Berita

UINSA Newsroom, Kamis (10/10/2024); Rumah Publikasi UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya menggelar kegiatan, ‘Pendampingan Akreditasi Jurnal Bereputasi Internasional’ pada Kamis, 10 Oktober 2024. Kegiatan ini dihadiri para pengelola jurnal dari berbagai disiplin ilmu di lingkungan UINSA Surabaya.

Acara ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai strategi dan proses akreditasi jurnal internasional. Termasuk membekali para pengelola jurnal dengan pengetahuan yang relevan untuk meningkatkan reputasi dan mutu jurnal yang mereka kelola.

Kegiatan ini dibuka secara resmi Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan, Prof. Dr. H. Ali Mudlofir, M.Ag. Dalam sambutannya, Prof. Ali Mudlofir menekankan pentingnya kolaborasi antara para pengelola jurnal dengan para akademisi dan peneliti guna memperkuat posisi jurnal ilmiah di Indonesia di tingkat global.

“Yang hadir disini dianggap sebagai Kopassus, ring satu untuk scopus. Orang yang mengelola jurnal harus gila dulu agar bisa terindeks Scopus,” ujar Prof. Ali Mudlofir. Ia juga mendoakan semoga pendampingan tersebut menambah bekal pengetahuan semua peserta.

“Harus mengetahui jurus jurus yang perlu agar jurnal bisa lolos Scopus/akreditasi, sebagaimana diakreditasi BAN-PT ada nilai akumulatif dan syarat perlu, jika syarat perlunya tidak terpenuhi maka nilai tidak bisa unggul,” imbuh Prof. Ali Mudlofir.

Sementara itu, Ketua Rumah Publikasi, Prof. Dr. Nurlailatul Musyafaah, Lc., M.Ag. menyampaikan bahwa acara ini diadakan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan jurnal di UINSA dan lebih banyak lagi yang terindeks Scopus. Acara ini mengundang 15 pengelola jurnal UINSA dari Sinta 2 dan 3.

Acara yang berlangsung di lantai 2, Mall Publikasi ini menghadirkan dua narasumber utama yang sudah berpengalaman dalam dunia publikasi ilmiah, yaitu Prof. Muhammad Zamzami, Editor in Chief Teosofi, dan Dr. Muhammad Anas Maarif, Editor in Chief Nazruna. Kedua narasumber ini membagikan berbagai tips dan trik penting dalam meningkatkan kualitas artikel, proses editorial, serta manajemen jurnal agar dapat memenuhi standar akreditasi internasional.

Jurnal yang terindeks Scopus menurutnya banyak yang tidak bertahan. “Jurnal yang mengelola tujuh artikel saja sudah berat apalagi lebih dari itu. Jadi yang terpenting adalah mempertahankan kualitas jurnal dari peer review, proses review dan kualitas artikel,” Walau begitu menurutnya, Scopus bisa jadi lebih mudah daripada submit jurnal di Arjuna. Secara singkat ia menyebut Ada 12 poin yang disasar CSAB (dean penilai di scopus).

Muhammad Anas Maarif menjelaskan lebih lanjut tentang review atas dua jurnal terakreditasi sinta 2 yang dimiliki UINSA Surabaya, Islamica, dan Religio. Menurut Anas, ada beberapa hal yang harus dibenahi kedua jurnal yang direview agar dapat terindex scopus. Ia banyak bercerita tentang best practice Nazruna mulai dari ditolak dan diembargo selama dua tahun hinga diterima pada tahun 2023.

Acara pendampingan ini diikuti para pengelola jurnal dari berbagai fakultas dan disiplin ilmu di UINSA Surabaya. Diantaranya, Pengelola Religio: Jurnal Studi Agama-agama, Pengelola Mutawatir: Jurnal Keilmuan Tafsir Hadith, Pengelola Islamica: Jurnal Studi Keislaman, Pengelola Al-Hukama, Pengelola Al-Daulah, Pengelola Jurnal Pendidikan Agama Islam, Pengelola EMARA Indonesian Journal of Architecture, dan beberapa jurnal lain yang ada di lingkungan UINSA Surabaya.

Kegiatan ini diharapkan mampu membantu para pengelola jurnal untuk lebih memahami standar-standar yang diperlukan dalam akreditasi internasional. Sekaligus meningkatkan visibilitas jurnal-jurnal yang dikelola UINSA Surabaya di kancah akademik global.

Reportase: Rumah Publikasi
Redaktur: Nur Hayati
Desain Foto: MN. Cahaya