UINSA Sruabaya_Dewan Eksekutif Mahasawa (DEMA) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan Ampel Surabaya menggelar seminar nasional di Amphiteater Gedung Saintek, Selasa, (24/10/2023).
Seminar bertajuk “Election For Sale : Mempertaruhkan Hak Politik di Pemilu 2024 : apakah partisipasi atau transanksi?” dihadiri narasumber Totok Hariyono, Komisioner Bawaslu RI, Moh.Syaeful Bahar, Akademisi UINSA, dan konten kreator, Mandala Satya.
Menurut Totok Hariyono, pemilu harus dilihat sebagai instrumen kunci di dalam sistem demokrasi guna memilih pemimpin yang dapat mensejahterakan rakyat. Sehingga pemilu bukan sekedar ritual politik lima tahunan yang hanya berisi kepentingan partai politik, melainkan, juga sebagau satu instrumen yang bisa mengantarkan negara ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, pemilu harus dijalankan dengan asas gotong royong politik warga negara. Dengan demikian pemilu menjadi tanggung jawab semua masyarakat.
Selain itu, Totok Hariyono, menyampaikan, selama ini pemilu kerap dihantui masalah jual beli suara atau politik uang. Fenomena ini seperti sudah menjai lingkaran setan yang sulit dihilangkan baik di partai politik, kandidat dan masyarakat, tetapi, menurutnya politik uang bukan berarti tidak bisa dihilangkan. Bagaimana caranya? Ialah memulai dari kesadaran sebagai warga negara untuk tidak menjadi bagian dari praktik politik uang.
“dimulai dari diri sendiri dengan sadar bahwa suara kita tidak bisa dibeli. Jika dulu ada tagline “ambil uangnya, jangan pilih orangnya” sekarang ganti, “jangan ambil uangnya dan jangan pilih orangnya, laporkan perbuatannya ke pengawas” jelasnya
Sementara menurut Moh. Syaeful Bahar, peran mahasiswa sangat penting di dalam proses demokrasi, mereka harus diberikan ruang untuk mengawal pelaksanaan pemilu yang bersih, jujur, dan adil. Untuk itu, diirinya mendorong mahasiswa agar terlibat mengawal pelaksanaan pemilu dan melakukan riset-riset akademik tentang fenomena politik uang di Indonesia.
“mahasiswa harus terlibat mengawal pelaksanaan pemilu dan melakukan kajian akademik tentang politik uang, minimal di daerahnya” terangnya.
Merespon fenomena politik uang yang telah membudaya di dalam politik elektoral, Mandala Satya, menyarakan agar era digital sosial media bisa dimanfaatkan oleh Genari Milenial dan Generi Z untuk mencegah praktik politik uang. Menurutnya anak muda memiliki kemampuan inovasi yang bisa menjadikan media sosial sebagai alat agar masyarakat paham tentang problematika politik uang dan dampaknya.
Sebagai informasi, bahwa pelaksanaan seminar ini bertujuan untuk memberi pemahaman tentang pentingnya generasi muda peduli terhadap politik agar mereka bisa berkontribusi terhadap perbaikan demokrasi di Indonesia. Utamanya menjalang pelaksanaan Pemilu 2024.
“Tujuan dari diadakannya seminar nasional ini ialaj untuk membangun karakter generasi muda atau mahasiswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis, meningkatkan kepedulian terhadap politik, serta memberikan informasi tentang pentingnya peran mahasiswa di dalam pelaksanaa pesta demokrasi” Jelas Refian Wakil Dema FISIP UINSA
(Joy Junior)