Latar Belakang
Perubahan dalam berbagai aspek kehidupan yang disebabkan oleh modernisasi, industrialisasi, dan pertumbuhan ekonomi telah mendorong kemajuan dalam bidang pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan ini sekaligus menjadi tantangan bagi pendidikan nasional dalam menghasilkan sumber daya manusia yang mampu berperan global. Proses globalisasi yang dicirikan oleh semakin tingginya mobilitas arus barang dan manusia termasuk informasi, modal, gagasan, dan citra menyebabkan nilai-nilai bersifat dinamis. Keadaan ini mempengaruhi perubahan pola hidup dan kehidupan masyarakat secara keseluruhan terutama perubahan tuntutan dunia kerja terhadap lulusan Perguruan Tinggi. Tuntutan ini mendorong semakin diperlukannya lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu, teknologi, seni, dunia kerja, profesi, dan pengembangan kepribadian dengan ciri khasnya masing-masing.
Dalam upaya melakukan kualifikasi terhadap lulusan perguruan tinggi di Indonesia, pemerintah telah menerbitkan Perpres No. 08 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Lampirannya yang menjadi acuan dalam penyusunan capaian pembelajaran lulusan dari setiap jenjang pendidikan secara nasional, juknis Perpres ini Permendikbud no. 73 Tahun 2013. Terbitnya Perpres No. 08 tahun 2012 dan UU PT No. 12 Tahun 2012 Pasal 29 ayat (1), (2), dan (3) telah berdampak pada kurikulum dan pengelolaannya di setiap program.
KKNI menjadi sebuah tonggak sejarah baru (milestone) bagi dunia pendidikan tinggi di Indonesia agar menghasilkan sumber daya manusia berkualitas dan bersaing di tingkat global. KKNI merupakan perwujudan mutu dan jati diri Bangsa Indonesia terkait dengan sistem pendidikan nasional dan pelatihan yang dimiliki negara Indonesia. Maknanya adalah dengan KKNI ini memungkinkan hasil pendidikan, khususnya pendidikan tinggi, dilengkapi dengan perangkat ukur yang memudahkan dalam melakukan penyepadanan dan penyejajaran dengan hasil pendidikan bangsa lain di dunia Kurikulum yang pada awalnya mengacu pada pencapaian kompetensi menjadi mengacu pada capaian pembelajaran (learning outcomes).
Selain memenuhi KKNI dan MBKM, sebagai salah satu Program Studi baru yang berada di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, yang memiliki visi: “Menjadi Universitas Islam yang unggul dan kompetitif bertaraf internasional” dan dengan misi:
- menyelenggarakan pendidikan ilmu-ilmu keislaman multidisipliner serta sains dan teknologi yang unggul dan berdaya saing,
- mengembangkan riset ilmu-ilmu keislaman multidisipliner serta sains dan teknologi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat,
- mengembangkan pola pemberdayaan masyarakat yang religius berbasis riset;
Maka Program Studi Sistem Informasi tentu mengemban tugas dalam menerjemahkan misi tersebut, salah satunya melalui proses belajar mengajar. Untuk itu kurikulum Prodi SI didesain untuk mampu mewujudkan riset terkait ilmu keislaman multidisipliner serta sains dan teknologi. Dalam kurikulum prodi, visi tersebut dijawab melalui integrasi keilmuan Islam dan Teknologi Informasi dengan 4 (empat) bentuk, yakni: (1) integrasi seri, integrasi multidisipliner, integrasi interdisipliner, atau jika memungkinkan mencapai integrasi level paling kompleks yakni transdisipliner.
Implementasi terhadap masing-masing integrasi keilmuan pada Program Studi Sistem Informasi digambarkan pada ilustrasi berikut:
Model integrasi seri dimaksudkan ketika dua atau lebih disiplin ilmu yang berbeda digunakan secara berurutan untuk menyelesaikan sebuah permasalahan. Dalam model integrasi akademisi mengambil konsep-konsep dari disiplin ilmu yang berbeda dan kemudian memadukannya ke dalam urutan langkah yang logis menuju solusi yang diharapkan.
Sedangkan model integrasi multidisipliner ini mirip dengan model integrasi seri, namun tidak ada urutan pasti dari konsep ilmu satu dengan ilmu yang lain. Semua konsep tersebut digunakan secara bersamaan sesuai dengan kebutuhan. Integrasi ini mirip konsep tambal sulam, dimana yang dibutuhkan maka itu akan dijawab melalui keilmuan yang bersesuaian. Baik dalam model integrasi seri maupun multidisipliner, semua ilmu tetap berdiri sendiri, dan tidak ada gabungan dari semua ilmu tersebut. Mereka hanya digunakan sesuai kebutuhan.
Berbeda dengan kedua model sebelumnya, maka dalam model integrasi interdisipliner, semua ilmu yang dibutuhkan tersebut dilihat konktivitasnya, diambil sebagian yang dibutuhkan, lalu digabungkan terlebih dahulu menjadi sebuah konsep keilmuan baru (mixed discipline), baru kemudian digunakan untuk menyelesaikan permasalahan. Model ini cukup kompleks, namun kontribusi keilmuannya cukup besar.
Dan model terakhir, yakni model integrasi transdisipliner yang merupakan level paling kompleks dalam konteks integrasi. Model ini menggabungkan beberapa disiplin ilmu tidak hanya sebagian namun cukup banyak dan signifikan, kemudian digabungkan menjadi sebuah konsep keilmuan baru (mixed discipline), lalu digunakan untuk menyelesaikan permasalahan. Kontribusi dari model terakhir ini sangat besar dan biasanya terbarukan.
Dengan keempat pilihan model integrasi di atas, kurikulum inti prodi yang mengacu kepada kurikulum nasional rekomendasi APTIKOM (Asosiasi Tinggi Informatika dan Ilmu Komputer) dan AISINDO (Asosiasi Sistem Informasi Indonesia) kemudian diintegrasikan dengan kajian keIslaman yang bersesuaian. Sehingga ini menjadi penciri Program Studi Sistem Informasi UINSA dibandingkan dengan Program Studi Sistem Informasi yang sama di beberapa kampus lainnya. Kurikulum Program Studi Sistem Informasi juga dibangun dengan level kompetensi yang mengacu pada KKNI. Sedangkan untuk desain proses pembelajaran disesuaikan dengan program MKBM dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sekalipun memiliki muatan yang begitu luas namun tentu saja proses belajar mengajar harus tetap fokus dan bisa mencapai tujuan pembelajaran, maka diterbitkan buku Pedoman Pengembangan Kurikulum 2021. Dengan adanya buku ini diharapkan membantu seluruh stakeholder Program Studi Sistem Informasi UINSA untuk menerapkan standar mutu kurikulum sehingga mampu menjadi program studi yang menghasilkan lulusan unggul, berdaya saing, dan mampu mengintegrasikan sains dan keislaman dalam menjawab kebutuhan masyarakat.
Berita Populer
