Berita

Kalipuro, Banyuwangi (20/07/2024) – Masih dengan antusiasme yang menggebu, hari kedua pelaksanaan Student Academic Short Camp (SASC) diwarnai dengan berbagai keseruan dan pengalaman menarik tak terlupakan. Kegiatan yang dimulai sejak pukul 07.00 WIB itu diawali dengan senam pagi bersama dan penanaman pohon serentak di sekitar area Pinus Camp, Songgon. Menuju tengah hari, peserta yang terdiri atas 20 mahasiswa internasional dari berbagai universitas di Indonesia itu diarahkan menuju ke Kampung Kopi Gombengsari untuk sejenak beristirahat dan menikmati santap siang dengan ditemani semerbak aroma kopi.

Seusai melepas penat dan melaksanakan salat, pukul 14.00 WIB seluruh peserta bergerak menuju hutan kopi Gombengsari dengan disambut sajian tari Gandrung yang merupakan salah satu tari tradisional asal Banyuwangi. Setelah dibuka dengan sajian tari yang menawan mata, Abdul Wahid Hamzah selaku Lurah Gombengsari memberikan sambutan singkatnya dilanjut dengan sambutan dari kepala Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), dan terakhir, sambutan dari Prof. Dr. Rubaidi, M.Ag. selaku Wakil Dekan III Fakultas Psikologi dan Kesehatan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (FPK UINSA).

Di dalamnya, terdapat pula keterlibatan para mahasiswa yang tengah menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari berbagai universitas seperti: Universitas Negeri Jember (UNEJ), Universitas Banyuwangi (UNIBA), Universitas Gajah Mada (UGM), serta UINSA Surabaya. Berbagai penampilan kesenian tradisional seperti Tari Gurit Mangir hingga pencak silat dari Perguruan Pencak Silat Satya Wira Nagara turut disuguhkan. Tak hanya menikmati penampilan dengan mata, para peserta pun ikut menari bersama Lurah Gombengsari dengan iringan gamelan bergaya Banyuwangi-an. Kegiatan ini tentunya sebagai upaya untuk mengenalkan kesenian tradisional kepada dunia internasional.

Berikutnya, para peserta diperlihatkan secara langsung tahapan dan proses pengolahan biji kopi dengan metode tradisional yang masih dilestarikan hingga kini. Tak hanya itu, para peserta juga diajak praktik memeras susu kambing etawa yang juga menjadi hasil unggulan Gombengsari.

Mengakhiri kegiatan hari kedua SASC-FPK, para peserta bertolak dari hutan kopi Gombengsari menuju Badan Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Banyuwangi/Wisma Lobster, Bangsring. Di destinasi terakhir ini, peserta belajar tentang bagaimana BPPP Banyuwangi berperan dalam mengembangkan pelaku utama/pelaku usaha kelautan dan perikanan yang berkompeten dan akuntabel.

Sebagaimana tema SASC-FPK 2024 yang berfokus pada pendekatan budaya dan alam, besar harapannya serangkaian kegiatan di hari kedua ini dapat menambah wawasan dan memupuk pengetahuan bagi mahasiswa internasional, serta menambah kecintaan dan memunculkan inovasi peningkatan potensi lokal di Indonesia.

Writer: Septi Nur Azizah
Editor: M. Ata Zaidan Taufiqi, Najwa Laska Halqi