Kultum Dhuhur pada hari Selasa, 14 Mei 2024, di Masjid Ulul Albab UINSA disampaikan oleh Athoillah Umar Lc.MA. Dalam paparannya, ia mengisahkan kisah Ali bin Abi Thalib yang kehilangan baju besi berharga, yang kemudian ditemukan di tangan seorang non-Muslim yang menolak untuk mengembalikannya meskipun Ali mengklaimnya sebagai miliknya. Ali membawa masalah ini ke pengadilan, di mana hakimnya adalah Syuraih. Meskipun kebenaran di pihak Ali, Syuraih membutuhkan dua saksi untuk memperkuat klaim Ali. Namun, Syuraih menolak saksi Hasan bin Ali, putra Ali, karena aturan yang melarang anak menjadi saksi. Meskipun sulit, Ali akhirnya rela melepas baju besi tersebut. Dengan kejadian ini, non-Muslim tersebut menyaksikan keadilan dan kebenaran dalam peradilan, sehingga dia memeluk Islam dan mengakui bahwa baju besi itu adalah milik Ali.
Peristiwa ini mengajarkan kepada kita bahwa menjadi pejuang kebenaran adalah suatu tanggung jawab yang agung karena cepat atau lambat akan menuai hasilnya. Hal tersebut dilandasi oleh kekuatan Spirit Agama antara lain:
Pertama, kita harus mengingat janji Allah dan Rasul-Nya bahwa kebenaran akan selalu hadir di dunia ini, meskipun terkadang tersembunyi di tengah-tengah kebatilan.
Kedua, penting bagi kita untuk memahami bahwa perjuangan untuk kebenaran tidak selalu akan menghasilkan hasil yang langsung terlihat atau diharapkan. Namun, hal ini tidak boleh mengurangi semangat kita dalam memperjuangkan kebenaran.
Ketiga, setelah kita berjuang dengan gigih, kita perlu melanjutkan dengan tawakkal, yaitu menyerahkan segala sesuatu kepada Allah. Kita harus percaya bahwa pada akhirnya, kebenaran akan terungkap dan kebatilan akan sirna.
Keempat, merupakan kenikmatan yang besar apabila Allah menjadikan kita sebagai perantara atau wasilah untuk menyampaikan hidayah-Nya kepada orang non-Muslim. Ini adalah kehormatan yang luar biasa dan merupakan bagian dari tugas kita sebagai pejuang kebenaran.
Kelima, Hukum yang adil seharusnya bersifat netral dan tidak memihak kepada siapapun, termasuk penguasa. Hukum harus ditegakkan secara adil tanpa pandang bulu untuk menjaga keadilan dan keamanan dalam masyarakat.
Keenam, kita harus selalu memiliki semangat dan tekad untuk menjadi agen dan pejuang kebenaran. Hal ini berarti tidak hanya memperjuangkan kebenaran ketika mudah, tetapi juga ketika sulit dan penuh dengan tantangan. Dengan memiliki semangat yang kuat, kita dapat menjadi kekuatan yang membawa perubahan positif dalam masyarakat dan dunia ini.