Jember, Jawa Timur – Dalam upaya memberikan pemahaman yang benar mengenai kesehatan reproduksi dan perlindungan diri, Pada tanggal 11 Februari 2025, tim penulis buku “Sexual Awareness & Self Defense” mengadakan sosialisasi di Pondok Pesantren Nurul Chotib, Jember.
Kegiatan ini diikuti oleh santriwati kelas 8 MTs dan SMP, yang sangat antusias dalam mendalami materi terkait organ dan proses reproduksi pria dan wanita, penyakit menular seksual, sexual awarness, sexual self-defense, serta teknik perlindungan diri dari pelecehan seksual.
Buku yang ditulis oleh Dra. Psi. Mierrina, M.Si., Ummy Chairiyah, M.I.Kom., dan Nur Romdlon Maslahul Adi, M.Pd., ini membahas secara komprehensif tentang pentingnya edukasi seksual yang benar agar remaja dapat mengambil keputusan yang bijak mengenai tubuh dan kesehatannya.

Di era digital ini, remaja sering kali mendapatkan informasi yang keliru mengenai seksualitas, baik dari internet maupun teman sebaya. Oleh karena itu, materi yang disampikan sangat diperlukan agar mereka dapat memahami Anatomi tubuh dan proses reproduksi, Perubahan fisik dan psikologis selama pubertas, Risiko perilaku seksual yang tidak aman, termasuk kehamilan dini dan penyakit menular seksual, Teknik perlindungan diri dari pelecehan seksual, termasuk cara berkata “tidak” dan melapor
Dalam sesi diskusi, ditemukan beberapa santriwati yang menghadapi kendala dalam masa pubertasnya. Salah satu kasus yang menarik perhatian adalah seorang santriwati berusia 15 tahun yang belum pernah mengalami menstruasi, sementara teman-temannya sudah. Hal ini menimbulkan kecemasan bagi dirinya, karena merasa berbeda dari yang lain.
Para pemateri menjelaskan bahwa setiap individu memiliki perkembangan tubuh yang berbeda-beda. Faktor seperti genetika, pola makan, aktivitas fisik, hingga kondisi kesehatan tertentu dapat memengaruhi waktu datangnya menstruasi. Santriwati tersebut dianjurkan untuk menjaga pola hidup sehat dan berkonsultasi dengan tenaga medis jika diperlukan guna memastikan kesehatan reproduksinya dalam kondisi baik.
Selain edukasi tentang tubuh dan kesehatan reproduksi, para peserta didik juga diberikan pelatihan dasar teknik self-defense atau perlindungan diri dari pelecehan seksual. Ummy Chairiyah, M.I.Kom., salah satu pemateri, menekankan bahwa remaja harus memiliki keberanian untuk menolak dan segera melaporkan jika mengalami tindakan yang tidak pantas. “Kesadaran dan keberanian untuk melindungi diri sendiri sangat penting. Jangan takut untuk berkata ‘tidak’ atau meminta pertolongan jika berada dalam situasi yang tidak nyaman,” ujarnya.

Pihak Pondok Pesantren Nurul Chotib menyambut baik dan santri memberikan respon positif mengenai kegiatan ini dan berharap sosialisasi serupa dapat terus dilakukan agar santri memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai kesehatan reproduksi dan perlindungan diri. Melalui buku “Sexual Awareness & Self Defense” serta sosialisasi ini, diharapkan para remaja semakin sadar akan pentingnya menjaga kesehatan seksual, memahami tubuh mereka, serta berani melindungi diri dari risiko yang tidak diinginkan.

Penulis: Khalilah Fityastuti Rahmadanti