Berita

Pada artikel kali ini, kita akan mencoba berkenalan dengan sosok yang sangat menginspirasi bagi kita semua, khususnya bagi kalangan mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya. Sosok tersebut bernama Nur Maliyah Nisa Mardiyah yang kerap disapa Nisa oleh teman-temannya di kampus. Gadis asal Kudus ini merupakan mahasiswi FUF prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) angkatan ‘21. Ia menjadi salah satu mahasiswa yang berhasil lolos seleksi Student Exchange ke Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) pada tahun 2024 ini dan rencananya akan berangkat pada pertengahan bulan Maret. Impiannya selama ini untuk bisa kuliah di luar negeri akhirnya bisa tercapai juga. Keinginannya tersebut sudah didambakannya sejak lulus Aliyah dan alhamdulillah dapat terwujud ketika memasuki dunia perkuliahan. Impian ini bukan satu-satunya yang berhasil terwujud. Beberapa impiannya yang lain juga berhasil ia wujudkan, salah satunya yaitu menjuarai lomba Karya Tulis Ilmiah (KTI).

Memang mahasiswi yang satu ini mempunyai basic dalam bidang kepenulisan. Hal ini terbukti sejak duduk di bangku MI, Nisa sangat aktif menulis cerpen. Diawali dari kegemarannya membaca cerpen Kecil-Kecil Punya Karya (KKPK), ia mulai termotivasi untuk terjun ke dunia kepenulisan, walaupun hanya menulis beberapa cerpen saja, belum sampai pada tingkat karya tulis ilmiah. Ketika menginjak Aliyah kelas 11, barulah ia mencoba untuk menulis karya ilmiah. Di sekolahnya tersebut, MAN 2 Kudus, merupakan MAN yang berbasis riset (penelitian). Sejumlah jurusan di dalamnya, seperti jurusan IPA dan IPS terbilang unggul di bidang riset. Sementara di jurusan yang dipilih Nisa, jurusan keagamaan, riset dipandang sebelah mata dan bahkan sangat direndahkan oleh pihak sekolah. Dari sinilah ia mempunyai tekad untuk mencoba menulis karya ilmiah. “Aku itu gemes gitu lo jurusanku direndahkan. Aku ingin membuktikan bahwa anak jurusan keagamaan itu juga bisa riset, nggak kalah sama anak jurusan IPA dan IPS.” Ujarnya ketika diwawancari via whatsapp pada Sabtu (17/2). Selain itu, ia juga memiliki moto yang membuat dia selalu optimis dalam setiap hal. Motonya yaitu “Jangan takut mencoba hal baru, karena siapa tahu dengan itu kamu menemukan kemampuan terpendam yang ada dalam dirimu”.

Keberaniannya dalam menulis karya ilmiah, ia buktikan dengan mengikuti beberapa lomba kepenulisan. Lomba yang pertama kali diikutinya yaitu Lomba Karya Tulis Remaja Indonesia (LKIR). Namun di lomba tersebut, ia tidak berhasil lolos ke tahap selanjutnya. Akan tetapi, ia masih tetap semangat untuk mencoba lomba KTI lainnya dan tidak ada kata pantang menyerah di dalam dirinya. Terlihat ketika mengikuti lomba KTI untuk kedua kalinya yang diselenggarakan oleh Kemenag, yaitu Kompetisi Penelitian Siswa Indonesia (KOPSI), Nisa berhasil lolos sampai pada tahap semi finalis. Dan hal ini tidak membuatnya merasa puas, karena ia belum bisa menjadi pemenang di setiap lomba KTI yang ia ikuti selama masa Aliyah ini. “Dari sini ada rasa kesal kenapa kok nggak menang-menang”, ungkapnya. Rasa kekesalannya pun ia lampiaskan dengan terus mengikuti lomba KTI lainnya yang selanjutnya ia ikuti ketika sudah menjadi mahasiswa. Salah satunya yaitu lomba KTI tingkat internasional yang diselenggarakan oleh lembaga Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Hadramaut, Yaman. Dalam lomba yang satu ini, Nisa berhasil menduduki peringkat pertama dan mendapatkan sertifikat serta uang senilai empat juta rupiah. Baru dari sini ia merasa puas karena impiannya untuk menjuarai lomba KTI telah terwujud. “Lomba KTI internasional ini yang paling berkesan di antara lomba-lomba KTI lainnya”, ucapnya. Keberhasilannya tersebut ia raih pada 2021.

Tidak berhenti sampai di lomba itu saja. Nisa yang mengambil jurusan IAT, mencoba untuk mengikuti lomba KTI yang berbasis qur’ani. Lomba Karya Tulis Ilmiah Qur’an (LKTIQ) yang ia ikuti berhasil tembus sampai lima belas besar. Selain mengikuti lomba-lomba kepenulisan, ia juga ingin mendedikasikan ilmunya tentang kepenulisan kepada teman-temannya yang berada di lingkungan kampus. Keinginannya tersebut ia wujudkan dengan mengikuti ajang Gus Ning IAT pada tahun 2023. Dan alhamdulilah ia berhasil terpilih menjadi Ning IAT kategori penulis terbaik. “Sebagai Ning IAT, aku punya tanggung jawab untuk membersamai teman-teman dalam hal kepenulisan”, ujarnya. Dedikasinya tersebut ia buktikan dengan menjadi mentor di Lembaga Pers Mahasiswa Forma (LPM Forma) di bidang KTI. Di samping itu, ia juga menjadi tim redaksi di lembaga yang sama. Ia juga aktif berorganisasi. Terlihat ketika  bergabung di UKM Unit Kegiatan Pengembangan Intelektual (UKPI), ia menjabat sebagai bendahara umum periode 2022/2023. Dedikasi yang ia lakukan tidak hanya untuk berbagi ilmu saja, tetapi juga sebagai ladang ilmu bagi dirinya.

Selanjutnya pada 2024, ia mendaftarkan diri untuk mengikuti salah satu skema MBKM, yaitu program student exchange ke UKM Malaysia. Salah satu persyaratan program tersebut adalah mengirimkan karya ilmiah yang pernah ditulisnya. Dan ini tidak sulit bagi seorang penulis seperti Nisa yang mempunyai beribu pengalaman di bidang kepenulisan. Dan akhirnya ia menjadi salah satu dari ketiga mahasiswi IAT yang lolos seleksi student exchange pada tahun ini.

Di akhir wawancara, Nisa mengungkapkan harapannya bagi mahasiswa UINSA, khususnya mahasiswa FUF agar lebih giat lagi dalam menulis. “Mahasiswa lebih semangat lagi dalam berinisiatif dan berkreatif untuk ide yang unik saat menulis, sehingga  dapat dikenal dengan tulisannya yang berakreditasi”, ungkapnya. ( Nadya Sa’adatur Rohmah – Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat)