Berita

PBA 26/09/24 – Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya menyelenggarakan seremoni yang tidak biasa. Gedung KH. Syaifuddin Zuhri atau biasa disebut Sport Center dipenuhi sejumlah mahasiswa dan tamu undangan dalam rangka menyaksikan penganugerahan Gelar Kehormatan Honoris Causa kepada KH. Mohammad Naser dan KH. Zulfa Mustofa. Gelar ini diberikan tidak karena mengkuti dan lulus pada suatu bidang, namun kontribusi besar yang sudah beliau berdua berikan terhadap pengetahuan khususnya kebahasaaraban.Bidang-bidang kebahasaaraban yang dicapai merupakan bidang yang berbeda.

Kontribusi KH. Mohammad Naser terhadap kebahasaaraban ialah tentang thuruq fi ta’lim al lughoh atau metode pembelajaran bahasa yang beliau implementasikan di Madrasatulalsun. “Secara kronologisnya, madrasatul alsun dimulai dengan 3 tahap, yaitu pengenalan, perluasan, dan pendalaman.” Tuturnya. Menurut beliau, Madrasatulalsun memanfaatkan nuansa humanistik yaitu dengan total physical respons atau dalam bahasa arab disebut dengan al istijabah al kulliyah al jasadiyyah. Sehingga sangat relevan dengan gaya belajar kinestetik yaitu dengan menunjuk benda-benda disekitarnya, sambungnya.Berbeda dengan KH. Zulfa Mustofa, beliau mendapatkan penganugerahan gelar ini ialah sebab keahliannya pada kebahasaaraban di bidang kesusastraan arab. Telah banyak karya syair yang beliau ciptakan baik dalam memahami nahwu dan shorof atau bahkan membahas sejarah tokoh-tokoh islam di Nusantara. Namun fokus beliau pada syair-syairnya adalah bagaimana syair dapat menanamkan pendidikan karakter dengan menyentuh manusia dengan hal yang berhubungan dengan rasa atau bersifat afektif dan seni. “Dalam kitab mu’tamar ilal mu’tamar, saya menemukan syair Mbah KH. Hasyim Asy’ari ingin menanamkan pendidikan karakter dengan menghormati para pendahulu kita” tuturnya.Prof. Akhmad Muzakki yang tak lain adalah Rektor UINSA juga turut memberi sambutan berkaitan dengan turut berbahagia dengan seremoni ini. Dengan dianugerahinya gelar ini kepada 2 kyai, sehingga beliau mengatakan memang UINSA tidak bisa jauh dari kyai dan pesantren. Karena dari sisi historisnya, UINSA berdiri karena hibah dari para kyai baik dari pengetahuannya maupun materialnya. “Mungkin dengan penganugerahan gelar kehormatan ini, UINSA berencana mendirikan program doktoral untuk Pendidikan Bahasa Arab dan program magister untuk Bahasa dan Sastra arab. Tentunya dengan dibimbing oleh beliau berdua ini”Acara ini di hadiri pula oleh banyak pejabat publik dalam perayaannya. Hadir Sekjen Kementrian Agama, Prof. Dr. Ali Ramdhani juga Gubernur Provinsi Jawa Timur, Ibu Khofifah Indar Parawansa. Hadir pula tokoh-tokoh PBNU demi menyaksikan seremoni ini juga beberapa diantaranya menyampaikan sambutan turut bersukacitanya atas penganugerahan gelar kehormatan ini.Tidak kalah menakjubkan, di pengujung acara KH. D. Zawawi Imron menggaungkan potongan puisinya yang berjudul “Ibu” dan “Tanah Air” juga sebaris sajak puisinya yang berjudul “Telur” yang menyadarkan kita sebagai kaum intelektualis yang mestinya melakukan atas apa yang kita janjikan. Diakhiri dendang Paduan Suara Mahasiswa UINSA yang merdu membawakan syair yang khusus diberikan untuk UINSA dari KH. Zulfa Mustofa.