Surabaya – Sebuah langkah strategis diambil oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya yang berpotensi mengubah wajah pendidikan tinggi di kampus tersebut. Dekan FISIP UINSA, Prof. Dr. H. Abd. Chalik, M.Ag., bersama Ketua Jurusan, Moh. Fathoni Hakim, M.Si., melakukan perjalanan penting selama dua hari ke Bali pada 5-6 November 2024 silam. Tujuan mereka bukan sekadar kunjungan biasa, melainkan untuk menghadiri “2024 Taiwan-Indonesia Leaders Summit on International Industry Talents and Educational Collaboration” yang diadakan di Politeknik Negeri Bali, Jimbaran, Badung, Bali.
Berangkat dari Kampus UINSA Gunung Anyar saat fajar masih menyelimuti kota Surabaya pukul 05.00 WIB, mereka tiba di Pulau Dewata pada pukul 09.00 WITA dengan semangat dan optimisme yang tinggi. Tanpa membuang waktu, Dekan dan Ketua Jurusan langsung menuju Gedung Widya Mandala, tempat berlangsungnya pertemuan internasional yang dihadiri oleh para pemimpin institusi pendidikan dari Indonesia dan Taiwan.
Dalam pertemuan tersebut, FISIP UINSA mengambil peran aktif dengan menyusun draf Memorandum of Collaboration (MOC) antara INTACT Base (Indonesia-Taiwan) dan UINSA. MOC ini nantinya akan ditandatangani secara serentak oleh para rektor dari universitas ternama Taiwan seperti National Chung Hsing University, Cheng Shiu University, Hsing Wu University, dan lainnya. Dari Indonesia, puluhan rektor dari Politeknik Negeri, UINSA, Universitas Surabaya (UBAYA), Universitas Muhammadiyah Gresik, hingga Universitas Udayana turut hadir, yang semakin menunjukkan betapa pentingnya acara ini.
Suasana pertemuan semakin hangat dengan sambutan dari H.E. John, Director General of TETO (Taipei Economic and Trade Office), dan Wakil Menteri Pendidikan Taiwan. Dari pihak Indonesia, sambutan disampaikan oleh Direktur Pendidikan Vokasi Kemendikbud dan Direktur Politeknik Negeri Bali. Pesan yang disampaikan jelas: kedua negara berkomitmen kuat untuk meningkatkan kerja sama dalam pengembangan talenta industri dan kolaborasi pendidikan internasional.
Salah satu poin utama yang dibahas adalah program INTENSE (International Industry Talents and Educational Collaboration). Program revolusioner ini menawarkan skema pendidikan 2+2, di mana mahasiswa menjalani dua tahun kuliah di Indonesia dan dua tahun kuliah serta magang di Taiwan. Yang membuatnya lebih menarik, seluruh biaya mulai dari pembuatan paspor, pemeriksaan kesehatan, tiket penerbangan, biaya kuliah di Taiwan, hingga tunjangan bulanan sebesar 5-6 juta rupiah ditanggung sepenuhnya oleh pihak Taiwan. Ini adalah kesempatan langka yang tidak boleh dilewatkan.
“Program INTENSE ini membuka peluang luar biasa bagi mahasiswa kita untuk mendapatkan pengalaman internasional tanpa harus memikirkan biaya,” ujar Prof. Chalik dengan antusias.
Taiwan sendiri tengah membutuhkan tenaga kerja di bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) untuk memenuhi kebutuhan industri mereka pada tahun 2025. Hal ini sejalan dengan program studi yang ada di Fakultas Sains dan Teknologi UINSA, namun bukan berarti FISIP UINSA tidak memiliki peluang.
Ketua Jurusan, Moh. Fathoni Hakim menjelaskan bahwa FISIP UINSA juga dapat menjalin kolaborasi langsung dengan universitas di Taiwan di luar skema INTENSE. “Kami telah bertukar kontak dengan pejabat Kementerian Pendidikan Taiwan. Ini membuka pintu bagi kemungkinan beasiswa dan program pertukaran bagi mahasiswa dan dosen FISIP,” ungkap beliau. Bahkan, rencananya awal tahun depan FISIP UINSA akan mengundang Director General of TETO untuk mengunjungi kampus dan memberikan kuliah umum, sebuah langkah yang dapat mempererat hubungan bilateral dan membuka lebih banyak kesempatan.
Puncak acara ditandai dengan penandatanganan MOC secara serentak oleh para rektor dan perwakilan universitas dari kedua negara. Momen ini bukan sekadar seremoni, tetapi simbol komitmen bersama untuk maju dan berkembang melalui kolaborasi internasional. “Ini adalah tonggak penting bagi UINSA, khususnya FISIP, untuk berkontribusi dalam kancah pendidikan global,” tambah Prof. Chalik.
Perjalanan dua hari ini bukan hanya menambah daftar agenda internasional FISIP UINSA, tetapi juga membawa harapan baru bagi mahasiswa dan dosen. Peluang untuk mendapatkan pengalaman pendidikan dan profesional di tingkat internasional kini terbuka lebar. Dengan semangat dan optimisme, FISIP UINSA siap menyongsong masa depan yang lebih cerah, menjadikan kampus sebagai pusat pendidikan yang tidak hanya unggul di tingkat nasional tetapi juga diakui di dunia internasional.
“Langkah ini baru permulaan. Kami berkomitmen untuk terus menjalin kerja sama yang bermanfaat bagi seluruh civitas akademika UINSA,” tutup Prof. Chalik dengan senyum optimis. (WD)
Untuk informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan program FISIP UINSA, silakan kunjungi dan ikuti media sosial kami di Instagram.