Kajian rutin kitab Risalah Ahlu Sunah wal Jamaah karya Syaikh K.H. Hasyim Asy’ari 3 oktober 2023 bertempat di masjid Raya Ulul Albab UIN Sunan Ampel Surabaya.
Kajian malam ini diampu langsung oleh Ust. Bahrul Huda, Lc. M.E Dengan tema tradisi masyarakat jawi dalam berpegang teguh pada hlu sunah wal jamaah.
Ustadz Bahrul Huda memulai kajiannya dengan menjelaskan secara rinci tentang kata “Jawi” yg terdapat pada judul bab kitab tersebut. Ust alumni al Azhar ini menyebutkan, bahwa al-Jawi merupak laqob (nama lain) yg dinisbahkan pada daerah nusantara. Seperti Sumatra, Kalimantan bahkan Malaysia merupakan bagian dr penyebutan Jawi atau Nusantra. bukan khusus masyarakat jawa saja.
Dalam sejarahnya Masyarakat Nusantra/ Jawi sejak dahulu sudah dikenal dengan tradisi berislam ahlu sunah wal jamaah. Mbah Hasyim menyebutkan pada kitabnya,
قد كان مسلمو الاقطار الجاوية فى الأزمان السالفة الحالية متفقى الآراء و المذهب ، متحدى الماجد والمشرب ، فكلهم في الفقه على المذهب النفيس مذهب الامام محمد بن ادريس ، و في اصول الدين على مذهب الامام ابى الحسن الأشعرى ، و فى التصوف على مذهب الامام الغزالي رضى الله عنهم اجمعين
Artinya:
Umat Islam Nusantara pada mulanya adalah satu madzhab, dan memiliki metode pengambilan hukum yang sama. Dalam fiqih mengambil Imam Syafi’i, dalam teologi mengambil dari Imam Abu Hasan al-Asy’ari, dan dalam Tashawuf mengambil Imam Ghazali dan Juned al-Baghdadi.
Penggalan pernyataan di atas merupakan data sejarah yang disampaikan oleh tokoh bergelar Syaikh tersebut. Bahwa tradisi Nusantra sejak awal Islam masuk dikenalkan dengan suatu tradisi keagamaan ahlu sunah wal jamaah. Ciri khasnya adalah, dalam madzhab fikih berada pada madzhab Syafiiyah, Aqidahnya Asy’ariyah, Tasawufnya al-Ghazali dan Al-Junaydi.
Ust Bahrul Huda juga menjelaskan tentang tradisi tabarrukan (mengambil barokah). Tabarrukan merupakan tradisi lama. Beliau mencotohkan ketika bayi dilahirkan biasa oleh orang tuanya dibawa kepada ulama untuk diberi nama, didokan dll, dalam rangka tabartukan (mengambil berkah). tabarrukan (mengambil barokah) merupakan tradisi lama, mulai dr nabi, sahabat, tabiin, hingga kini merupakan tradisi yang terus berlanjut secara terus menerus.