UINSA Newsroom, Ahad (20/08/2023); “Kalau manusia nggak punya hati, dia hanya akan menjadi mesin dan nggak akan memiliki masa depan. Karena masa depan itu hanya akan dimiliki oleh manusia. Manusia itu memiliki antara akal dengan qolbu-nya,”
Hal ini disampaikan Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Ditjen Pendidikan Islam Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi, M.Ag., kala menghadiri Wisuda ke-104 Tahun 2023 UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya pada Jumat, 18 Agustus 2024.
Dalam kesempatan istimewa ini, Direktur Diktis memberikan motivasi kepada segenap wisudawan, bahwa tidak ada kesuksesan yang mustahil untuk diraih. Sebagai orang ketiga dibawah Menteri Agama RI yang menangani Perguruan Tinggi Keagamaan Islam di Indonesia, Direktur Diktis menyerukan agar para Wisudawan tidak pernah meninggalkan jalan kebaikan dalam hidupnya.
“Jangan pernah ada satupun perkataan, jangan pernah ada satupun kejadian yang kemudian menghancurkan mental kalian,” ujar Prof. Inung-panggilan akrab Direktur Diktis.
Direktur Diktis juga menegaskan pentingnya kesadaran bahwa dibalik keberhasilan yang diraih, ada doa dan jerih payah orang-orang tercinta, khususnya orangtua. Guru Besar UINSA Surabaya tersebut juga menggarisbawahi sambutan Rektor yang menegaskan, bahwa kesuksesan seseorang harus juga diiringi dengan baiknya akhlak.
“Masa depan itu tidak hanya akan dimiliki oleh orang yang cerdas. Cerdas itu penting, yes! Nggak perlu dipertanyakan. Tapi ada yang lebih penting, hati kalian. Mesin tidak memiliki masa depan, karena tidak memiliki hati,” tegas Prof. Inung.
Rasa hormat, tawaddhu‘ pada guru juga menjadi hal yang ditekankan Direktur Diktis sebagai nilai penting yang harus dimiliki mahasiswa maupun wisudawan UINSA. “Jika ada mahasiswa UINSA yang hanya di kampus untuk mempermalukan dosennya, keluarlah. Sampai kalian menyadari dengan hatimu untuk datang kembali dan bersimpuhlah kepada gurumu,” seru Prof. Inung.
Kepada para wisudawan, Direktur Diktis juga menyampaikan, bahwa tantangan ke depan semakin rumit. Namun tidak perlu khawatir, lanjut Direktur Diktis, karena manusia memiliki kekuatan mental untuk bisa survive dalam hidupnya. “No matter you are, apapun latar belakang kalian, if you think you lion, you will be a lion,” tukas Prof. Inung. (Nur/Humas)
Redaktur: Nur Hayati
Editor Foto: MN. Cahaya
Foto: Tim Humas