UINSA Newsroom, Selasa (22/11/2022); Perhelatan Nasional tahunan para Mudir Ma’had Al-Jami’ah PTKIN Tahun 2022 diselenggarakan di Wilayah Jawa Timur. Dimana UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya menjadi tuan rumah kegiatan.
Dalam pertemuan bertajuk Musyawarah Nasional Mudir Ma’had dan Rihlah Ilmiah Ma’had PTKIN se-Indonesia ke-IX Tahun 2022 hari ke-dua dilaksanakan seminar. Panitia telah mengundang narasumber yang berkompeten di bidangnya. Diantaranya Prof. Dr. H. Ali Mudlofir, M.Ag. (Wakil Rektor UINSA Bidang Akademik dan Kelembagaan) dan Dr. Teguh, M.Ag. (Ketua Forum Mudir Ma’had PTKIN se-Indonesia).
Prof. Ali Mudlofir memberikan materi terkait “Peran Ma’had Al-Jami’ah dalam Pengarusutamaan Moderasi Islam di Indonesia.” Perbincangan dalam Munas kali ini menjadi wujud implementasi dari teori yang ada untuk direalisasikan agar Ma’had dapat menjadi tempat persemaian bagi pemahaman Islam yang moderat.
Melihat perkembangan dunia remaja dan pelajar di kampus PTKIN, Prof. Ali Mudlofir menilai, PTKIN saat ini tidak sedang sehat-sehat saja. Hal tersebut harus menjadi kesadaran bersama. Kesadaran akan pemahaman tersebut nantinya bisa memberikan langkah kongkrit bagaimana menjembatani atau meredam laju perkembangan pemikiran yang radikal.
Prof. Ali Mudhofir menitikberatkan pembahasannya pada bagaimana mewaspadai faham dan gerakan radikalisme di PTKIN melalui vitalisasi Ma’had Al-Jami’ah. Menurutnya, melalui peran Ma’had Al-Jami’ah serta Wakil Rektor akan menentukan terutama dalam membendung paham-paham radikalisme.
“Ma’had Al-Jami’ah sebagai lembaga sayapnya PTKI yang mempunyai tanggung jawab besar pada Ibu Pertiwi sangat penting untuk menangkal radikalisme. Selain itu, posisi Ma’had lebih informal dan kekeluargaan dibandingkan kelas perkuliahan formal,” jelas Prof. Ali Mudlofir.
Selain itu, lanjut Prof. Ali Mudlofir, sikap alamiah dan keterbukaan mahasantri lebih mungkin terwujud di Ma’had. Salah satunya dalam menyikapi materi atau kurikulum di Ma’had. Tidak hanya itu, Prof. Ali Mudlofir juga menambahkan, bahwa pengaturan waktu dan tata laksana di Ma’had lebih fleksibel sehingga peran Ma’had penting untuk membantu memperkokoh pemahaman Islam yang moderat.
Di akhir paparan, Prof. Ali Mudlofir memberi kesempatan bagi para Mudir untuk memberikan tanggapan. Prof. Ali Mudlofir juga berkesempatan memetakan beberapa tanggapan para peserta dalam forum seminar terkait eksistensi Ma’had di masing-masing PTKIN.
Paparan selanjutnya adalah materi terkait “Posisi dan Peran Ma’had Al-Jami’ah di PTKIN” yang dalam hal ini disampaikan Dr. Teguh, M.Ag., sekaligus menetapkan poin-poin yang disepakati bersama seluruh Mudir. Salah satunya pemilihan Ketua Forum Mudir Ma’had PTKIN se-Indonesia yang baru. (Din/Magang22)