Berita

UINSA Surabaya_ Sejak Oktober 1989 Taiwan memutuskan untuk membuka pasar tenaga kerja bagi pekerja migran asing. Kini, akibat kebijakan tersebut banyak tenaga kerja asing datang ke Taiwan seperti dari Thailand, Filipina, Malaysia, Vietnam, Mongolia dan Indonesia. Pada akhir tahun 2022, terdapat 728.081 pekerja asing di Taiwan, di mana 65,47% bekerja di bidang manufaktur, 30,02% di bidang perawatan, 2,15% di bidang konstruksi, 1,89% di bidang pertanian, kehutanan, perikanan dan peternakan, dan 0,2% sebagai pembantu rumah tangga. Temuan data ini menyimpulkan bahwa di Taiwan terjadi krisis tenaga kerja dasar.

Data tersebut disampaikan Direktur Genaral TETO Surabaya Isaac Chiu pada acara public lecture bertajuk “migrant workers and public diplomacy actor: understanding the reality of indonesia migrant wrokers in Taiwan To Enhance People To People Connectivity” di Gedung Fisip UINSA, Surabaya, Jum,at (03/10/2023)

Sementara menurut data yang disampaikan Isaac Chiu, pekerja Indonesia di Taiwan lebih banyak bekerja di perawatan keluarga atau family nursing job 75%dan manufacturing work sebanyak17%. Menurutnya terdapat tujuh pekerjaan yang umumnya diisi migran asing di Taiwan yaitu: pekerja perawatan keluarga, pelayanan rumah tangga, pekerja perawatan kelembagaan, pekerja manufaktur, konstruksi, penangkapan ikan dan penyembelihan hewan.

Berdasarkan data TETO Surabaya, jumlah permohonan visa pekerja mengalami turun naik dari tahun 2016-2023. Dari 2016-2019 mengalami kenaikan hingga 33.825 kemudian turun karena masalah covid-19 di tahun 2020-2021 hingga capai 1.119, kemudian naik lagi di tahun 2022-2023 mencapai 30.182 permohonan visa kerja.

Sementara data total migran asing di Taiwan pada bulan September 2023 mencapai 748,678 terdiri dari Thailand sebesar 68.154, Philipina 15,026, Vietnam 261,302 dan Indonesia mencapai 267,194 atau sebesar 35,7 persen.

Menurut Isaac Chiu, keberadaan TETO di Surabaya bertujuan untuk meningkatkan hubungan bilateral antar Indonesia-Taiwan di semua bidang termasuk pendidikan, bisnis, budaya, pariwisata, terutama dalam urusan penerbitan visa dan konsuler lainnya. (umam)