
Lamongan – Pada bulan Februari, mahasiswa Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PIPA) Fakultas tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya yang sedang melaksanakan MBKM-Asistensi Mengajar melakukan kegiatan kolaboratif dalam pembelajaran IPA bersama guru dan siswa kelas 9 MTsN 2 Lamongan. Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi pembelajaran bioteknologi konvensional yang dilaksanakan secara luring di sekolah.
Kolaborasi ini dilaksanakan dengan lima kelas 9, yaitu 9B, 9E, 9F, 9G, dan 9H. Dalam hal ini mahasiswa FTK UINSA berperan dalam menyampaikan materi teori bioteknologi kepada siswa pada pertemuan sebelum praktik, yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan praktikum pembuatan produk bioteknologi. Selama pelaksanaan, guru mata pelajaran IPA turut mendampingi mahasiswa serta memberikan arahan jika ditemukan kendala dalam proses penyampaian maupun praktikum.
Antusiasme peserta didik sangat tinggi dalam mengikuti kegiatan ini. Mereka dibagi dalam beberapa kelompok untuk membuat berbagai produk hasil fermentasi, di antaranya tape ketan, tape singkong, acar, dan tempe. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman siswa terhadap konsep bioteknologi konvensional dengan mengintegrasikan teori dan praktik secara langsung.


Proses Pembuatan Produk Fermentasi:
- Tape Ketan dan Tape Singkong:
Produk ini dibuat melalui proses fermentasi menggunakan Saccharomyces cerevisiae, yaitu ragi tape. Ketan putih atau singkong yang telah dikukus terlebih dahulu kemudian didinginkan dan ditaburi ragi secara merata. Setelah itu, bahan dibungkus dan disimpan selama 2 hingga 3 hari dalam suhu ruang agar fermentasi berlangsung dan menghasilkan tape yang manis serta bertekstur lembut.
2. Acar:
Acar dibuat dari campuran sayuran seperti wortel, mentimun, dan bawang merah yang dipotong kecil, kemudian direndam dalam larutan cuka, garam, dan gula. Proses ini menghasilkan fermentasi asam laktat yang memberikan cita rasa khas pada acar, serta berfungsi sebagai pengawet alami.
3. Tempe:
Pembuatan tempe dilakukan dengan merendam kedelai semalaman, merebusnya, lalu mengupas kulit ari dan mengeringkannya. Setelah itu, kedelai diinokulasi dengan kapang Rhizopus oligosporus (ragi tempe), kemudian dibungkus dan didiamkan selama 1–2 hari untuk proses fermentasi. Hasilnya adalah tempe yang padat dan berwarna putih, siap diolah menjadi berbagai hidangan.


Setelah kegiatan praktikum selesai, setiap kelompok siswa diminta untuk menyusun laporan praktikum yang mencakup tahapan pembuatan, hasil pengamatan, serta refleksi pembelajaran. Hal ini bertujuan agar siswa tidak hanya memahami proses secara praktik, tetapi juga mampu menuliskannya dalam bentuk laporan ilmiah sederhana. Melalui kegiatan ini, integrasi antara teori dan praktik bioteknologi dapat tercapai dengan baik. Kolaborasi antara mahasiswa FTK UINSA dan guru IPA MTsN 2 Lamongan menjadi contoh sinergi positif dalam dunia pendidikan, yang mampu menciptakan pembelajaran kontekstual dan bermakna bagi peserta didik.