuni surga telah meningkat pesat pada bulan April 2024, pendapatan UPZIS naik signifikan yakni, 80 juta lebih. Total pegawai yang berpartisipasi sekitar 655 orang. Jumlah ini tentu belum sesuai dengan keseluruhan jumlah pegawai UINSA. Karena itu, masih terus berjuang untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai dengan berkontribusi. Program ini dilakukan sebagai upaya implementasi lima pilar UINSA, satu diantaranya pro poor university.

Media WhatsApp center; cara praktis dan efisien, tanpa harus menekan atau memaksa pegawai yang belum terketuk hatinya untuk berpartisipasi. Berikut himbauan yang diluncurkan oleh Wakil Rektor Bidang AUPK:

“Bapak ibu yang baik hati, dalam rangka meningkatkan Kesejahteraan pegawai,  berkenan mengisi link berikut. https://forms.gle/bSqjaBeQp5fZiyYM6  Terima kasih semoga selalu sehat dan bahagia. Aamiin. 🤲

Prof. Dr. Wiwik Setiyani, M.Ag.
(Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan)

#UINSA
#PUSTIPD
#SustainableInnovation

Himbauan tersebut sangat efektif untuk menjalin silaturrahim melalui bersedekah. Satu pelajaran berharga yang menjadi inspirasi yakni, seorang staf dengan jabatan sopir. Beliau sangat mulia karena, sejak pertama kali digulirkan google form diawal kepemimpinan Rektor periode 2022 -2026 telah berkontribusi ke UPZIS dengan nominal sangat tinggi (Rp.300 ribu). Nominal tersebut dipotong setiap bulan pada remun 65%. Saya memastikan beliau memiliki kemuliaan dan keunggulan akhlak serta pandangan yang luas tentang arti sedekah dan kesejahteraan.

Implementasi ajaran agama yang berkaitan dengan sedekah tentu semua orang paham. Tetapi tidak sedikit orang yang mampu memaknai dengan benar secara tindakan. Dasar tentang sedekah sebagaimana surat al Baqorah (2:261); “Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” Ayat tersebut menjelaskan; Allah akan melipatgandakan pahala bagi mereka yang bersedekah, sebagaimana benih yang menumbuhkan banyak buah.

Jelas dan lugas, tanpa interpretasi sungguh keunggulan pegawai yang menyakini dan mengutamakan UINSA sebagai tempat bersedekah. Karena, apa yang diperoleh dari UINSA berupa gaji dan remunerasi telah memberikan keluarganya penuh keberkahan. Lebih utama di UINSA sebagai rumah kedua, dimana sebagian besar waktu yang digunakan untuk berbagi dan bercengkrama dengan keluarga besar UINSA.

Pertanyaan yang saya sampaikan ke mas Suyanto: “Mengapa ikut UPZISnya banyak banget? Beliau menjawabnya: “Ya pingin ikut berbagi dan itu sudah menjadi kewajiban seorang mukmin, apa yang mau dibanggakan wong harta itu kan hanya titipan,  kita tidak ikut punya, biar  yang lain ikut termotivasi sebagai sebuah kebaikan.”

Kesalehan sosial yang dimiliki staf tersebut adalah bukti rasa syukur dan cinta UINSA yakni, dengan berkontribusi ke UPZIS. Melakukan kebaikan atau kesalehan secara individu yang berdampak pada orang lain adalah kesalehan sosial. Komitmen membangun kejayaan UINSA hanya dapat dilakukan secara bersama dari hulu hingga hilir bersatu padu, tanpa harus menekan dan memaksa siapapun. Kesadaran akan hadir dengan sendirinya seiring kebermanfaatan dapat dirasakan sebagaimana rizki yang diperoleh dari UINSA.

Terima kasih pegawai UINSA yang telah menebarkan kesalehan sosial. Khususnya bagi Mas Suyanto juga mas Choirul Anam, dengan jabatan pengemudi atau sopir, kebaikan ini akan menjadi inspirasi bagi pegawai lainnya. Semoga akan terus hadir Suyanto dan Choirul Anam dengan beragam jabatan berikutnya, yang mewarnai UINSA lebih Berjaya. Kepada yang belum berkontribusi (Guru besar, dosen dengan tugas tambahan, dosen dan tenaga kependidikan) semoga terketuk hatinya untuk memprioritaskan lembaganya. Saya percaya mereka telah melakukan kebaikan dan menebar kesalehan sosial diluar sana, tapi itu belum menggambarkan rasa syukur, cinta dan bangga kepada lembaganya (UINSA). Yukk kita sukseskan pro poor university yang menjadikan keunggulan kesalehan sosial pegawai UINSA.