Kamis, 16 September 2021 Maritime, Marine Science Coffee Time, kembali hadir dengan mengusung tema “Ways of protecting and conserving coastal areas: Take your part!”. Dengan format “sharing experiences with experts and alumni”, edisi Maritime kali ini menghadirkan suar, panggilan untuk narasumber Maritime, dari Mobula Project Indonesia, Muhammad G. Salim, S.Pi., serta alumni angkatan kedua Program Studi Ilmu Kelautan UIN Sunan Ampel Surabaya, Berlianny Ovina Jasmine, S.Si. dan Supriyadi, S.Si.
Berlianny Ovina Jasmine, S.Si., yang akrab dipanggil Jasmine, membuka Maritime dengan sharing pengalamannya sebagai freelancer marine biologist dan surveyor. Menurut Jasmine, freelancer merupakan sebuah profesi yang memiliki banyak keuntungan. “Karena freelancer tidak terikat dengan instansi maka wilayah kerja bisa lebih luas”, ujar Jasmine sambil menyebutkan beberapa lokasi project yang pernah dikerjakan. “Selain itu waktu kerja relatif longgar bagi freelancer”, tambahnya sambil tertawa kecil.
Di sisi lain, Jasmine juga menyampaikan bahwa freelancer tentunya juga memiliki beberapa kekurangan, terutama terkait dengan penawaran project. Untuk itu, Jasmine menyarankan kepada peserta Maritime yang sebagian besar adalah mahasiswa untuk aktif berorganisasi baik di dalam maupun di luar kampus. “Ikut organisasi itu selain menambah hard skill dan soft skill juga dapat memperluas jaringan atau network kita. Ini akan sangat membantu setelah kita lulus dari kuliah dan memasuki dunia kerja”, ujar Jasmine. Hal ini dibenarkan oleh Supriyadi dalam pemaparannya. Supriyadi juga menceritakan pengalamannya sebagai freelancer sebelum akhirnya diterima di Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Jawa Tengah. Supri, panggilan akrabnya, selanjutnya banyak menceritakan pengalamannya sebagai Analisis Kelautan Perikanan yang merupakan bagian dari Seksi Pengawasan Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Jawa Tengah. “Secara umum tugas sebagai Analis Kelautan Perikanan adalah mengawasi pelaksanaan pemanfaatan sumberdaya kelautan perikanan, seperti misalnya patroli kapal perikanan, hingga pengawasan tambak dan pengolahan produk perikanan”, jelasnya.
Selanjutnya, pemaparan dari Co Project Leader Mobula Project Indonesia (MPI), Muhammad G. Salim, menjadi materi penutup edisi Maritime kali ini. Kak Egin, panggilan akrab Muhammad G. Salim, menjelaskan mengenai pari mobula, mulai dari penjelasan dalam konteks biologi dan ekologi hingga konservasi pari mobula. Kak Egin juga mengajak peserta Maritime untuk aktif berkontribusi terhadap kegiatan konservasi lingkungan, terutama sumberdaya pesisir dan laut, melalui banyak hal diantaranya melalui donasi, grup diskusi atau penelitian.
Kegiatan yang dikapteni oleh Ashil Falih Kes Foh Al-Ghazali, alumnus angkatan keempat Program Studi Ilmu Kelautan yang juga merupakan Yudisium Terbaik Fakultas Sains dan Teknologi 2021, ini berlangsung lebih lama dari yang direncanakan. Banyak hal yang ditanyakan oleh peserta Maritime sekaligus menjadi bahan diskusi. Ketiga suar secara interaktif berkomunikasi dengan peserta Maritime sehingga suasana diskusi sambil “ngopi bareng” ini menjadi lebih gayeng.