Column

Masih Minimnya Penelitian Kuantitatif di Kalangan Mahasiswa dan Dosen: Sebuah Tantangan dan Solusi

oleh
Imas Maesaroh

Penelitian kuantitatif merupakan salah satu pendekatan utama dalam dunia akademik yang memiliki peran penting dalam menghasilkan temuan berbasis data yang dapat digeneralisasi. Sayangnya, masih banyak mahasiswa dan dosen yang enggan atau bahkan menghindari metode penelitian ini. Di berbagai perguruan tinggi, termasuk di UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA), fenomena ini cukup menonjol. Kurangnya pemahaman tentang metode kuantitatif menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan rendahnya minat terhadap jenis penelitian ini. Banyak mahasiswa dan bahkan dosen masih kurang memahami dasar-dasar metode kuantitatif karena melibatkan statistik dan analisis data kompleks. Mereka cenderung merasa metode ini sulit karena memerlukan penguasaan perangkat lunak seperti SPSS, AMOS, atau SmartPLS.

Keterbatasan penguasaan alat analisis statistik juga menjadi kendala signifikan dalam pelaksanaan penelitian kuantitatif. Penelitian ini sering kali memerlukan kemampuan dalam statistik dan penggunaan perangkat lunak analisis data yang mumpuni. Banyak mahasiswa merasa kesulitan dalam menguasai alat-alat ini, terutama karena kurangnya pelatihan yang memadai di tingkat universitas. Di lingkungan akademik yang berbasis ilmu sosial dan humaniora, termasuk di UINSA, penelitian kualitatif sering kali lebih dominan dan lebih diminati. Mahasiswa dan dosen lebih tertarik untuk menggunakan metode kualitatif karena dianggap lebih fleksibel dan tidak terlalu bergantung pada angka. Mereka juga merasa bahwa pengumpulan dan analisis data kualitatif relatif lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan metode kuantitatif yang penuh dengan angka dan statistik.

Dukungan institusi yang belum optimal dalam hal pelatihan statistik dan metodologi penelitian kuantitatif juga menjadi faktor penghambat. Banyak perguruan tinggi yang masih belum memberikan cukup dukungan dalam bentuk pelatihan statistik dan metodologi penelitian kuantitatif secara berkala. Hal ini membuat mahasiswa dan dosen kurang percaya diri dalam menggunakan metode ini untuk penelitian mereka. Persepsi bahwa penelitian kuantitatif terlalu kaku dan kurang mendalam dalam menangkap fenomena sosial juga masih cukup kuat. Beberapa kalangan akademik menganggap bahwa penelitian kuantitatif terlalu kaku karena bergantung pada angka dan statistik. Anggapan ini membuat banyak mahasiswa dan dosen lebih memilih penelitian kualitatif yang dianggap lebih fleksibel dan eksploratif dalam menggali informasi.

Minimnya penelitian kuantitatif memiliki beberapa dampak negatif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan akademik. Dominasi penelitian kualitatif tanpa diimbangi dengan penelitian kuantitatif dapat membuat perkembangan ilmu menjadi kurang seimbang dan komprehensif. Padahal, penelitian kuantitatif dapat memberikan perspektif berbasis data yang lebih objektif dalam memahami suatu fenomena. Banyak jurnal internasional bereputasi tinggi juga lebih mengutamakan penelitian berbasis kuantitatif karena dianggap lebih dapat diuji ulang dan digeneralisasi. Dengan minimnya penelitian kuantitatif, kontribusi akademik dari UINSA ke tingkat internasional menjadi terbatas dan kurang optimal.

Dalam dunia akademik dan profesional, pengambilan keputusan yang berbasis data sangat penting untuk menghasilkan kebijakan yang tepat. Minimnya penelitian kuantitatif membuat banyak kebijakan atau strategi yang dibuat berdasarkan asumsi atau intuisi, bukan berdasarkan data yang terukur dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk mengatasi masalah ini, perguruan tinggi perlu memasukkan lebih banyak materi tentang statistik dan analisis data dalam kurikulum pembelajaran. Selain itu, dosen juga perlu terus mengembangkan keterampilan mereka dalam metode kuantitatif melalui berbagai program pengembangan profesional. Dengan peningkatan literasi statistik, diharapkan penelitian kuantitatif akan semakin diminati oleh civitas akademika.

Institusi akademik dapat menyelenggarakan pelatihan dan workshop tentang penggunaan perangkat lunak statistik secara berkala dan sistematis. Pelatihan ini akan membantu mahasiswa dan dosen merasa lebih percaya diri dalam melakukan penelitian kuantitatif yang berbasis data. Kolaborasi antara dosen dan mahasiswa dalam penelitian kuantitatif juga perlu ditingkatkan melalui sistem pembimbingan yang baik. Dengan bimbingan yang baik dan intensif, mahasiswa akan lebih mudah memahami metode ini dan merasa lebih termotivasi untuk menggunakannya dalam penelitian mereka. Ketersediaan sumber daya dan referensi yang memadai tentang metode penelitian kuantitatif juga sangat diperlukan untuk mendukung pembelajaran mandiri.

Perpustakaan dan pusat penelitian perlu menyediakan buku, jurnal, serta tutorial online yang memadai tentang metode penelitian kuantitatif. Universitas juga dapat memberikan insentif bagi mahasiswa dan dosen yang melakukan penelitian kuantitatif dan berhasil mempublikasikannya di jurnal nasional atau internasional. Hal ini akan menjadi dorongan positif bagi mereka untuk lebih aktif dalam penelitian kuantitatif. Integrasi pembelajaran berbasis data dalam berbagai mata kuliah juga dapat membantu mahasiswa terbiasa dengan pendekatan kuantitatif. Dalam berbagai mata kuliah, dosen dapat mengajarkan cara menganalisis data dengan pendekatan kuantitatif yang aplikatif dan kontekstual.

Sebagai bagian dari komunitas akademik, kita semua memiliki peran dalam meningkatkan kesadaran dan kapasitas dalam penelitian kuantitatif. Dengan adanya upaya yang lebih terstruktur dan sistematis, diharapkan mahasiswa dan dosen dapat lebih terbuka terhadap penelitian kuantitatif. Mereka juga diharapkan mampu berkontribusi lebih banyak dalam pengembangan ilmu pengetahuan melalui penelitian berbasis data. Mari bersama-sama menciptakan ekosistem penelitian yang lebih seimbang dan berbasis data di UIN Sunan Ampel Surabaya dan institusi pendidikan lainnya. Dengan keseimbangan antara pendekatan kualitatif dan kuantitatif, kualitas penelitian akan meningkat dan memberikan kontribusi yang lebih signifikan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat.