Tuesday, 13 December 2022
Saya selalu percaya bahwa Tuhan tidak akan pernah lupa pada janjiNya. Satu hari, ketika saya merasa dunia berpihak pada saya, datanglah rencana Tuhan yang indah, lebih indah dari apa yang pernah saya bayangkan. Hari yang mengantarkan mimpi.
Hari itu datang pada saat liburan perkuliahan Idul Adha. Dosen pembimbing perkuliahan saya, yang kebetulan rumahnya tidak jauh dari rumah saya di Kota Lamongan, datang memberi kabar tentang program student exchange ke Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM). Saya tidak punya banyak pengalaman, saya tidak berasal dari keluarga berada, tidak juga mahasiswa yang aktif dalam organisasi. Tapi saya yakin, bahwa sebuah tekad dan keyakinan akan membuahkan keberhasilan di masa depan. Kekuatan doa adalah pondasi untuk mendukung keberhasilan.
Karena program student exchange itu bertempat di Malaysia, tempat yang cukup jauh, saya harus memastikan kedua orangtua untuk mengizinkan saya mengikuti program tersebut. Dugaan saya benar, ibu saya tidak mengizinkan saya pergi dalam waktu yang cukup lama. Mereka belum pernah melepaskan anak mereka dalam waktu yang cukup lama ke negeri orang. Dengan hati yang tulus, saya meminta restu dan izin mereka: karena tanpa restu orangtua saya tidak mungkin bisa berangkat dan belajar dengan tenang.
Saya berusaha meyakinkan mereka bahwa student exchange itu penting buat pendidikan saya. Saya harus pulang pergi dari kos di Surabaya ke rumah di Lamongan hampir setiap minggu. Perjuangan saya tidak sia-sia: mereka luluh melihat tekad dan keinginan anaknya. Saya sempat pasrah dan hampir menyerah, namun ada teman yang selalu membangkitkan semangat saya untuk mengikuti program ini.
Bersama sepuluh mahasiswa lainnya saya mempersiapkan keberangkatan. Pada awalnya saya berusaha mengurus semua berkas-berkas sendiri tanpa meminta bantuan keluarga. Saya tidak mau merepotkan mereka. Tapi pada akhirnya saya sadar bahwa saya tidak bisa melakukannya sendiri: saya minta bantuan teman untuk menemani urus berkas keberangkatan, pulang pergi Lamongan-Surabaya. Saya berhasil merampungkan pendaftaran, melewati tes wawancara, tes nilai kuliah, dan semua tahapan dengan baik.
Waktu dua bulan tidaklah cukup untuk mengurus berkas-berkas ke Malaysia. Visa membutuhkan waktu hampir tiga bulan untuk keluar. Perkuliahan di Universiti Kebangsaan Malaysia sudah mulai, namun visa kita semua belum keluar. Memasuki 1 bulan pembelajaran di UKM, baru empat orang yang visanya keluar. Satu minggu kemudian disusul visa untuk lima orang, dan satu orang menyusul kemudian karena beberapa kendala.
Saya masuk dalam rombongan lima orang yang berangkat di kloter kedua. Pada hari rabu, 16 November 2022, kami berangkat dari Bandara Juanda pukul 08.30 dan tiba di International Airport Malaysia pukul 12.10 siang. (Bersambung di bagian dua.)
*Mahasiswi Semester 5 Prodi Studi Agama-Agama FUF UINSA