Mojokerto – Dua dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) mewakili UIN Sunan Ampel dalam mengikuti Kemah Moderasi ke-2 tingkat nasional, Kementerian Agama Republik Indonesia, Minggu – Rabu (28–31/8/2022). Mereka adalah Moh Ilham dan Moh Khoirul Anam.
“Moderasi beragama yang kita gaungkan dalam Kemah Moderasi Beragama ini bukan hanya seremonial simbolistik, tetapi secara fundamental harus kita tindaklanjuti dan laksanakan,” ungkap Kamaruddin Amin, Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam dalam sambutannya.
Dalam kesempatan yang sama, Kamaruddin juga menyampaikan pentingnya menjaga akidah masing-masing dan keindonesiaan sehingga cita-cita kemerdekaan dapat tercapai.
“Mari jaga akidah, agama, dan keindonesiaan supaya kita semua menjadi warga negara yang baik sehingga cita-cita pembangunan dan kemerdekaan dapat tercapai,” ajak Guru Besar Ilmu Hadis UIN Alauddin Makassar ini.
Kegiatan yang diadakan di UBAYA Training Center (UTC), Trawas, Mojokerto ini diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Bimbingan (BIMAS) Islam, Kementerian Agama. Kegiatan ini dihadiri sekitar 500 peserta dan lebih dari 1000 partisipan yang terdiri dari perwakilan penyuluh agama Islam, Kristen, Katholik, Budha, Hindu, Konghucu, ormas keagamaan, dan juga perwakilan dari Perguruan Tinggi Islam Negeri (PTKIN).
“Peserta yang resmi ada sekitar 500 orang dan ada lebih dari 1000 orang sebagai partisipan” ujar Direktur Penerangan Agama Islam (Dirpenais), Ditjen Bimas Islam, Syamsul Bahri.
Dikatakannya, tujuan dari kegiatan kemah moderasi adalah perbedaan yang ada harus dijadikan dasar untuk saling menghormati antar satu dan yang lainnya.
“Lahirlah cara berpikir, cara bersikap, cara memandang bahwa perbedaan itu adalah sesuatu, perbedaan itu adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari. Oleh karenanya, jangan karena kita berbeda, (kita) bermusuhan, tetapi wujudkan bahwa kita berbeda, kita mampu bergaul, bertoleransi, saling hormat menghormati, saling menghargai, saling menjaga, saling membangun dalam satu tujuan tanpa harus melihat perbedaan yang ada”, kata Dirpenais yang juga mantan kabiro AAKK di UIN Sunan Ampel.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Dalam sambutannya, Khofifah menyampaikan pentingnya adanya mutual understanding, mutual trust, dan mutul respect dalam masyarakat yang multikultural.
Kegiatan ini dimulai dengan upacara pembukaan yang diawali dengan devile perserta upacara yang terdiri dari penyuluh agama Budha, Hindu, Kristen, Katholik, PTKIN, Ormas Kepemudaan Islam, penyuluh Agama Islam dari Jawa Barat, Jawa tengah, Banten, DIY, Bali, DKI Jakarta, dan Jawa Timur.
Acara juga dimeriahkan dengan atraksi Barongsari dan juga tarian Reog Ponorogo. Drama kolosal yang diperankan oleh peserta Kemah Moderasi juga ditampilkan dalam rangkaian kegiatan. Artis nasional ex-grup band boomerang juga didatangkan untuk menghibur dalam acara ini. (ans)