PERDANA, UINSA RESMI MILIKI GURU BESAR BIDANG ILMU KOMUNIKASI
UINSA Newsroom, Kamis (10/08/20223); Ditengah banyaknya ahli ilmu agama yang lahir dari rahim UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, hadirnya profesor di bidang keilmuan sosial tentu menjadi momen tersendiri.
Adalah Prof. Ali Nurdin, M.Ag., yang telah resmi menyandang gelar tertinggi akademik sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Komunikasi. Dalam pengukuhan yang digelar kolektif bersama tiga guru besar lainnya ini, Prof. Ali Nurdin menyampaikan terkait ‘Komunikasi Haji.’
Dalam orasi ilmiah bertajuk, ‘Komunikasi Haji: Paradigma dan Konstruksi Makna Haji,’ Prof. Ali Nurdin menjelaskan bahwa, komunikasi memiliki positioning keilmuan multidisipliner yang mampu mengintegrasikan berbagai varian disiplin keilmuan. “Komunikasi berada pada arus dinamika perkembangan lintas disiplin ilmu, menjelajah dalam ruang filsafat, psikologi, sosiologi, antropologi, dan bahkan ruang agama,” ujar Prof. Ali Nurdin.
Komunikasi Haji, menurut Prof. Ali Nurdin, menjadi bagian dari integrasi keilmuan umum dan Islam. Banyaknya stakeholder yang terlibat dalam penyelenggaraan ibadah haji, dinilai Prof. Ali Nurdin, mengharuskan adanya proses negosiasi dan diplomasi yang saling menguntungkan.
“Dalam penerapan manajemen penyelenggaraan haji di Indonesia, secara praktis telah mengintegrasikan keilmuan komunikasi dalam bentuk komunikasi organisasi, manajemen komunikasi, dan bahkan strategi komunikasi,” terang Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kelembagaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UINSA Surabaya periode 2008-2012 tersebut.
Pola penyelenggaraan haji tersebut, lanjut Prof. Ali Nurdin, melahirkan pondasi dasar keilmuan yang dinamakan, ‘Paradigma Komunikasi Dalam Haji.’ Selain itu, jamaah haji juga mengkonstruksi makna tentang pengalaman spiritualitas dan melahirkan konstruksi makna dalam bentuk komunikasi transenden, komunikasi lintas budaya, pengelolaan pesan, dan dramaturgi.
“Manajemen penyelenggaraan haji memerlukan paradigma komunikasi yang mampu beradaptasi dengan perubahan sosial masyarakat dan kemajuan teknologi,” lanjut Prof. Ali Nurdin.
Prof. Ali Nurdin juga menegaskan, bahwa komunikasi hybrid dapat menjadi alternatif penyelenggaraan layanan jamaah haji ditengah meningkatnya jumlah jamaah haji yang didominasi generasi milenial. “Adanya pergeseran dan dinamika karakter jamaah haji yang didominasi jamaah generasi milenial menuntut penyelenggara haji melakukan review bahkan mungkin me-redesign tentang pola komunikasi, dari pola struktural birokratis menuju paradigma komunikasi interaksi berbasis teknologi informasi,” tegasnya.
Diakhir orasi, Prof. Ali Nurdin menegaskan, bahwa melalui komunikasi berbagai keragaman dapat menyatu dalam harmoni. Dari proses komunikasi juga lahir inovasi serta gagasan baru. “Melalui komunikasi, penyelenggaraan haji dan pelayanan haji dapat optimal. Melalui komunikasi, tenaga ahli UIN Sunan Ampel Surabaya dapat menciptakan paradigma baru dalam penyelenggaraan haji berbasis digital,” tukas Guru Besar UINSA ke-84 tersebut.
Bertempat di Gedung KH. Saifuddin Zuhri UINSA Surabaya, pengukuhan digelar juga untuk Prof. Dr. Abdul Chalik, Guru Besar Bidang Ilmu Politik Islam; Prof. Dr. Muktafi, Guru Besar Bidang Ilmu Teologi Islam Modern; dan Prof. Dr. Abdul Kholid, Guru Besar Bidang Ilmu Al Quran. (Nur/Humas)