Column

SERANGAN FAJAR? BINCANG UANG RECEH PASCA PEMILU
Siti Musfiqoh*
Wakil Dekan Bidang AUPK FEBI UINSA Surabaya

…… niscaya Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
(QS Al-Mujādalah [58]:11).

Usaha dasar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran dalam rangka mengembangkan kemampuan dan kekuatan individu dapat ditempuh melalui jalur pendidikan. Pendidikan adalah proses panjang dan menjadi penting dalam kehidupan. Pendidikan dalam hal ini sebagai sarana untuk menimba ilmu pengetahuan, dari ketidaktahuan menjadi mengerti, memahami, mengasah kemampuan dalam menyelesaikan masalah, meningkatkan taraf kehidupan, juga menjunjung tinggi martabat manusia yang kerapkali disepelekan. Dalam berbagai sisi, banyak anak putus sekolah dengan berbagai alasan, meski pendidikan tidak hanya dapat dilakukan di bangku sekolah. Terkadang, pengenalan lifestyle hedonisme nan glamor yang menjadikan anak dipaksa untuk kerja dan menikmati seni mencari uang sebelum menyelesaikan pendidikan dengan sempurna. juga biaya pendidikan yang dirasa jauh dari jangkauan, membuat generasi muda lebih memilih transaksional cepat dalam mendapatkan uang.

Kita kenal konsep pendidikan long life education adalah suatu proses pembelajaran pengetahuan, keterampilan, pengubahan sikap dan tata laku, kebiasaan seseorang atau sekelompok orang dalam mendewasakan diri. Dewasa dalam makna mampu melakukan negoisasi atas perjalanan dan problematika yang hadir di hadapan kehidupannya. Manusia adalah makhluk pembelajar, jiwa wirausaha, atau gagasan atas proses pembimbingan manusia yang terus menerus berusaha untuk memperbaiki diri. Penilaian sifat kebenaran atau kebaikan dari tindakan sosial berdasarkan kepada tradisi yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok hingga mengetahui pentingnya literasi pendidikan itu tersendiri. Lalu, bagaimana manusia mampu memastikan kapan dapat mengimplementasikan long life education? Masihkah perlu  memiliki uang yang banyak sebagai modal untuk menggapainya?

Ekonomi Berkelanjutan

Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Bapak Ekonomi Nasional Bung Hatta, kepedulian yang besar terhadap rakyat dan bangsa Indonesia menjadikan Bung Hatta memperoleh predikat sebagai Bapak Ekonomi Kerakyatan Indonesia. Sebagai salah satu pendiri republik negara ini, beliau dikenal juga sebagai pemikir ekonomi dan sosial. Hal ini dibuktikan dengan aktif membangun ekonomi Indonesia dengan terjun langsung ke lapangan mengenal kembangkan koperasi yang dianggap mampu meningkatkan taraf hidup ekonomi masyarakat dan negara Indonesia di samping beliau tetap aktif dalam pemerintahan dan menjalankan tugas negara. Koperasi menjadi soko guru perekonomian yang diartikan sebagai pilar atau penyangga utama tulang punggung perekonomian nasional.

Ekonomi merupakan hal penting yang harus diperoleh setiap orang. Sebagai aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, guru bangsa, politisi, peletak, perintis, dan pelopor ekonomi nasional berbasis sosial, Bung Hatta menyerukan dalam pidato yang bertajuk Economische Wereldbouw en Machtstegenstellingen atau dikenal dengan Struktur Ekonomi Dunia dan Pertentangan Kekuasaan.  Pentingnya kesejahteraan ekonomi untuk sebuah kesamaan martabat dan derajat manusia, beliau memperjuangkan ekonomi berbasis koperasi yang memberikan kesempatan bagi semua kalangan masyarakat dengan pandangannya tentang struktur ekonomi dunia berdasarkan kebijakan non-kooperatif. Bung Hatta yang memiliki kesempatan bergabung menjadi delegasi Kongres Demokrasi Internasional untuk perdamaian di Berville, Prancis pada tahun 1926 mampu memperkenalkan Indonesia di kalangan organisasi-organisasi Internasional, dan pada akhirnya bergabung dengan Liga menentang Imperialisme dan Kolonialisme di Belanda. Ada sederet kata-kata quote Bung Hatta  yang hingga hari ini dapat dijadikan sebagai semboyan penyemangat generasi muda,  antara lain: 1) “Indonesia merdeka bukan tujuan akhir kita. Indonesia merdeka hanya syarat untuk bisa mencapai kebahagiaan dan kemakmuran rakyat” 2). “Anak muda boleh pandai beretorika, tapi juga harus sadar untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat yang menjadi cita-cita”, 3). “Kita dapat mengukur keberadaan kita terhadap Allah dengan kepekaan kita terhadap penderitaan dan kesusahan orang lain”.

Ekonomi berkelanjutan merupakan kegiatan ekonomi yang berfokus pada kesejahteraan bersama yang menguntungkan bagi produsen dan konsumen dengan tidak hanya mengejar pada pertumbuhan ekonomi saja, melainkan ikut serta dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam kehidupan sosial, juga menjaga kualitas lingkungan dan menjamin keadilan serta terlaksana tata kelola yang menjaga kualitas hidup dan kehidupan. Ekonomi berkelanjutan ini mencegah bencana alam yang terjadi akibat dampak aktivitas industri dan perekonomian secara masif, di mana kegiatan ekonomi yang berfokus pada keuntungan hanya akan menimbulkan tingkat kesenjangan sosial ekonomi yang tidak merata. Manifestasi ekonomi berkelanjutan ini dapat dilakukan dengan siklus hidup suatu produk yang bertahan selama mungkin dengan mempertahankan nilai produk, bahan, sumber daya dalam perekonomian dengan mewujudkan bebas sampah tanpa limbah pencemaran lingkungan.

Dalam tiga tahun terakhir, berbagai kebijakan telah dikeluarkan oleh Pemerintah baik terkait penanganan pandemic Covid-19 and memulihkan ekonomi pasca Covid. Ekonomi berkelanjutan memiliki andil dalam mewujudkan tujuan kesejahteraan nasional. Pertumbuhan ekonomi baru Indonesia dapat diwujudkan melalui hilirisasi industri sumber daya alam, maksimalisasi produk local untuk menciptakan multiplier yang lebih tinggi dalam meningkatkan gerak ekonomi local, dan pemanfaatan ekonomi digital menuju ekonomi green.  Ada transfer penting yang disampaikan melalui ekonomi berkelanjutan  yang digaungkan, yaitu; nilai (value), pengetahuan (knowledge), dan keterampilan (skill).  Dari tiga transfer tersebut menunjukkan bahwa ekonomi berkelanjutan meliputi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan Sang Pencipta dengan yang dicipta (manusia), hubungan sesama yang dicipta, ataupun hubungan yang dicipta dengan yang dicipta lainnya. Ekonomi berkelanjutan dalam bahasan Ekonomi Syariah memiliki ruang lingkup bahan bahasan dan kajian yang mengandung keimanan (aqidah), ibadah (syariah), dan tata karma / etika (akhlaq), kandungan ini ditujukan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan serta pengamalan manusia terhadap kegiatan ekonomi sehinga menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Allah SWT. serta berakhlaq mulia baik dalam kehidupan pribadi (sendiri), bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Ekonomi berkelanjutan bertujuan membentuk moral yang baik dalam berkegiatan ekonomi; produksi, konsumsi dan distribusi. Aspek moralitas dan akhlak menjadi penting dalam proses kehidupan. Hari ini ketika melanda arus globalisasi, media sosial seakan tak terkendali, laju kencang kecanggihan teknologi informasi, maka ekonomi berkelanjutan dapat menjadi salah satu kata kunci. Ekonomi berkelanjutan sejalan dengan yang diteladankan oleh Rasul Muhammad, di mana misi utama diutusnya rasul di bumi ini adalah untuk menyempurnakan akhlak, yaitu pembentukan moral yang tinggi tanpa mengabaikan pendidikan yang bersifat jasmani, knowledge yang berbasis pada kekuatan akal, ataupun ilmu praktis terapan. Pembentukan moral ini diarahkan pada pembinaan manusia yang memiliki unsur jasmani (material) dan ruhani yang terdiri dari akal dan jiwa (immaterial). Ekonomi berkelanjutan merupakan proses dalam melatih dan mengembangakan pikiran, pengetahuan, perilaku dan keterampilan baik yang dilaksanakan di sekolah formal, maupun non formal. Proses dalam ekonomi berkelanjutan memiliki peran sangat penting dalam pembentukan karakter peserta didik yang menjadi generasi bangsa baik secara religiusitas untuk memperkuat nilai moral dan ekonomi-sosial, membangun kebersamaan dan kerja sama, meningkatkan kemandirian, tanggung jawab dan mengembangkan kemampuan akademik dalam kehidupan individu dan masyarakat sehingga menjadi pribadi yang lebih tangguh, unggul, militan, mandiri, bertanggungjawab dan berakhlak mulia.

Pemilu Belum Usai

Suara hasil pemilu masih dalam proses penghitungan. Quick ataupun real count dari berbagai lembaga survei mulai terbaca di layar kaca. Media sosial ‘berbicara’ kencang seakan mampu meramal siapa yang menang atau harus mundur dengan teratur. Penguatan dengan berbagai cerita best practice seakan menggema dengan berbagai ragam retorika. Juga tidak ketinggalan hujatan ataupun serangan indikasi kecurangan mulai dimunculkan. Politisi angkat topik membahas berbagai kemungkinan yang akan terjadi menambah minat banyak orang ikut mengkritisi. Lalu apa yang dilakukan oleh Saudara yang masih memiliki rasa keadilan tinggi dan ingin memperjuangkan hak-hak rakyat?.

Politisi sebagai penyambung informasi dari rakyat ke pemerintah ataupun sebaliknya, juga sebagai pengawal konstitusi yang dituntut peduli atas hak asasi manusia yang wajib membantu rakyat dalam memperjuangkan hak asasi manusia dalam sebuah negara hukum. Menjadi politisi bukanlah sebuah pilihan yang dikatakan sederhana. Wakil rakyat yang bertugas menyampaikan aspirasi, tentu penyampaian aspirasi ini tidak terlepas dari nilai etika sosial yang dipahami sebagai bentuk perilaku kehidupan yang berupa aturan, norma atau moral, baik yang berasal dari adat kebiasaan suatu masyarakat atau yang bermuara pada agama. Etika sosial ini terkadang salah makna menjadi sempit ketika dihadapkan dengan kata akhlak yang dikonotasikan hanya pada ajaran sopan santun ala jawa di kampung. Etika memiliki cakupan yang lebih luas dan menyeluruh terkait dengan konsep manusia itu sendiri dalam hubungannya dengan manusia, Sang Pencipta, atau dengan makhluk lainnya. Tidak hanya hubungan, etika juga mencakup pada pola perilaku dan nilai serta konsekuensinya terhadap proses kehidupan manusia kemarin, sekarang dan masa yang akan datang juga kehidupan setelah kematian.

Sebagaimana yang disampaikan Jimly Asshiddiqqie bahwa pentingnya penyelenggaraan pemilihan umum secara berkala dikarenakan minimal empat sebab yaitu: 1) pendapat atau aspirasi rakyat cenderung berubah dari waktu ke waktu, 2) kondisi kehidupan masyarakat yang dapat juga berubah, 3) pertambahan penduduk dan rakyat dewasa yang dapat menggunakan hak pilihnya, 4) guna menjamin regulasi kepemimpinan baik dalam cabang eksekutif dan legislatif. Dan yang perlu diingat bahwa asas pemilihan umum berdasar pada UU No 23 tahun 2003 adalah langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Sebab dan asas pemilu ini diharapkan mampu menumbuhkan pemikiran kritis rasional tentang kewajiban dan tanggung jawab manusia sebagai anggota umat manusia atas kewajiban dalam memilih pemimpin secara sadar berpangkal dari hati nurani melakukan kebaikan untuk kepentingan manusia yang lain di samping memenuhi kepentingan diri sendiri dengan ikut mewujudkan penyelenggaraan pemilu yang demokratis dan damai.

Uang receh serangan fajar, adakah dampak ekonomi?

Ada sisi lain yang mungkin juga menjadi pembicaraan pasca pemilu, baik muncul sebagai guyonan di dunia maya ataupun diskusi kecil dalam deretan bangku kuliah tentang adanya recehan uang yang disebarterimakan kepada sebagian masyarakat.  Istilah serangan fajar bagi sebagian masyarakat yang hanya tahu surat panggilan untuk coblosan dalam pemilu, datang ke TPS untuk memilih wakil yang disediakan di lembar kertas, kemudian pulang dengan tanpa mengharuskan pilihannya menang tidak akan mengetahui, bahkan seakan hal yang mustahil. Namun, bagi sebagain masyarakat ternyata serangan fajar itu nyaris ada dan ditunggu kedatangannya setiap ada event tahun politik atau saat kampanye menjelang PEMILU di detik-detik terakhir. Serangan fajar dapat diartikan sebagai pemberian uang, barang, jasa, atau materi lainnya yang dikonversi dengan nilai uang. Serangan fajar ini juga  menjadi topik menarik dalam bahasan diskusi kecil di tengah masyarakat pasca pemilu. Kata “transaksional” menjadi kata kunci dalam pembahasan uang receh tersebut.

Mendapatkan uang di saat pemilu menjadi seni tersendiri bagi sebagian masyarakat. Sekelompok orang menerima uang karena merasa menjadi besti sehingga membantu untuk mendapat suara dengan memberikan imbalan berupa sejumlah uang/barang yang dibagikan, ada juga yang hanya karena iseng belum memiliki kegiatan sehingga menerima tawaran yang dijanjikan dengan membantu ini dan itu. Ada yang paling lucu disampaikan bahwa pemberian uang dari orang yang tidak dikenal dan ketika di bilik suarapun merasa ketakutan mau membuka kartu nama dari sakunya, sehingga mencoblos yang mungkin tidak sesuai dengan yang memberi uang tersebut. Sebagian lagi bercerita bahwa uang yang diterima saat pemilu langsung habis dipakai jalan-jalan, makan-makan dengan teman-teman sesame penerima, bermain bilyard, dll.,Sebuah fenomena yang cukup menarik dibahas bincang dalam kajian ekonomi.

Uang receh yang dibagikan sebagai serangan fajar merupakan sebuah tradisi memberi uang menjelang pemungutan suara dengan tujuan untuk meraup suara yang praktik sasarannya adalah masyarakat berpenghasilan rendah. Range nominal pemberian yang bervariasi nilainya ternyata tidak berdampak signifikan atas peningkatan perekonomian masyarakat, bahkan juga memicu dampak negatif bagi pembangunan ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari pengakuan sebagian masyarakat yang telah menerima uang serangan fajar itu langsung habis pakai untuk hal yang justru tidak ada bekas manfaatnya. Terlebih penerimaan itu juga tidak berimbas langsung untuk menentukan pilihan yang memberi. Sementara pemberian itu dapat juga mengakibatkan adanya ketergantungan sebagian masyarakat untuk menunggu pemberian yang sifatnya tidak pasti, dan sebagai pemicu kerusuhan saat sang pemberi uang tidak mendapatkan suara seperti yang diinginkan. Lalu, bagaimana pemberian uang receh mampu memberikan dampak peningkatan ekonomi?

Keberlanjutan merupakan kata kunci dalam semua lini kehidupan. Degradasi moral mulai marak terjadi di masyarakat. Moral dan norma yang menjadi pedoman, baik bagi suatu individu maupun suatu kelompok dalam mengatur tindakan dan perilaku telah tercabik oleh oknum pelaku pembagi uang receh saat pemilu. Indonesia yang telah lama dikenal dengan negara ramah, nerimo ing pandum, dan bermoral menjadi pilu dirasa, lalu bagaimana mengembalikannya? Apa yang seharusnya dilakukan untuk mengembalikan perilaku baik, percaya pada kemampuan diri tanpa memberi suap, serta menjaga stabilitas kehidupan berkelanjutan yang damai dan sejahtera, ekonomi berkecukupan? …

PR bersama kita, mulai dari diri sendiri, membuat rencana yang baik, melakukan dengan baik, dan menyajikan yang terbaik untuk khidmah negeri lebih baik. Literasi pendidikan ekonomi syariah, bersama kita bisa. Semoga.