Berita

UIN Sunan Ampel Surabaya

Monday, 15 August 2022

CEGAH DINI STUNTING: PSGA UINSA BERSAMA BKKBN PUSAT DAN KEMENAG RI DUKUNG PEMERINTAH TURUNKAN ANGKA STUNTING INDONESIA 24.4%

UINSA Newsroom, Senin (15/08/2022); Sebagai bentuk respon terhadap Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya bekerjasama dengan Kementerian Agama Republik Indonesia dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, menggelar Webinar Nasional “KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) Upaya Pencegahan Dini Stunting” pada Ahad, 14 Agustus 2022.

Webinar nasional dibuka Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi, M.Ag. Turut memberikan arahan dan sambutan, Dr. Phil. Khoirun Ni’am, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) yang menjelaskan tentang upaya UINSA Surabaya dalam mendampingi masyarakat dan menggali data riil tentang stunting di salah satu Zona merah stunting yakni Kabupaten Lumajang. LP2M tengah menjalankan program KKN Stunting di 19 desa, 11 kecamatan di Kabupaten Lumajang Jawa Timur.

Turut hadir dalam webinar nasional ini, Kooordinator Kebijakan dan Evaluasi Program Biro Perencanaan, Dr. H. Ridwan, M.Pd.I. Disampaikan dalam webinar ini, bahwa Direktorat Bina KUA dan Keluarga Sakinah Kementerian Agama RI mempunyai tiga kegiatan utama dalam upaya menurunkan angka stunting di Indonesia. Tiga kegiatan tersebut adalah Bimbingan Perkawinan, Pusaka Sakinah, dan Bimbingan Remaja Usia Sekolah.

Terdapat dua orang narasumber dalam webinar ini. Narasumber pertama adalah Dr. Edi Setiawan, S.Si., MSE, M.Sc., Direktur Kerjasama Pendidikan Kependudukan BKKBN. Disampaikan Dr. Edi, bahwa terdapat lima pilar strategi nasional dalam penurunan angka stunting di Indonesia. Pertama, peningkatan komitmen dan visi kepemimpinan di Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dan Pemerintah Desa. Kedua, peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat. Ketiga, peningkatan konvergensi Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif di Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dan Pemerintah Desa.

Keempat, peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada tingkat individu, keluarga, dan masyarakat.  Kelima, penguatan dan pengembangan sistem, data, informasi, riset, dan inovasi. Dipaparkan pula, bahwa terdapat 5 Rencana Aksi Nasional dengan pendekatan keluarga, yakni 1) Penyediaan data keluarga berisiko stunting; 2). Pendampingan keluarga beresiko stunting; 3). Pendampingan semua calon pengantin/calon PUS; 4). Surveilans keluarga beresiko stunting; 5). Audit kasus stunting.

Tujuan webinar nasional sebagaimana disampaikan Ketua PSGA UINSA Surabaya, Dr. Lilik Huriyah, M.Pd.I., adalah untuk mewujudkan himbauan Wakil Presiden Indonesia, Ma’ruf Amin, yakni angka Stunting Indonesia 24,4% (menurut Survey Status Gizi Indonesia (SSGI)) harus turun minimal 3%.

Hal ini menyelaraskan ambang batas angka stunting menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 20%. “Oleh karena itu, kali ini, kami hadirkan para pejuang stunting di garda terdepan yakni para penyuluh Keluarga Berencana (KB) se-Jawa Timur, komunitas masyarakat muslimah yakni Dharma Wanita Persatuan UINSA, Muslimat, Fatayat dan ‘Aisyiyah di wilayah Zona Merah Stunting dan Zona Oranye Stunting di Jawa Timur, yakni Lumajang dan Sumenep,” tutur Kepala Pusat PSGA UINSA. (lp2m uinsa)