Semangat literasi ilmiah di kalangan guru kembali digaungkan oleh Program Studi Pendidikan Profesi Guru (PPG) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya lewat pelaksanaan Coaching Clinic Penulisan Artikel Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Bertempat secara daring melalui platform Zoom Meeting, kegiatan ini dilangsungkan pada 9–11 Desember 2024 dan diikuti lebih dari 100 peserta dari berbagai daerah.

Mengusung tema “Guru Menulis, Pendidikan Tercerahkan”, coaching clinic ini diselenggarakan sebagai upaya sistematis membekali para guru profesional, khususnya mahasiswa dan alumni PPG, dengan keterampilan menulis artikel ilmiah yang layak publikasi. Kegiatan ini juga menjadi ajang reflektif dan transformasional, di mana praktik pembelajaran di kelas dikembangkan menjadi kontribusi keilmuan yang lebih luas.
Dalam sambutannya saat membuka acara, Prof. Dr. Muhammad Thohir, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UINSA, menegaskan pentingnya kegiatan ini untuk menumbuhkan budaya literasi akademik di kalangan guru. “Guru hari ini bukan hanya pengajar, tapi juga penggagas dan penulis. Menulis artikel dari pengalaman PTK adalah bentuk tanggung jawab profesi sekaligus kontribusi bagi pengembangan ilmu pendidikan,” tegasnya. Ia juga menyoroti pentingnya menjadikan praktik baik dari ruang kelas sebagai referensi ilmiah yang bisa ditularkan ke guru-guru lain di seluruh Indonesia.
Sesi utama kegiatan ini dipandu oleh Dr. Taufik, M.Pd.I, Kepala Laboratorium FTK UINSA, yang sekaligus menjadi narasumber tunggal selama tiga hari pelatihan. Dalam berbagai sesi intensif, Dr. Taufik membimbing peserta menulis ulang laporan PTK mereka ke dalam format artikel ilmiah yang siap kirim ke jurnal nasional. Menurutnya, banyak guru telah melakukan inovasi pembelajaran melalui PTK, namun masih minim yang mampu mengangkatnya ke dalam bentuk tulisan akademik. “Guru kita kreatif di lapangan, tetapi belum terbiasa menulis secara ilmiah. Padahal, artikel yang baik itu lahir dari praktik nyata dan refleksi yang jujur,” ungkap Dr. Taufik.
Ia menekankan bahwa proses menulis artikel PTK harus mencerminkan tiga hal utama: keaslian masalah kelas, pendekatan pemecahan yang terencana, dan refleksi terhadap hasil yang didapat. Seluruh peserta dibimbing menyusun artikel mulai dari judul, abstrak, hingga kesimpulan dan rekomendasi.
Tidak seperti seminar biasa, kegiatan coaching clinic ini mengadopsi format pelatihan yang langsung menyentuh praktik peserta. Mereka diminta membawa draft laporan PTK masing-masing dan mengerjakannya secara bertahap selama pelatihan berlangsung.
Setiap hari difokuskan pada komponen berbeda dari struktur artikel ilmiah. Selain penyampaian materi, sesi coaching juga dilengkapi klinik penulisan per individu. Peserta mendapat kesempatan untuk mengajukan pertanyaan secara langsung dan menerima umpan balik dari Dr. Taufik terhadap bagian tulisan yang sudah dikerjakan.
Desi Rahmawati, guru SD sekaligus peserta angkatan PPG 2024, mengaku baru pertama kali menulis artikel ilmiah dan sangat terbantu oleh pendekatan pelatihan ini. “Awalnya saya merasa menulis artikel itu sangat sulit. Tapi setelah dibimbing langkah demi langkah, ternyata bisa. Sekarang saya ingin benar-benar menerbitkan tulisan saya,” ungkapnya.
Selain membekali keterampilan teknis, kegiatan ini juga dirancang untuk membentuk kesadaran kritis dan reflektif dalam diri guru. Dalam sesi motivasi penutup, Dr. Taufik menekankan bahwa proses menulis artikel ilmiah adalah bagian dari perjalanan guru untuk terus belajar, mengevaluasi, dan membagikan pengalaman. “Setiap guru punya kisah di kelas yang layak diceritakan, bukan sekadar lewat cerita lisan, tapi melalui tulisan yang dapat dibaca banyak orang dan berdampak jangka panjang,” pesannya.
Hal ini diamini oleh Ainun Syarifah, M.Pd.I, Ketua Program Studi PPG UINSA, yang turut mendampingi kegiatan. Ia menyatakan bahwa coaching clinic ini akan terus menjadi agenda tahunan karena terbukti berdampak positif dalam membangun kepercayaan diri dan budaya menulis di kalangan mahasiswa dan alumni PPG.
Sebagai bentuk keberlanjutan kegiatan, Laboratorium FTK UINSA berencana mengompilasi artikel-artikel terbaik dari coaching clinic tahun ini ke dalam e-book bertajuk “Refleksi Guru dalam Tindakan: Kumpulan Artikel PTK Mahasiswa PPG UINSA 2024”. Selain itu, peserta juga didorong untuk mengirimkan artikel mereka ke jurnal pendidikan terakreditasi nasional. Beberapa jurnal mitra seperti Jurnal Lentera Pendidikan, Tadris: Jurnal Pendidikan Islam, dan Madrasah: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar disebut sebagai target publikasi yang relevan.
Di akhir acara, Prof. Dr. Muhammad Thohir kembali mengingatkan bahwa menulis adalah bagian dari jejak intelektual guru. “Buku guru tak hanya silabus, tapi juga tulisan yang ia wariskan. Coaching clinic ini adalah langkah awal membangun warisan itu, dan UINSA akan selalu menjadi ruang tumbuhnya,” pungkasnya. Melalui kegiatan ini, UINSA menegaskan komitmennya untuk tidak hanya mencetak guru yang piawai mengajar, tetapi juga guru yang mampu berpikir, menulis, dan menyebarkan pengetahuan. Sebuah langkah strategis dalam membangun generasi guru yang tak hanya hadir di ruang kelas, tetapi juga di panggung ilmu pengetahuan.