Berita

Sebagai wujud solidaritas dan komitmen terhadap kemanusiaan, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (FISIP UINSA) secara aktif terlibat dalam pemantauan proses pemulangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang dideportasi. Para mahasiswa tersebut berkolaborasi dengan staf dari Pos Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P4MI) Kota Malang. Mereka merupakan mahasiswa yang tengah menjalani praktik magang di Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Kota Malang. Bagi mereka, pengalaman magang yang merupakan bagian dari program MBKM ini adalah kesempatan berharga untuk mengaplikasikan pengetahuan akademis mereka ke dalam skenario dunia nyata, mendapatkan wawasan praktis tentang isu-isu ketenagakerjaan dan perlindungan tenaga kerja.

Bertempat di Bandara Abdurrahman Saleh Malang pada tanggal 26 Januari 2024, para mahasiswa FISIP UINSA bergabung dengan staf P4MI Kota Malang untuk memantau seluruh proses pemulangan PMI. Keterlibatan yang komprehensif ini dimulai dari prosedur administrasi hingga serah terima PMI kepada keluarga mereka. Para PMI yang dideportasi telah menghabiskan waktu kurang lebih dua bulan di kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Arab Saudi sebelum kembali ke Indonesia. Kolaborasi antara KBRI dan BP2MI Kota Malang ini bertujuan untuk menangani dan memberikan perlindungan kepada PMI yang mengalami kesulitan di luar negeri.

Kedua mahasiswa FISIP UINSA yang terlibat berbagi kesan dan pengalaman mereka selama kegiatan pemantauan ini. Mereka menekankan pentingnya kesadaran dan dukungan masyarakat terhadap hak asasi manusia, terutama bagi PMI yang menghadapi berbagai tantangan di luar negeri. Praktik magang yang merupakan bagian integral dari perjalanan akademis mahasiswa ini merupakan aplikasi praktis dari pengetahuan teoritis mereka dalam konteks dunia nyata.

Partisipasi mahasiswa FISIP UINSA dalam memantau pemulangan PMI di Bandara Abdurahman Shaleh mencerminkan komitmen universitas untuk membentuk karakter mahasiswa yang memiliki kemampuan lebih dari sekedar akademis. Kolaborasi dengan P4MI Kota Malang menunjukkan pentingnya sinergi antara institusi pendidikan dan organisasi masyarakat dalam mengatasi masalah-masalah sosial dan kemanusiaan. Pada tataran yang lebih luas, kegiatan ini dapat dimaknai sebagai upaya untuk menstimulasi kesadaran masyarakat akan isu-isu global dan tantangan kemanusiaan. Peliputan dan penyebaran informasi seputar upaya-upaya tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan empati masyarakat terhadap nasib buruh migran yang dideportasi. (WD)