MERAYAKAN KEUNGGULAN*
(Dr. phil. Khoirun Niam, Dekan Fakultas Psikologi dan Kesehatan UINSA)
*Paparan ini disampaikan pada kesempatan Apel Pagi, Senin, 29 Januari 2024 di Kampus UINSA Gunung Anyar Surabaya
***
Tanggal 23 Januari 2024 UIN Sunan Ampel Surabaya mendapatkan predikat AKREDITASI UNGGUL, hasil dari proses akreditasi melalui skema ISK yang dipilih UIN Sunan Ampel Surabaya yang diajukan ke Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BANPT). Capaian akreditasi institusi yang patut dirayakan.
Salah satu cara merayakannya adalah dengan mensyukuri dan memahami apa sebenarnya makna unggul itu, agar substansinya dimengerti dan capaiannya dapat dipertahankan.
Sebagai kata sifat, unggul itu memiliki sinonim istimewa, baik sekali, bermutu, ulung, dan utama. Ungkapan yang mendekati kata ini, dalam kebiasaan pengucapan sehari-hari di berbagai sektor dan strata kata ada yang menyebut sebagai terkenal, terkemuka, ternama. Suatu kondisi yang menunjukkan bahwa ia melebihi, mengungguli, melampaui yang lain, sehingga berada pada posisi utama, perdana, terbaik, terpenting akhirnya secara kuantitatif struktural berada pada urutan nomor satu.
Tidak mudah memang untuk berada pada posisi unggul. Harus ada upaya serius untuk dapat mencapainya. Berada pada posisi unggul harus dilakukan dengan cara yang tidak biasa-biasa saja. Tidak boleh hanya dengan prinsip business as usual. Apa yang dilakukan oleh Tim LPM UINSA yang dikomandani oleh Dr. Ali Mustofa merupakan kerja sistemik luar biasa yang perlu diapresiasi.
Memang ada yang mempunyai keunggulan tanpa harus usaha. Hal ini terkait dengan keunggulan yang diwariskan. Orang ganteng, cantik mendapatkan predikat ini karena faktor keturunan. Potensi yang bersifat thabiiyyah, tapi kegantengan, kecantikan itu perlu untuk dirawat agar tidak berkurang kualitas dan kadarnya. Karena orang yang mempunyai potensi bawaan ganteng dan cantik itu banyak jumlahnya, maka diperlukan upaya agar secara kualitas melebihi dan melampaui yang lain.
Unggul itu mempunyai banyak perspektif, ukuran dan standarnya. Unggul itu tidak berwajah tunggal, tetapi mempunyai multivariate ukuran dan standar. Sehingga masing-masing memiliki ukuran dan definisi serta kadar untuk menentukan keunggulan. Penggunaannya, tentu menyesuaikan dengan konteks ukuran dan standar yang dipakai. Dalam hal keunggulan perguruan tinggi di Indonesia, maka ukuran dan rambu-rambu yang ditetapkan BANPT-lah yang digunakan.
Agar seseorang menjadi unggul, dalam tradisi Islam diberikan petunjuk untuk melakukan kerja kerja fungsional, khairun al-nas anfa’uhum li al-nas sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia yang lain. Hal ini sejalan dengan aliran fungsionalisme (Talcott Parson) dalam tradisi sosiologi, yang dirinci lagi dalam konteks fungsionalisme struktural. Adagium khairun al-nas anfa’uhum li al-nas yang bersumber dari hadis ini sempat bertengger di kawasan Blok M kampus UINSA A. Yani beberapa tahun. Namun subtansi isi pesan dan nilainya tak akan pernah lekang dari lubuk hati civitas akademika UINSA (semoga).
Kampus memang harus memiliki adagium yang dituliskan secara tegas untuk menunjukkan kekhasan dan keunggulannya. Dalam konteks material konfiguratif, bukan dalam ranah tagline digital, tulisan di gerbang dapat menjadi pilihan. Di University of Melbourne misalnya, sempat di pintu gerbangnya dituliskan adagium “The evolution start here”, namun saat ini tulisan tersebut sudah tidak ada lagi. Sementara di Humbold Universitaet zu Berlin terdapat adagium “Die Philosopen haben die Welt verschieden interpritiert, aber das haengt darauf an sie zu veraendern” (para filosof memiliki perbedaan dalam menginterpretasi dunia, namun tergantung pada merekalah perubahan akan terjadi).
Secara kodrati, Tuhan menciptakan makhluk dengan keanekaragaman dan kekhasannya. Tidak ada yang memiliki kesamaan 100 persen. Dari sinilah kita perlu mensyukuri perbedaan dan memosisikan keunggulan itu dengan menjadikan perbedaan dan kekhasan sebagai modal potensial. Dengan demikian, tidak perlu rendah diri dengan keunggulan yang lain, karena kekhasan yang dimiliki akan menjadi keunggulan ketika disandingkan dengan yang lain.
Implementasi dalam konteks karya akademik filosofi kodrat Tuhan diatas adalah karya ilmiah yang unggul adalah karya yang mempunyai distingsi, kekhasan, sehingga terdapat sisi kebaruan yang ditampilkan dan dari sini jelaslah kontribusinya pada bidang ilmu yang dilingkupi dan menjadi skop bahasannya. Dalam tradisi perjurnalan, artikel yang unggul itu adalah yang mempunyai distingsi, kontribusi, dan novelty. Parameter substantif yang harus diejawantahkan dalam keseluruhan batang tubuh artikel dengan menggunakan sistematika dan sajian bahasa yang baik. Karena dalam perkembangannya terdapat banyak jurnal yang unggul secara kualitas, maka dilakukanlah indeksasi dan perangkingan. Schimago Journal Ranking adalah salah satu yang melakukan perangkingan mutu dan keunggulan jurnal.
Di era teknologi informasi sekarang ini, salah satu cara merayakan keunggulan adalah dengan memviralkan capaian keunggulan dalam berbagai platform media sosial. Untuk menambah nilai tawar, memang cara yang dapat dibilang “sombong” ini perlu dilakukan. Namun begitu, sivitas akademika UINSA tidak boleh lengah dengan capaian ini. Ada kewajiban untuk dapat mempertahankan bahkan meningkatkan secara kuantitatif nilai keunggulan yang dicapai. Masing-masing unit dan bagian memerankan dan memfungsikan diri sesuai tugas pokok dan fungsinya, dibawah satu komando menuju Visi UINSA “Menjadi universitas Islam yang unggul dan kompetitif bertaraf internasional.”