Pusat Pengembangan Bahasa UIN Sunan Ampel Surabaya terima kedatangan delegasi dari dosen UIN Fatmawati Soekarno Bengkulu di hari pendidikan nasional. Kunjungan ini dilaksanakan dalam rangka melakukan proses penggalian data penelitian, penjajakan kerjasama, dan sharing program pengembangan Bahasa. Kunjungan yang berlangsung pada hari Kamis 2 Mei 2024. Delegasi UIN Fatmawati Soekarno Bengkulu disambut hangat oleh pimpinan dan staf Pusat Pengembangan Bahasa UIN Sunan Ampel Surabaya.
Rombongan yang terdiri dari Dr. Kasmantoni, M.Si., Giyarsi, M.Pd. dan Zubaidah Bayan, M.Us sedang melakukan proses penggalian data penelitian berjudul Pengembangan Model Pembelajaran Bahasa Arab di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri Berbasis Moderasi Beragama. Pada kesempatan tersebut, Kepala Pusat Pengembangan Bahasa UIN Sunan Ampel Surabaya, Dr. M. Budiono, M.Pd.I menjelaskan secara rinci tentang program intensif bahasa Arab dan Inggris yang telah dijalankan oleh Pusat Pengembangan Bahasa UIN Sunan Ampel Surabaya. Program tersebut dirancang untuk memperdalam pemahaman dan keterampilan berbahasa bagi mahasiswa dan staf, serta masyarakat umum yang tertarik.
Salah satu sorotan utama dari kunjungan ini adalah pembahasan tentang aplikasi baru yang dikembangkan oleh Pusat Pengembangan Bahasa UIN Sunan Ampel Surabaya, yakni aplikasi FLAT yang dapat diakses di web baris.uinsa.ac.id.
Aplikasi tersebut merupakan inovasi terkini yang memudahkan akses terhadap berbagai materi pembelajaran bahasa Arab dan Inggris secara online. Budiono menjelaskan bahwa aplikasi tersebut menyediakan beragam fitur, termasuk modul pembelajaran interaktif, latihan soal, serta akses ke sumber belajar tambahan seperti video dan artikel. Hal ini diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi para pengguna dalam meningkatkan kemampuan bahasa mereka di mana pun dan kapan pun.
Peneliti memberi apresiasi tinggi terhadap aplikasi bahan ajar yang dibuat oleh Pusat Pengembangan Bahasa UINSA. Komposisi materi yang banyak memuat nilai-nilai moderasi beragama juga menjadi catatan tersendiri bagi peneliti dari pulau Sumatera tersebut.