Sejarah FEBI
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang perubahan status Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya menjadi Univeritas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya meniscayakan perubahan mendasar dalam realitas kelembagan baru. Kelembagaan baru UINSA dikelola dengan tata kelola yang baik atas dasar Peraturan Menteri Agama RI Nomor 8 Tahun 2014 tentang Ortaker UINSA Surabaya. Tata kelola ini penting karena UINSA telah menambah 4 fakultas baru, yaitu; Fakultas Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), Fakultas Sains dan Teknologi (FST), dan Fakultas Psikologi dan Kesehatan (FPK).
FEBI berdiri pada 28 April 2014 dengan 5 program studi; Ekonomi Syariah, Manajemen, Ilmu Ekonomi, Akuntansi, dan Manajemen Zakat dan Wakaf. Kala itu yang menjadi dekan pertama adalah Prof. Akh. Muzakki, M.Ag., Grad.Dip.SEA, M.Phil., Ph.D. Latar rasional untuk membuka FEBI setidaknya atas menguatnya kesadaran nasional akan pentingnya ekonomi untuk pembangunan nasional, termasuk pemberdayaan masyarakat Indonesia khususnya dan dunia global umumnya.
Penerapan sistem ekonomi dan bisnis berlandaskan nilai keislaman merupakan pertimbangan penting lainnya. Bukti dari kecenderungan tersebut adalah maraknya perbankan syariah dan industri keuangan non bank syariah pasca era reformasi di negeri ini.
Atas pertimbangan di atas, maka UINSA Surabaya memandang penting untuk membuka Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dengan 5 program studi kelolaan, yaitu:
- Ekonomi Syariah
- Manajemen
- Ilmu Ekonomi
- Akuntansi
- Manajemen Zakat dan Wakaf
Profil Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Simak video profil Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya
Tentang Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam menerapkan model pembelajaran integrated twin towers UIN Sunan Ampel Surabaya dengan paradigma experiental learning yang terdiri dari tiga elemen. Pertama, integrasi tridharma dengan mengaitkan hasil pembelajaran dan penelitian menjadi bentuk pengabdian kepada masyarakat, dan kemudian diimplementasikan kembali dalam kegiatan pembelajaran. Kedua, integrasi teori dan lapangan yang diwujudkan melalui inquiry-based learning, merupakan sebuah teknik pengajaran dosen dengan melibatkan mahasiswa di dalam proses pembelajaran melalui metode seperti bertanya, aktivitas problem-solving, dan berpikir kritis. Ketiga, integrasi lintas disiplin ilmu melalui transdisciplinary learning, yaitu pendidikan yang berupaya agar mahasiswa dapat mengembangkan kehidupan pribadinya yang menyangkut berbagai aspek kepribadian yang berkaitan dengan kehidupan sosial, budaya, agama, seni, ekonomi, ilmu dan teknologi sebagai seorang manusia melalui proses integrasi dari multidisiplin yang digunakan untuk membahas isu atau menghadapi permasalahan.