Bertepatan dengan hari pahlawan 10 November 2022, Ma’had UIN Sunan Ampel Surabaya melalui Pesantren Mahasiswa putra dan putri merayakannya melalui Muhadhoroh Kubro dengan tema “Hari Pahlawan”.
Muhadhoroh dihadiri oleh seluruh penghuni Asrama baik Pesma maupun Pesmi, dengan 4 juri dari para Muwajjih Muwajjihah Li At Tholabah, yakni Ust. Khoirun, S.Ag, Ust. M. Aniq Yasroni, M.Ag, Ustadzah Hotimah Novitasari, M.Ag, dan Ust.Sandya Hilana Aisyah, S.H Al Hahfidz Dan seluruh Pengurus Pesantren Mahasiwa UIN Sunan Ampel Surabaya.
Acara perayaaan diawali dengan pembukaan, yang mana tim Muhadhoroh tersebut didampingi oleh beberapa Muwajjih dan Muwajjihah. Adapun pendamping tim Muhadhoroh tersebut yakni, Ust. Achmad Munajib S.Si, Al Tahfidz, Ustadzah Velida Aprila N. S.Pd, dan Ustadzah Nur Azny Agustina Putri, S.Ag. Sambutan disampaikan oleh Ust. A. Munajib S.SiAl Hafidz, ia mengutip tentang sebuah keyakinan seorang pemuda dengan apa yang dilakukan itu baik dan bermanfaat, bahwa : “إِذِ الْفَتَى حَسْبَ اعْتِقَادِهِ رُفِعْ # وَكُلُّ مَنْ لَمْ يَعْتَقِدْ لَم يَنْتَفِعْ
“Karena derajat seorang pemuda diukur dari keyakinannya, dan bagi siapapun yang tidak yakin, maka tidak akan bisa mengambil manfaat.” (Kitab Imriti)
Pernyataan di atas beresensi bahwa seorang pemuda selayaknya sungguh-sungguh dalam mencari ilmu. Karena faham dan tidak faham adalah masalah yang tidak dapat diacuhkan asal tetap berikhtiar semaksimal mungkin. Selaras dengan perjuangan para pahlawan, bahwa keyakinan dan keteguhan mereka memberikan manfaat untuk kita semua.
Selain sambutan dari pendamping tim Muhadhoroh, pembukaan juga menampilkan 3 pidato yang berbeda bahasa, yakni Arab, Inggris dan Indonesia. Ketiga isi pidato tersebut menerangkan tetang pentingnya, hari pahlawan di 10 November ini. Adapun keterkaitan antara perjuangan hari pahlawan di masa lalu dengan apa yang Allah firmankan, Rafi (mahasantri putra) menyampaikan bahwa di dalam Al Qur’an yaitu QS. Ibrahim ayat 7 ayat bahwa :
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: “(Dan ingatlah pula ketika mempermaklumkan) memberitahukan (Rabb kalian sesungguhnya jika kalian bersyukur) akan nikmat-Ku dengan menjalankan ketauhidan dan ketaatan (pasti Kami akan menambah nikmat kepada kalian dan jika kalian mengingkari nikmat-Ku) apabila kalian ingkar terhadap nikmat-Ku itu dengan berlaku kekafiran dan kedurhakaan niscaya Aku akan menurunkan azab kepada kalian. Pengertian ini diungkapkan oleh firman selanjutnya: (“Sesungguhnya azab-Ku sangat keras.”)”
Usai pembukaan, Muhadhoroh dimeriahkan dengan dengan dua penampilan seni dan hiburan berupa drama musikalisasi puisi. Kedua penampilan tersebut menggambarkan bagaimana kondisi Indonesia ketika para penjajah melakukan pembantaian. Beberapa mahasantri memerankan sebagai rakyat jelata, para pahlawan, dan ada juga sebagai penjajah.
Uniknya, dalam memerankan drama musikalisasi puisi tersebut, para pemain begitu aplikatif. Layaknya melihat sejarah Indonesia pada masa lampau, para penonton tersihir dan terharu dengan penampilan tersebut.
Ditutup dengan penampilan kedua, yaitu drama musikalisasi puisi menggambarkan bagaimana penjajah semena-mena terhadap rakyat Indonesia. Dengan penuh antusias dan semangat layaknya para pejuang, para pemain juga mengibarkan bendera merah putih dan melakukan penghormatan. [nov]