Articles

Dr. Slamet Muliono Redjosari

Slogan “Indonesia Gelap” menjadi simbol keresahan sekaligus perlawanan generasi muda terhadap kondisi negara. Mereka menganggap bahwa negara semakin tidak berpihak kepada rakyat. Kalau mahasiswa turun ke jalan, menggelar demonstrasi sebagai bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan, korupsi, dan kebijakan yang merugikan masyarakat. Mereka berteriak lantang bahwa negara sedang tidak baik-baik saja dan menuntut perubahan. Di sisi lain, muncul fenomena #KaburAjaDulu, di mana banyak anak muda memilih meninggalkan Indonesia demi mencari kehidupan yang lebih layak di luar negeri. Minimnya lapangan kerja dengan gaji yang layak serta ketidakpedulian pemerintah terhadap kesejahteraan mereka mendorong keputusan ini. Meski berbeda cara, mahasiswa berjuang di  berjuang di jalanan, dan generasi muda pergi ke luar negeri, keduanya sama-sama meyakini bahwa negeri ini sedang mengalami kegelapan. Keduanya mengekspresikan kekecewaan yang sama terhadap arah bangsa.

Demonstrasi Mahasiswa

Slogan “Indonesia Gelap” yang disuarakan oleh mahasiswa dalam demonstrasi mencerminkan kritik terhadap kondisi negara. Mereka berpandangan bahwa negara mengalami kemunduran dalam berbagai aspek, seperti utang menumpuk, korupsi mengalami pembiaran, akuntabilitas rendah, dan kesejahteraan rakyat yang terabaikan. Slogan Indonesia gelap digunakan sebagai simbol perlawanan terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai tidak berpihak kepada rakyat atau mengancam hak-hak sipil. Demonstrasi dengan slogan ini muncul sebagai bentuk protes terhadap gagalnya negara dalam menjamin kesejahteraan rakyatnya.

Kebijakan efisiensi yang yang dikeluarkan rezim Prabowo, melalui Peraturan Pemerintah nomor 1 tahun 2025, telah melahirkan berbagai dampak dan resiko yang berat. (https://infobanknews.com/kritik-mengalir-efisiensi-anggaran-prabowo-dinilai-berisiko/)https://infobanknews.com/kritik-mengalir-efisiensi-anggaran-prabowo-dinilai-berisiko/. Kebijakan efisiensi ini menjadikan beberapa sektor mengalami stagnansi, seperti Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), lapangan kerja menjadi sempit, serta daya beli masyarakat yang rendah. Kebijakan pemangkasan anggaran ini jelas mengganggu sektor pendidikan, kesehatan, dan pariwisata. Ketika bidang pendidikan dan kesehatan mengalami pemangkasan, maka bakal melumpuhkan kebutuhan dasar masyarakat bawah. Sementara pariwisata dan hotel akan mengalami kelumpuhan karena ketiadaan pengguna yang meramaikannya.

Efisiensi anggaran ini dipicu oleh program makan siang bergizi gratis yang menjadi prioritas pemerintahan. Belum lagi kabinet pemerintahan Prabowo yang sangat gemuk membuat kebijakan efisiensi ini terasa kontradiksi. Dikatakan kontradiksi, karena pemerintah memerintahkan efisiensi dengan memotong anggaran, namun di sisi lain, jumlah personel kabinet sangat tambun. Menteri, wakil Menteri, staf ahli Menteri, staf khusus presiden, dirjen dan departemennya memerlukan anggaran yang tidak kecil.

Realitas ini menjadi faktor pemicu lahirnya demonstrasi yang dilakukan mahasiswa secara massif. Demonstrasi semakin membesar dan meluas setelah pidato presiden Prabowo  yang memuji mantan presiden Jokowi. Jokowi dianggap sebagai orang yang mensuppport Prabowo menjadi presiden. Teriakan “Hidup Jokowi” yang disampaikan Prabowo bertentangan dengan aspirasi masyarakat yang menyuarakan “Adili Jokowi.” Jokowi dipandang sebagai penyebab semua ini, karena kebijakan politiknya selama memimpin dua periode.

Kaburajadulu

#KaburAjaDulu merupakan respon atas hilangnya harapan generasi muda terhadap negara ini. Realitas ini semakin menguatkan slogan “Indonesia Gelap.” Kaburajadulu menggambarkan situasi di mana banyak anak muda yang merasa tidak mendapat kepedulian pihak pemerintah, sehingga ketersediaan lapangan kerja dengan gaji layak tidak diperoleh. Dengan kata lain, #KaburAjaDulu, mencerminkan keinginan generasi muda untuk meninggalkan Indonesia demi mencari peluang yang lebih baik di luar negeri. Upah rendah, biaya hidup yang semakin tinggi, serta minimnya jaminan kesejahteraan membuat mereka merasa tidak ada masa depan yang menjanjikan di tanah air. Alih-alih menciptakan kebijakan yang mendukung kesejahteraan pekerja, pemerintah dinilai lebih fokus pada kepentingan lain, sehingga banyak anak muda memilih untuk merantau demi kehidupan yang lebih layak.

KaburAjaDulu merupakan spekulasi generasi muda untuk mengadu nasib karena melihat realitas bangs aini semakin tidak menentu. Terlebih lagi kebijakan efisiensi yang dicanangkan oleh rezim Prabowo ini membuat ekonomi masyarakat semakin tidak menentu. Oleh karenanya, bekerja di luar negeri merupakan pilihan pahit. Dikatakan pahit karena bertahan di Indonesia, sepertinya tidak ada harapan karena lapangan kerja terbatas dan kebijakan pemerintah yang tak bersahabat  terhadap generasi muda.

Banyaknya pengangguran terselubung (hidden unemployment), menjadi pemandangan umum. Mereka merupakan setengah pengangguran karena mereka bekerja tetapi tidak mendapatkan gaji. Seorang anak muda yang membantu menjaga toko kelontong milik ibunya. Mereka tak digaji karena sifatnya membantu saja, tanpa gaji.

Belum lagi banyaknya pekerja sektor informal  dengan gaji yang tak layak, di bawah Upah Minimum Regional (UMR) bisa dijumpai dimana-mana. Mereka bekerja di pabrik atau perusahaan swasta, namun gaji mereka masih belum mencukupi kebutuhan dasarnya. Banyaknya PHK juga menjadi faktor pendorong para generasi muda ingin meninggalkan Indonesia untuk mengadu nasib di luar negeri.

Realitas adanya kelas menengah yang bersuara kritis juga mengalami kesulitan ekonomi. Mereka tidak mendapatkan pekerjaan yang memadai sehingga terdorong untuk meninggalkan negerinya guna mendapatkan harapan hidup yang layak. Generasi ini melihat bahwa pemerintah kurang bersikap tegas terhadap para koruptor, kekerasan aparat yang tak kunjung diusut, atau Proyek Strategis Nasional (PSN) yang tidak berdampak membangun masyarakat pribumi, serta hutang negara yang begitu besar. Hal inilah yang membuat mereka rela meninggalkan tanah air untuk mengadu nasib sekaligus menaruh harapan.

Dua realitas (demonstrasi mahasiswa dan generasi yang kabur ke luar negeri) merupakan pekerjaan besar pemerintah. Mereka ingin pemerintah memiliki blue print yang jelas dalam memberi harapan kepada calon [penerus pemimpin bangsa. “Indonesia gelap” merupakan bentuk kritik anak-anak muda terhadap pemerintah yang dipandang lalai menunaikan tugasnya, yang mencerdaskan kehidupan bangsa dan mewujudkan kesejahteraan sosial. Surabaya, 19 Pebruari 2025