Artikel

Di tengah keragaman agama dan kepercayaan, terdapat kemungkinan besar untuk menciptakan ruang dialog, saling pengertian, dan kolaborasi. Inilah yang terjadi melalui sebuah inisiatif yang hebat melalui acara Trustbuilding Program Camp Batch 4 yang diselenggarakan oleh Initiatives of Changes (IofC) Indonesia, 8-10 Maret di Yogyakarta, menjadi perwujudan konkret dari semangat keberagaman yang harmonis dan pembangunan diri yang inklusif. Suatu pengalaman yang sangat berharga ketika saya bisa terpilih menjadi satu dari 20 peserta kegiatan yang sangat sesuai dengan concern saya sebagai mahasiswa prodi Studi Agama-Agama ini.

Trustbuilding Camp Program Batch 4 adalah sebuah kegiatan yang dirancang khusus untuk menjadi ruang aman bagi anak-anak muda, agar saling terhubung satu sama lain dan saling berbagi cerita serta berdialog dengan prinsip-prinsip saling menghargai dan membangun kepercayaan. Acara ini hadir sebagai ruang perjumpaan pemimpin muda dari berbagai latar belakang agama untuk saling jujur melihat masa lalu dan memulihkannya sebagai bekal menorehkan sejarah baru. Rangkaian kegiatan ini meliputi inner-listening, menjadi pemimpin yang otentik, memulihkan sejarah masa lalu, jujur dalam berdialog, mengatasi konflik dan bekerja dalam tim.


Sesi opening dan doa lintas iman. (Sumber: dokumentasi pribadi)

Aktivitas dalam Trustbuilding Program Camp Batch 4 ini salah satunya ada yang disebut Quist Time/Refleksi. Sesi ini dirancang agar peserta mendapatkan kedamaian dari dalam (inner peace) dengan cara membangun koneksi antara diri dengan pikiran dan perasaan. Sesi yang kedua yaitu Family Group. Sesi ini dirancang untuk mengikat dan menjalin hubungan antara peserta dengan lebih dalam dan memberikan kesempatan untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya yang tidak bisa mereka ungkapkan, dengan harapan dapat menjadi ruang aman dan terpercaya untuk berbagi pengalaman hidup.

Dalam kegiatan ini, ada beberapa kegiatan yang terkesan unik dan menjunjung toleransi antar umat beragama, terutama antar pemuda muslim dan pemuda kristiani dari aliran advent. Sesi Scriptural Reasoning adalah sesi kegiatan yang jarang ditemui. Sesi ini dilakukan di pagi hari dengan model pembacaan dua kitab suci yaitu Alkitab dan Al-Qur’an. Peserta diajak untuk membaca dan mentafsirkan kitab suci masing-masing. Dalam hal ini pembahasan yang diambil memiliki makna yang hampir sama, dan peserta digiring untuk melihat dan mendalami makna kedua ayat kitab suci yang diberikan.


Sesi action plan. (Sumber: dokumentasi pribadi)

Dengan demikian, melalui kegiatan ini, kesadaran akan pentingnya toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan keyakinan terus meningkat. Pemuda belajar untuk melihat keberagaman sebagai kekayaan yang memperkaya masyarakat, bukan sebagai sumber konflik. Kegiatan Trustbuilding Program Camp Batch 4 ini dapat menjadi contoh inspiratif tentang bagaimana kolaborasi dan dialog dapat memperkuat keterbukaan dan toleransi, serta menjadi jembatan untuk memperkuat diri sendiri sebagai keniscayaan menjadi manusia yang sempurna. (Zakiatul Kamilia – Mahasiswa Prodi Studi Agama-Agama FUF UINSA)