Penulis: Najwa Zulfa Aprilinda
Pada 18 Juli 2025, Songserm sasana, sekolah yang dinobatkan sebagai sekolah tertua di Hat Yai. Suasana yang dikelilingi oleh pepohonan rindang dan lapangan luas, terdapat sebuah asrama yang terbiasa dengan keramaian tawa dan kegiatan para siswi. Namun, sekarang ada sesuatu yang berbeda dari sebelumnya, program asrama sudah berganti menjadi program pulang pergi dikarenakan banyaknya sekolah lain yang sudah berdiri menjadi alasan orang tua untuk memilih guna pendidikan anaknya di masa depan yang mengabitkan minimnya pendaftar di songserm sasana.
Hanya ada satu siswi yang menginap di asrama tersebut, dia bernama Nada, seorang gadis yang berasal dari Surat Thani, Thailand Selatan. Nada adalah siswi rantauan yang memutuskan untuk bersekolah di songserm sasana karena mengikuti arahan dari ibunya. Ibu nada merupakan alumni sekolah songserm sasana sangat menginginkan anaknya untuk bersekolah di tempat yang sama dengan tempat ibunya dulu menimba ilmu.
Ibu Nada sering bercerita tentang kenangan manisnya di sekolah ini, tentang teman-teman yang menjadi sahabat sejati, dan tentang guru-guru yang sangat peduli. Karena itu, ibu Nada sangat berharap Nada bisa merasakan pengalaman sekolah yang sama, mendapatkan pendidikan yang baik, dan mungkin juga menemukan sahabat-sahabat baru di sini.
Nada sendiri agak bersemik tentang tinggal di asrama sendirian pada awalnya. Dia khawatir tidak bisa menyesuaikan diri tanpa teman-teman sebaya di sekitarnya. Namun, ketika dia tiba di asrama dan melihat lingkungan sekolah yang asri dan tenang, dia mulai merasa lebih nyaman.
Walaupun dia satu-satunya siswi di asrama, Nada menemukan keunikan dalam kesendirian itu. Dia bisa fokus belajar, mengeksplorasi lingkungan sekolah tanpa gangguan, dan bahkan lebih dekat dengan para pengurus asrama yang dengan senang hati membantu dia menyesuaikan diri (ummi, bapak ghazali).
Di tengah kesendirian yang unik ini, Nada menemukan kekuatan dalam dirinya sendiri. Dia belajar untuk mandiri, menghargai keheningan, dan menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil di sekitarnya. Nada menyadari bahwa pengalaman ini, walaupun berbeda dari yang lain, memberinya pelajaran berharga tentang adaptasi dan kepercayaan diri.
Semoga Nada bisa menjalani hari-harinya dengan baik di sekolah dan asrama ini, dan semoga dia menjadi orang yang sukses di masa depan.

(Delegasi Student Mobility FSH 2025, Najwa Zulfa Aprilinda (Prodi HKI, Semester 4) Dengan Nada, siswi Songserm Sasana School, Hat Yai)