Berita

Surabaya, 16 Oktober 2024- progam studi hubungan internasional UIN Sunan Ampel Surabaya telah menggelar festival budaya internasional yang bertajuk International Culture Day (ICD) 2024. ICD ini adalah agenda tahunan yang di ikuti oleh mahasiswa prodi HI mulai dari semester 1, 3, dan 5. Tahun ini International Culture Day mengangkat tema “The Art of Cultural Fusion: Blending Global Tradition in Modern Celebrations”

Penyelenggaraan ICD tahun ini membawa semangat akan kebanggaan terhadap kebudayaan lokal serta keterbukaan dengan kebudayaan global. Hal tersebut dapat terlihat dari rangkaian acara ICD tahun ini, seperti talk show yang membahas mengenai tema tersebut, lalu ada stand dan mading dari tiap kelas yang didekorasi sesuai dengan kawasan yang diambil oleh masing-masing kelas di prodi HI, selain itu juga ada penampilan kebudayaan yang mencirikan tiap kawasan. Salah satunya adalah penampilan dari kelas HI B semester 3 yang mengambil tema kawasan Eropa. “Tadi dari kelas ku menampilkan awalnya tari dari salah satu negara di Eropa gitu terus diselipin dansa, karena budaya tari Eropa kan banyak yang seperti tari-tari dansa gitu”, ucap Marsya salah satu penampil dari kelas tersebut.

Seperti ICD tahun sebelumnya yang mengundang beberapa mitra kerja sama prodi HI, tahun ini juga beberapa mitra HI turut hadir dalam kemeriahan acara ini, antara lain dari pihak Taipei Economic and Trade Office (TETO) in Surabaya, International Talent Circulation Base (INTACT) Taiwan – Indonesia, dan King Sejong Institute. Tiga pihak tersebut juga menjadi pembicara dalam sesi talk show dengan dipandu oleh salah satu dosen HI yaitu Sannya Pestari Dewi, M.A. Sesi talks show tersebut membahas mengenai bagaimana pentingnya untuk relevan dengan zaman, tapi tetap juga harus mempertahankan budaya lokal yang telah mengakar sejak dulu. Selaras dengan yang dikatakan oleh Mrs. Anya (panggilan akrab Sannya Pestari Dewi), “Budaya lokal sebenarnya tetap menjadi prioritas yang tidak bisa hilang dari kita sendiri sebab lingkungan sekitar dari rumah sampai ke nasional masih terus melestarikan nya seperti tradisi mudik lebaran, tidak semua negara di dunia memiliki budaya ini, tapi di Indonesia tradisi mudik saat idul fitri menjadi suatu budaya yang tidak pernah lekang oleh waktu, maka dari itu yang bisa kita lakukan adalah tetap menjaga identitas kita sebagai bangsa Indonesia dan melestarikan budaya tersebut dalam kehidupan sehari-hari namun tetap meneriman budaya luar dengan menyaring nya yg sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia sendiri”

Keberadaan festival ICD ini bukan hanya sebatas kegiatan tahunan belaka, tetapi memiliki makna yang penting bagi prodi HI. Menyambung dari apa yang dikatakan oleh Mrs. Anya selaku salah satu dosen HI yang terlibat dalam kegiatan ini. “ICD ini menjadi wadah kreativitas dan juga implementasi dari apa yang teman-teman HI sudah pelajari dikelas terkait dengan budaya internasional, jadi teman-teman tidak hanya mempelajarinya secara teoritis tetapi bisa membagikan nya melalui kegiatan ICD sebagai salah satu wujud diplomasi budaya juga yang bisa dilakukan oleh mahasiswa,” ujarnya.

Salah satu panitia, yaitu Maryam menyatakan harapannya setelah melihat keberhasilan atas terselenggaranya ICD tahun ini. “Tentu harapan saya pertama event ini bisa menjadi kenangan yang bagus terutama ketika perkelas kompak berkerjasama menampilkan yang terbaik versi kelasnya. Dan juga semoga menambah wawasan dan informasi yang bermanfaat untuk masa depan serta yg tak kalah penting menambah rasa toleransi terutama dalam aspek perbedaan salah satunya perbedaan budaya global tersebut,” katanya.

Reporter: ABG, HK. (lpmparlemen)